Dedi Mulyadi dan pendampingnya, Erwan Setiawan akan mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur untuk Pilkada Jabar 2024.
Sebagai seorang politikus, Dedi Mulyadi piawai dalam memanfaatkan media sosial yang membuat namanya semakin populer. Indonesia Indicator bahkan menobatkan Dedi Mulyadi ke dalam 10 tokoh politik Indonesia paling berpengaruh di media sosial.
Sebagai kader Gerindra, pada Pileg 2024, Dedi Mulyadi terpilih sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jabar VII meliputi Kabupaten Purwakarta, Karawang, dan Bekasi, dengan suara terbanyak 375.678 suara di dapil tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut sekilas profil tentang Dedi Mulyadi seperti dirangkum detikJabar :
Tanah Kelahiran
Dedi Mulyadi lahir di Kabupaten Subang, Jawa Barat pada 11 April 1971. Ayahnya Sahlin Ahmad Suryana merupakan pensiunan Tentara Prajurit Kader yang berkiprah sampai usia 28 tahun saja, sementara ibunya, Karsiti meski tak pernah sekolah, dia pernah menjadi aktivis Palang Merah Indonesia.
Dedi adalah anak bungsu dari 9 bersaudara. Semasa remaja, dia sering terlibat membantu orang tuanya mengolah sawah, mencangkul, hingga tanam mundur (tandur) padi.
Sawah, padi, dan lumpur tempat tanaman itu tumbuh sangat lekat dengan Dedi Mulyadi. Dan itu menjadi landasan utama mengapa dia hingga kini begitu lekat dengan kebudayaan Sunda. Padi adalah bagian dari Sunda. Orang Sunda tidak hidup tanpa padi.
Mulai Menjadi Aktivis
Namanya anak petani, tak ada biaya besar untuk masuk perguruan tinggi negeri, meski nama Dedi Mulyadi sudah dinyatakan lolos untuk berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran di Bandung.
Dengan kondisi ketidak cukupan biaya itu, Dedi akhirnya berkuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Purnawarman di Kabupaten Purwakarta.
Di tempat itu, dia mulai aktif baik di Senat Mahasiswa maupun di dalam organisasi ekstra, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Pada tahun 1994, Dedi Mulyadi ditahbiskan sebagai Ketua HMI Cabang Purwakarta.
Aktivismenya tidak kendur. Dia aktif juga di organisasi buruh, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) dan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), masing-masing pada 1997 dan 1998.
Dedi lulus kuliah tahun 1999, namun setahun sebelum lulus, dia menikah dengan Sri Muliawati yang kemudian meninggal dunia ketika anak mereka Maulana Akbar Ahmad Habibie berumur 3 bulan.
Pria bertubuh ramping itu pada gilirannya menikah dengan Anne Ratna Mustika, mantan Mojang Purwakarta yang kini menjabat sebagai Bupati Purwakarta. Keduanya menjalin rumah tangga dari tahun 2003 hingga tahun 2023.
Mulai Berkarier Politik
Aktivisme yang disenangi Dedi di masa mudanya ini kemudian membawanya menjadi legislator. Tahun 1999-2004, Dedi lewat partai Golkar terpilih sebagai Anggota DPRD Purwakarta. Namun, masa kerja itu tak selesai.
Dedi ditarik untuk mendampingi Lily Hambali pada Pilkada 2003. Keduanya terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Purwakarta untuk periode 2003-2008.
![]() |
Partai Golkar semakin percaya kepada Dedi. Dia lalu diangkat sebagai Ketua DPD Golkar Purwakarta untuk masa kepemimpinan 2004-2007.
Pada Pilkada 2008 di Purwakarta, Dedi mencalonkan diri menjadi bupati dan menang. Ketika itu, dia berpasangan dengan Dudung B Supardi.
Usai masa jabatan 2008-2013, Dedi kembali mencalonkan diri sebagai petahana bersama wakilnya, Koswara untuk Pilkada 2013. Dia menang lagi dan kembali memimpin Purwakarta untuk periode 2013-2018.
Perjalanan karier politiknya semakin moncer ketika dia terpilih secara aklamasi menjadi Ketua DPD Golkar Jawa Barat pada 2016. Dia menggantikan Yance atau Irianto Mahfud Sidik Syafiuddin yang ketika itu tersandung dugaan korupsi lahan.
Dedi Mulyadi pernah nyalon Gubernur Jabar pada 2018 berpasangan dengan Deddy Mizwar, namun pasangan ini kalah. Dedi kemudian nyaleg pada 2019 dan menang.
Pada 2023, Dedi Mulyadi mengakhiri hubungannya dengan Partai Golkar. Dia kemudian bergabung dengan Partai Gerindra hingga kini.
Dedi yang kini berstatus sebagai Anggota DPR RI itu akan kembali maju pada Pilkada Jabar 2024 berpasangan dengan Erwan Setiawan mantan Bupati Sumedang 2018-2023 sekaligus anak sulung Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar.
Dedi Mulyadi dan Sunda
Dedi lekat dengan kebudayaan Sunda. Di antara ciri kebudayaan yang dia tampilkan adalah pakaian. Dia ke manapun seringkali tampil dengan memakai iket, atau ikat kepala. Iket yang dia gunakan dominan berwarna putih.
Saat menjabat Bupati Purwakarta, banyak kebijakan-kebijakan yang dia terapkan berkaitan dengan pakaian adat Sunda, Misalnya, pakaian adat Sunda wajib dipakai di sekolah dan perkantoran minimal dua kali dalam sepekan.
![]() |
Bukan sebatas penampilan, Dedi Mulyadi juga sering bicara tentang Kasundaan dengan sangat mendalam. Pendalamannya terhadap basis budaya masyarakat Jawa Barat sangat kuat, dan itu yang selalu menjadi landasannya dalam membuat kebijakan.
Dalam banyak video yang viral, Dedi Mulyadi sering kali membela alam untuk tidak rusak akibat pembangunan yang serampangan. Dia misalnya membela hutan bambu dari kerusakan, yang di Sunda bambu disebut awi atau Aji Wiwitan (mantra pertama).
Selain lantang bicara tentang Alam Sunda, Dedi juga piawai melayangkan argumennya dalam tulisan. Sejumlah buku telah dia tulis, di antaranya yang berjudul "Ciri Sabumi Cara Sadesa".
(yum/yum)