Mengenal Kopi Gunung Malabar: Sejarah, Karakteristik, dan Harga

Mengenal Kopi Gunung Malabar: Sejarah, Karakteristik, dan Harga

Dian Nugraha Ramdani - detikJabar
Sabtu, 01 Jun 2024 15:00 WIB
Usai tembus pasar Asia, Kopi Malabar kini membidik pasar Eropa. Yuk berkenalan dengan Pendiri Kopi Malabar Indonesia, Supriatnadinuri atau biasa dikenal H Nuri.
Kopi Malabar (Foto: Agung Pambudhy)
Bandung -

Kopi Gunung Malabar sudah banyak dikenal karena kelezatan rasanya. Bukan hanya dinikmati oleh warga di sekitar Kabupaten Bandung di mana pegunungan Malabar berada dan oleh masyarakat Indonesia umumnya, namun kopi gunung Malabar telah sampai ke negara-negara di Asia dan Eropa.

Produk kopi dari Jawa Barat tembus ke pasar Asia dan Eropa memang sudah menjadi khittahnya. Ketika VOC mulai menanam kopi arabika di tanah Sunda, hasil panen kopi itu telah punya ranking tertinggi soal rasa dan harga di pasar lelang Eropa.

Namun bedanya, jika dahulu pelaku ekspor adalah warga Belanda yang sedang "berada" di Hindia, kini yang membuat bangga pengekspor kopi adalah warga Indonesia sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah jenama kopi menggunakan kata "Malabar" sebagai nama produknya. Itu sekaligus mengidentifikasi asal kopi dan menjadi pembeda yang mudah dengan kopi-kopi dari daerah lain.

Jenama-jenama besar kopi gunung Malabar di antaranya ada "Kopi Malabar Indonesia", ada juga "Malabar Mountain Coffee" yang dua-duanya punya basis di Pangalengan, Kabupaten Bandung.

ADVERTISEMENT

Disebutkan nama lokasi perkebunan kopi juga supaya penikmat kopi mudah mendokumentasikan karakter dan rasa kopi pada sensori saat menyeruputnya.

Sejarah Kopi Gunung Malabar

Gunung Malabar sejatinya merupakan kompleks pegunungan dengan banyak puncak. Namun, semua puncak gunung ini ada di wilayah Kabupaten Bandung.

Kopi di daerah ini dibawa oleh Kongsi Dagang Hindia-Belanda (VOC). Kopi Malabar telah ada sejak sistem tanam paksa Belanda (1780-1844). Kopi Arabika tumbuh subur dan berbuah lebat di daerah bekas gunung api ini karena memiliki ketinggian yang cocok dengan tanaman itu, yakni sekitar 1400 meter di atas permukaan laut.

Nama Malabar sendiri banyak versinya. Di antaranya ada yang menyamakan dengan nama sebuah tempat di India, di mana kopi pertama yang dikirim ke Java atau Jawa benihnya berasal dari Malabar, India.

Namun, catatan pada naskah Sunda kuno seperti Kitab Bujangga Manik yang ditulis sekitar abad ke-15, telah menyebut-nyebut nama Malabar. Ketika itu, agama yang dianut oleh segenap kalangan raja dan warga Kerajaan Sunda Pajajaran, di mana Bujangga Manik yang merupakan putra mahkota tinggal adalah Hindu-Budha. Agama itu datang dari India. Serta sejumlah versi lainnya mengenai pegunungan Malabar ini.

Di Malabar sendiri, kopi ditanam di kaki gunung yang berbatasan dengan hutan. Sebab di area yang lebih bawah, di area yang berbatasan dengan pemukiman penduduk, terhampar perkebunan teh yang dikelola oleh PTPN.

Karakteristik Rasa Kopi Gunung Malabar

Salah satu tempat menarik untuk belajar tentang kopi adalah Kopi Malabar Indonesia di Desa Margamulya, Kabupaten Bandung. Pengunjung juga bisa menikmati agrowisata di sini.Salah satu tempat menarik untuk belajar tentang kopi adalah Kopi Malabar Indonesia di Desa Margamulya, Kabupaten Bandung. Pengunjung juga bisa menikmati agrowisata di sini. Foto: Agung Pambudhy

Kopi gunung Malabar adalah kopi arabika. Kopi ini dapat dibedakan dari kopi jenis lainnya seperti robusta, liberika, dan ekselsa dari kadar keasaman yang kuat.

Namun, pada kemampuan menyeduh tertentu, kopi arabika dapat muncul rasa manisnya. Misalnya dengan teknik seduhan V60 yang memang diperuntukkan agar rasa manis, wangi buah, dan rasa kopi yang ringan muncul melalui seduhan tersebut.

Kopi arabika sendiri punya sejarah panjang yang semula ditemukan di Afrika, lalu dikembangkan di tanah Arab, ke Yaman, ke India, hingga bisa tiba di Gunung Malabar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

VOC pertama kali menanam benih kopi dari Malabar, India, hasil selundupan jemaah haji, sebagaimana dituliskan Prawoto Indarto dalam "The Road to Java Coffee", di Betawi. Namun, tanaman itu hancur terkena banjir. Waktu berikutnya, penanaman dilakukan di Cianjur dan berhasil. Kopi dari sini, masuk ke Eroa dan mendapatkan harga yang bukan sekedar pantas, namun tinggi.

Kopi kemudian menyebar lebih massif di tanah Sunda seiring dengan adanya tanam paksa kopi yang diadakan oleh Belanda.

Skor Tinggi untuk Rasa Kopi Malabar

DetikTravel mewawancarai pengelola "Malabar Mountain Coffee" milik seorang pengusaha, Slamet Prayoga. Pria yang akrab disapa Yoga terkenal telaten merawat kebunnya sendiri di kaki Gunung Malabar, Pangalengan, Jawa Barat. Ia juga mempelajari semua hal tentang kopi, dari bibit, pengolahan hingga menjadi secangkir kopi.

Kerja keras dan pantang menyerah itu terjawab di tahun 2014. Kopi Arabika Java Preanger Malabar yang diolah secara natural memperoleh skor tertinggi dalam cupping test di acara lelang green bean Asosiasi Kopi Spesialti Indonesia di Kemayoran, Jakarta Utara.

Saat itu, kopi Malabar mendapat skor 84. Harganya dibanderol USD 30 (sekitar Rp 400 ribu) per kilogram.

Pengelola Malabar Mountain Coffee, Irwan membuatkan detikTravel sajian kopi Malabar dengan cara seduh menggunakan V60. Sesuai dengan ciri khasnya, kopi ini rasa yang manis (sweet) dengan tingkat asam segar yang ringan (sweet bright acidity). Lebih dari itu, kopi yang disajikan mempunyai rasa khas buah-buahan, cenderung rasa lemon dan coklat.

Harga Kopi Malabar

Kopi Malabar yang wangi dan enak banyak dibeli oleh penikmat kopi. Tentu saja, harga yang ditawarkan untuk kopi bubuk siap seduh beragam. Mulai dari di bawah Rp 50 ribu untuk 100 gram kopi, hingga mencapai lebih dari Rp 300 ribu untuk 1 kilogramnya.

Berikut ini daftar harga kopi arabika dari Gunung Malabar yang disajikan sejumlah jenama kopi yang dihimpun detikJabar pada 1 Juni 2024:

ARUTALA Kopi Arabika Malabar 200 gram Rp 68.900

ARUTALA Kopi Arabika Malabar 100 gram Rp 39.900

Fugol Kopi, Kopi Malabar 200 gram Rp 78.000

Northsider Kopi Arabika Java Malabar (FW) 100 gram Rp52.500

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads