Rasi atau singkatan dari beras singkong yang menjadi makanan utama masyarakat di Kampung Adat Cireundeu, tepatnya kampung yang berada di Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Masyarakat di Kampung Cireundeu tidak menjadikan beras padi sebagai bahan pangan utama, melainkan singkong yang diolah sehingga menjadi granul. Serbuk singkong itulah yang kemudian ditanak menjadi nasi.
Tampilannya tak jauh berbeda dengan nasi yang berasal dari beras padi. Putih, likat, dan cocok disandingkan dengan beragam lauk untuk santapan makan sehari-hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan kemarin sore masyarakat di Kampung Adat Cireundeu menjadikan singkong sebagai makanan utama, melainkan sejak sekitar 100 tahun lalu. Ini tentu ada sejarah yang melatarinya. Bagaimana sejarah dan bagaimana singkong diolah menjadi rasi? detikJabar merangkumnya dibawah ini.
Sejarah Rasi, Beras Singkong Khas Cireundeu
Masyarakat di Cireundeu adalah orang Sunda. Mereka berbahasa ibu bahasa Sunda dan hidup dengan tatacara hidup orang Sunda. Yakni, pada mulanya menjadikan beras padi sebagai makanan utama.
Bagi orang Sunda, padi adalah hal utama untuk bertahan hidup. Tanaman itu titipan dari Nyai Pohaci Dangdayang Sri atau Dewi Sri, dewi kesuburan. Namun, pada tahun 1918, bencana melanda Kampung Cireundeu, sawah siap panen yang mereka rawat tib-tiba mengering dan kena puso. Akhirnya gagal panen.
Paceklik mencengkeram warga kampung. Dalam Jurnal Pangan, Vol. 20 No. 3 September 2011 disebutkan bahwa ketika itu ada upaya Pemerintah Hindia-Belanda untuk menyuplai beras, namun supai diberikan sangat lambat.
Kepala Desa Cireundeu, AKi Haji Ali kemudian mencari jalan keluar dengan pergi ke luar kampung. Dia tiba di Cirebon dan mendapati jalan keluar. Nyatanya, solusi yang didapatkan bukan dalam bentuk pangan, melainkan berupa sebuah petuah.
Petuah itu bunyinya seperti ini:
"Teu nanaon teu boga huma ge asal boga pare. Teu nanaon teu boga pare ge asal boga beas. Teu nanaon teu boga beas ge asal bisa ngejo. Teu nanaon teu bisa ngejo ge asal bisa nyatu. Teu nanaon teu bisa nyatu ge asal bisa hirup"
(Tak apalah tak punya huma asal punya padi. Tak apa tak punya padi asal punya beras. Tak apa tak punya beras asal bisa makan. Tak apa tak bisa makan asal bisa hidup).
Dari petuah itu, Aki Haji Ali kemudian berpikiran bahwa inti dari hidup ini adalah bisa bertahan hidup dari situasi apapun, termasuk dari situasi paceklik akibat gagal panen huma (padi).
Kemudian terbersit, lahan yang berbukit di sekitar Kampung Cireundeu untuk diubah menjadi lahan singkong. Tanaman itu ditanam dan mulai dikonsumsi masyarakat. Baru pada tahun 1924, masyarakat menemukan komposisi yang pas dalam mengolah singkong menjadi beras singkong atau rasi.
Cara Pembuatan Beras Singkong Khas Cireundeu
Singkong yang ditanam di di Kampung Adat Cireundeu adalah jenis singkong putih. Jenis ini jika ditanam dalam waktu lama, patinya akan semakin bagus.
Dalam proses pembuatannya, masyarakat memanen singkong yang berumur 8 bulan sampai lebih dari 1 tahun. Ini mengikuti pola tanam. Masyarakat menanam tidak dalam satu waktu, melainkan dijaga sirkulasinya agar suplai singkong dari kebun tertap tersedia sepanjang tahun.
Yakni, dalam satu tahun ada singkong yang siap panen, ada singkong yang menjelan panen, ada yang setengah tahun lagi dipanen, bahkan ada yang baru tanam untuk dipanen setahun kemudian.
Singkong yang telah dipanen lalu dikupas. Setelah terkelupas kulitnya, singkong dicuci hingga bersih. Proses selanjutnya adalah memarut singkong. Kini, proses parut di antaranya dengan menggunakan mesin.
Singkong yang sudah diparut dikumpulkan di dalam wadah sebelum dipindahkan ke tempat pemerasan. Singkong yang dialasi kain pemeras dan disiram air bersih.
Proses ini akan menjadikan singkong menjadi ampas dan bahan tepung. Ampasnya inilah yang menjadi beras singkong atau rasi.
Ampas singkong kemudian dijemur dan setelah kering, barulah digiling sehingga menjadi granul yang siap ditanak. Proses menanaknya pun berbeda dengan beras padi, rasi atau beras singkong ditanak dengan cara "seupan" atau dikukus.
Cara Menanak Beras Singkong
Granul rasi atau beras singkong dikukus dalam waktu 10-15 menit. Caranya, rasi dituangkan ke dalam wadah kecil, kemudian disiram dengan air bersih.
Rasi yang teah disiram itu kemudian diaduk sehingga menjadi sebuah adonan. Setelah merata, barulah rasi dimasukkan ke dalam kukusan. Setelah matang, nasi singkong siap disantap.
(tya/tey)