Restoran Legendaris Ciwidey Bandung Sajikan Pemandangan Alam Apik

Restoran Legendaris Ciwidey Bandung Sajikan Pemandangan Alam Apik

Yuga Hassani - detikJabar
Minggu, 12 Jan 2025 13:05 WIB
Suasana Restoran Sindang Reret Ciwidey
Suasana Restoran Sindang Reret Ciwidey. Foto: Yuga Hassani/detikJabar
Bandung -

Pemandangan alam Ciwidey kerap menjadi pilihan favorit bagi wisatawan dari berbagai daerah. Kawasan wisata tersebut ternyata menyimpan sejarah kuliner yang telah mendunia.

Kuliner yang paling terkenal kaya akan sejarah tersebut adalah Restoran Sindang Reret. Restoran tersebut dikenal dengan masakan Sunda yang memiliki cita rasa yang khas.

Restoran tersebut telah berdiri sejak tahun 1973 silam. Usaha restoran tersebut dirintis atau dibangun oleh mendiang HS Hermawan beserta sang istri Itje Sumartini di daerah Ciwidey, Kabupaten Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Restoran tersebut saat ini telah bertransformasi dengan memiliki gedung yang lebih modern. Namun tetap tidak menghilangkan Sindang Reret Ciwidey sebagai ikon sejarah pelestarian kuliner Sunda di Jawa Barat.

Restoran tersebut tetap menyajikan sensasi makan dengan pemandangan pesawahan Ciwidey. Kemudian terdapat saung sawah yang menyajikan makanan dengan mengedepankan budaya Jawa Barat.

ADVERTISEMENT

"Itu mengapa kami melakukan renovasi yang bertujuan untuk memberikan pengalaman yang lebih nyaman dan modern kepada pengunjung. Namun tetap menjaga suasana yang kental dengan nuansa tradisional Sunda," ujar Direktur Sindang Reret Group, sekaligus anak dari Hermawan dan Itje, Tetti Teriawati, saat ditemui detikJabar, Jumat (10/1/2025).

Tetti menjelaskan Sindang Reret Ciwidey tetap mengutamakan ramah tamah orang sunda. Dengan slogan pelayanan "Someah Hade Ka Semah". Sehingga para pengunjung bisa makan dengan nyaman.

"Budaya sunda yang someah itu tetap kita pertahankan," katanya.

Menurutnya yang paling ciri khas dari restoran tersebut adalah gepuk. Kata dia, cita rasa gepuk menjadi menu andalan yang kerap dipesan para pengunjung.

"Menu andalan Sindang Reret dari dulu adalah Gepuk yang terkenal empuk dan melimpah rasa bumbunya, juga Bakakak Ayam Kampung Karuhun yang di marinasi dengan bumbu khas Sunda, disajikan bakar atau goreng, dilengkapi cimplung & sambal," jelasnya.

"Kita ada juga kasreng, atau rempeyek. Itu bahkan ada orang Jakarta sampai ke sini hanya ingin beli kasreng. Terus karedok juga masih unggulan," tambahnya.

Tetti mengaku masih berpegang teguh atas didikan atau ilmu yang diberikan kedua orang tuanya. Salah satunya adalah tetap mempertahankan kuliner Sunda.

"Mereka selalu berpesan kalau bukan orang Sunda, siapa lagi. Jadi budaya atau kuliner Sunda harus tetap ada. Itu diterapkan kepada saya sebagai anak pertama 'omat harus terus nanjeur'. Jangan sampai kuliner dan budaya Sunda hilang dengan budaya asing," kata Tetti.

Pihaknya menyebutkan rahasia restorannya tetap bertahan adalah dengan tetap melestarikan resep dari sang ibu. Pasalnya dalam dunia kuliner sang ibunya adalah yang menyukai dalam masak memasak.

"Satu memang harus tetap melestarikan. Tekad kita dari bapak ibu dan saya serta keluarga kita komit. Kalau bukan orang Sunda siapa lagi

Restoran tersebut saat ini telah berusia 52 tahun. Dengan berbagai usaha tersebut saat ini telah melahirkan empat cabang restoran dan 2 hotel diantaranya berada di wilayah Ciwidey, Cikole Lembang, Kota Bandung Surapati dan Kabupaten Karawang.

"Seiring dengan perkembangan trend bisnis, Sindang Reret berkomitmen untuk terus melebarkan sayapnya dan berinovasi melalui beberapa bidang bisnis, diantaranya ada Destiny Catering, Kataji Event Organizer, Kamanja Adventure Land dan Krimiku Coffee," pungkasnya.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads