Warung Nasi Kejo Bah Udin, Buka Sejak 1985 dan Jadi Langganan Pejabat

Kabupaten Sukabumi

Warung Nasi Kejo Bah Udin, Buka Sejak 1985 dan Jadi Langganan Pejabat

Siti Fatimah - detikJabar
Jumat, 29 Des 2023 16:00 WIB
Bah Udin, pemilik Warung Kejo di Sukabumi.
Bah Udin, pemilik Warung Kejo di Sukabumi. (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Warung nasi seolah bertebaran di seluruh Kabupaten Sukabumi. Ada beberapa warung nasi yang buka sejak puluhan tahun silam dan masih terus digemari pelanggan setianya mulai dari tukang sayur hingga pejabat karena rasa yang tak pernah berubah.

Sebagai bagian dari tanah Sunda, Sukabumi memiliki kuliner tradisional yang sayang untuk dilewatkan. Terutama lauk pauk yang dipadukan dengan nasi putih hangat dan sambalnya yang seuhah.

Adalah Warung Nasi Kejo Bah Udin yang buka sejak tahun 1985. Berlokasi di Jalan Raya Sukabumi, Kampung Cikukulu, Kecamatan Cisande, Desa Cisande, Kecamatan Cicantayan, Kab Sukabumi. Jika menyambangi Sukabumi, jangan lewatkan untuk mampir dan mencicipi makanan khas Sunda di Warung Nasi Kejo Bah Udin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sana terdapat lebih dari 10 sajian makanan yang bisa dipilih. Mulai dari semur daging kepala sapi, pepes ikan, pepes ayam, pepes tahu, pesmol ikan, semur tempe, ceker, ayam goreng, gorengan, kerupuk peyek dan masih banyak lagi.

"Mulai dari tahun 1985 jual nasi sampai sekarang, makanannya biasa aja masakan Sunda, harganya cuman Rp20 ribu sepiring," kata Bah Udin (75) kepada detikJabar beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

Bah Udin mengatakan, sajian pepes dan semur daging kepala sapi jadi menu favorit pelanggan yang datang. Dalam sehari, biasanya ia menghabiskan 50 liter beras.

Usahanya itu ia geluti selama 38 tahun. Sebelum memutuskan membuka usaha warung nasi, Bah Udin sempat menjadi sopir angkot hingga akhirnya beralih profesi menjadi pedagang. Resep masakan itu diturunkan melalui mertuanya kepada istrinya.

"Gini aja, dulu mah saya bawa mobil, sekarang angkot banyak tapi cari penumpang susah jadi pindah ke sini. Dari mertua belajar masak, jadi ibunya istri saya tukang masak, jualan dulu di pasar induk Jakarta. Sekarang diterusin di sini sama saya," ucapnya.

Pelanggan yang datang pun beragam, tak mengenal usia, jenis pekerjaan dan jabatan. Beberapa potret pejabat yang makan di Warung Nasi Kejo Bah Udin terpampang di dinding.

"Yang makan kaya tukang sayur, sopir, preman-preman, dewan-dewan, pejabat-pejabat. Bupati langganan. Dulu mah sempat ngontrak, kalau sekarang punya sendiri," ujarnya.

Bah Udin mengatakan, harga bahan pokok yang naik tak mempengaruhi harga penjualan makanan. Oleh sebab itu, pelanggan tetap setia untuk santap makan siang di warung miliknya. Dalam sehari ia bisa menghasilkan omzet Rp3,5 juta.

"Rp3,5 juta sehari kalau habis semua. Harga bahan naik nggak ngaruh ke harga jual. Di pasarnya udah naik daging, ikan sekarang Rp35 sekilo tapi jual biasa aja nggak naikin harga," ungkapnya.

Warung Nasi Kejo Bah Udin biasa ramai pengunjung di jam makan siang antara jam 10:00 sampai jam 12:00 WIB. Mereka buka setiap Senin-Sabtu mulai pukul 05:30 WIB sampai 17:00 WIB.




(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads