Bandrek dan bajigur adalah minuman tradisional yang berasal dari daerah Sunda, Jawa Barat. Kedua minuman ini disajikan hangat-hangat, sehingga cocok dikonsumsi saat musim hujan atau udara dingin.
Meskipun seringkali dianggap serupa, tapi keduanya memiliki perbedaan. Simak penjelasan beda bandrek dan bajigur di bawah ini.
Perbedaan Bandrek dan Bajigur
Beda bandrek dan bajigur bisa dilihat dari bahan-bahan utama pembuatannya dan isi dalam penyajiannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan dalam buku Minuman Tradisional Penguat Kekebalan Tubuh karya Endang S. Sunaryo, berikut adalah hal yang membedakan bandrek dan bajigur:
- Bandrek disajikan dengan kelapa serut atau kolang kaling, sedangkan bajigur jarang disajikan dengan isi (kalau ada, maka alternatifnya kolang kaling).
- Berbeda dari bandrek, bajigur biasanya mengandung rempah-rempah jahe, kayu manis, kopi, serta rasa gurih dari santan. Dalam hal ini, bandrek santannya sedikit sementara santan di bajigur cukup banyak.
Bandrek
Dikutip dari rahasia membuat minuman oleh Diah Banyuni, dkk, bandrek merupakan minuman asli daerah Sunda dari air yang dimasak dengan gula merah, gula pasir, jahe, merica, dan cabe areuy yang ditumbuk halus.
Bandrek disajikan dalam keadaan panas dengan irisan atau kerokan kelapa muda. Bisa juga dihidangkan bersama makanan lain, seperti taleus, pisang rebus, kulub hul, sampeu, kulub suuk, atau katimus.
Bajigur
Bajigur adalah wedang (minuman) yang dibuat dari kelapa yang diolah menjadi santan, kemudian ditambah gula jawa, gula pasir, daun pandan dan vanili.
Biasanya bajigur dikasih isi kolang kaling. Seringnya, orang meminum ini bersamaan dengan singkong rebus (seupan sampeu), talas rebus, ubi rebus, kacang tanah rebus, atau pisang rebus.
Minuman tanah Pasundan ini diketahui secara turun temurun. Ada kalanya, bandrek dijajakan dengan bajigur di gerobak dorong atau pikulan.
Mengutip buku Mengenal Teknologi Tradisional Orang Sunda oleh Mamat Sasmita, tempat bandrek atau bajigur dikenal dengan jemblung (kecil) yang dilengkapi dengan kukuluban (aneka rebusan), lalu ditakar menggunakan cunning atau canting.
Bandrek dan bajigur sudah menjadi minuman dan jajanan kaki lima yang terkenal di masyarakat Sunda. Tak heran kalau keduanya kerap dijadikan kalimat dalam bentuk sindiran nakal "Bandrek bajigur, anu pendek gede bujur" yang artinya bandrek bajigur orang pendek pantatnya besar.
(khq/fds)