Kentang Mustofa: Lauk Praktis yang Jadi Favorit di Bulan Ramadan

Kentang Mustofa: Lauk Praktis yang Jadi Favorit di Bulan Ramadan

Faizal Amiruddin - detikJabar
Sabtu, 08 Mar 2025 10:30 WIB
Kentang Mustofa, camilan Khas Sunda yang renyah dan gurih
Kentang Mustofa, camilan Khas Sunda yang renyah dan gurih (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Kekayaan kuliner khas Sunda seakan tak ada habisnya untuk dibahas. Beragam kreasi makanan sering muncul, terutama saat momentum tertentu seperti bulan Ramadan.

Salah satu hidangan khas yang selalu hadir di bulan suci ini adalah Kentang Mustofa. Masakan ini unik karena bisa berfungsi sebagai lauk pendamping nasi, tetapi juga bisa dinikmati sebagai camilan atau snack.

Kentang Mustofa adalah masakan berbahan dasar irisan kentang yang digoreng kering, kemudian dilumuri bumbu balado. Hidangan ini sering ditemukan dalam perasmanan acara kenduri, biasanya diletakkan sebelum sayur sop.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di bulan Ramadan, permintaan Kentang Mustofa meningkat drastis. Banyak ibu rumah tangga menjadikannya sebagai "penyelamat" saat sahur atau berbuka puasa.

"Maksudnya jadi penyelamat itu karena praktis. Kalau sahur kesiangan, tinggal makan Mustofa dengan ceplok telur atau sayur bening, tetap ada variasi," kata Lusi Nurasyiah (44), warga Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jumat (7/3/2025).

ADVERTISEMENT

Lusi juga menambahkan bahwa Kentang Mustofa terkenal awet dan tahan lama. "Makanan ini bisa bertahan hingga berminggu-minggu, bahkan sebulan. Rasanya khas dan bikin makan jadi lebih lahap," tambahnya.

Hal serupa juga disampaikan Euis Mardiana (60), warga Singaparna, Tasikmalaya. Menurutnya, Kentang Mustofa bukan hanya populer saat Ramadan, tetapi juga sudah menjadi bagian dari budaya kuliner masyarakat Sunda, khususnya Tasikmalaya.

"Kalau ada hajatan, pasti bikin Mustofa. Anak mau pesantren, dibekali Mustofa. Orang pergi haji, bekalnya Mustofa. Kalau kepepet nggak ada lauk, Mustofa solusinya," ujar Euis.

Lonjakan permintaan Kentang Mustofa saat Ramadan juga dibenarkan oleh Ratna (43), seorang perajin Kentang Mustofa dari daerah Cintarasa, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.

"Sejak awal Ramadan hingga Lebaran, permintaan selalu meningkat. Terutama menjelang Lebaran, karena ketupat opor tanpa Mustofa itu rasanya kurang lengkap," kata Ratna.

Saat ini, Ratna mengaku sedang sibuk memproduksi Kentang Mustofa. Secara umum, proses pembuatannya cukup sederhana. Kentang segar dipotong kecil memanjang, kira-kira seukuran batang korek api. Setelah itu, kentang digoreng kering sebelum akhirnya dicampur dengan bumbu cabai merah dan bahan lainnya.

Rahasia utama agar Kentang Mustofa tetap renyah dan tahan lama terletak pada racikan bumbu serta teknik pengolahan.

"Biasanya selama Ramadan hingga Lebaran, kami bisa memproduksi hingga 200 kilogram Mustofa," ungkap Ratna.

Untuk harga, Kentang Mustofa saat ini dibanderol Rp 150 ribu per kilogram. Konsumen juga bisa membeli dalam kemasan kecil 250 gram seharga Rp 37.500.

Kentang Mustofa, camilan Khas Sunda yang renyah dan gurihKentang Mustofa, camilan Khas Sunda yang renyah dan gurih Foto: Faizal Amiruddin

Asal Usul Nama Kentang Mustofa

Terlepas dari kelezatannya, makanan ini juga menarik perhatian karena namanya yang unik. Kata "Mustofa" terdengar seperti nama khas Timur Tengah, sehingga banyak orang mengira masakan ini berasal dari Arab. Namun, Mustofa sebenarnya adalah kreasi kuliner khas masyarakat Sunda.

Dikutip dari berbagai sumber, nama Kentang Mustofa berasal dari nama seorang koki Istana Bogor pada zaman Presiden Soekarno, yang bernama Opo Mustofa.

Konon, Opo Mustofa menciptakan hidangan ini sebagai cara memanfaatkan sisa potongan kentang. Setelah diracik dengan bumbu, ternyata rasanya sangat enak hingga disukai oleh Presiden Soekarno.

Suatu hari, hidangan ini absen dari menu makan Sang Presiden. Karena penasaran, Soekarno bertanya, "Mana Kentang Mustofa?" Sejak saat itu, hidangan ini dikenal dengan nama Kentang Mustofa.




(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads