Jollibee dikenal sebagai raja fast food asal Filipina yang bahkan mampu mengungguli McDonald's di negara asalnya. Kesuksesan brand ini tidak datang begitu saja, melainkan berawal dari perjalanan panjang dan strategi bisnis yang cermat.
Menariknya, Jollibee tidak langsung hadir sebagai restoran cepat saji. Tony Tan Caktiong, sang pendiri, memulai usahanya dari sebuah gerai es krim kecil di Manila pada tahun 1975. Saat itu, ia baru berusia 22 tahun dan menggunakan tabungan keluarganya sebagai modal awal.
Namun, bisnis es krimnya mengalami perubahan besar ketika pelanggan mulai meminta makanan yang lebih mengenyangkan. Menyadari peluang tersebut, Tony mulai menawarkan burger dan ayam goreng tepung. Permintaan yang terus meningkat membuatnya membuka gerai resmi Jollibee pertama pada tahun 1978.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Resep Sukses: Rasa yang Akrab dengan Lidah Filipina
Salah satu faktor yang membuat Jollibee begitu dicintai adalah cita rasanya yang dekat dengan selera masyarakat Filipina. Menu andalannya, Chickenjoy, terkenal dengan tekstur luarnya yang renyah serta dagingnya yang juicy.
Selain itu, Jollibee juga menawarkan Jolly Spaghetti-spaghetti dengan saus manis khas Filipina, serta Peach Mango Pie yang menjadi favorit banyak orang. Resep-resep ini dikembangkan oleh saudara perempuan Tony, menjadikannya semakin istimewa di hati pelanggan.
Maskot Jollibee: Simbol Kebahagiaan dan Kerja Keras
Jollibee juga memiliki maskot unik berupa lebah merah dengan blazer dan topi koki. Tony terinspirasi oleh Walt Disney dalam menciptakan maskot ini agar bisa menjalin kedekatan emosional dengan pelanggan. Lebah melambangkan kegembiraan, kerja keras, dan semangat komunitas, nilai-nilai yang sejalan dengan filosofi Jollibee.
Jollibee vs McDonald's: Siapa yang Berjaya di Filipina?
![]() |
Keberhasilan Jollibee semakin terlihat ketika McDonald's mulai memasuki pasar Filipina pada tahun 1980. Alih-alih tersaingi, Jollibee justru tetap menjadi pilihan utama masyarakat Filipina, berkat pemahamannya yang mendalam tentang cita rasa lokal.
Kesuksesan ini juga tak lepas dari latihan bisnis sejak kecil yang didapat Tony dari ayahnya, seorang koki di biara Buddha. Tony pun memiliki prinsip tidak takut membuat kesalahan, karena menurutnya kesalahan adalah bagian dari pembelajaran.
"Kamu harus berbuat kesalahan. Di situlah kamu belajar," ujar Tony dalam wawancara dengan Esquire Philippines seperti dikutip dari detikFood.
Jollibee, dari Filipina ke Seluruh Dunia
Kini, Jollibee telah berkembang menjadi ikon global dengan lebih dari 1.600 gerai di 17 negara, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan Arab Saudi.
Dengan nilai perusahaan yang kini mencapai lebih dari USD 5 miliar (Rp 82,8 triliun), Jollibee bukan hanya bisnis restoran cepat saji-tetapi juga lambang kebanggaan Filipina di kancah internasional.
Artikel ini telah tayang di detikFood
(adr/yum)