Menyantap kuliner seblak di wadah mangkuk mungkin sudah biasa, bagaimana kalau makan seblak di wadah wajan mini. DetikJabar bisa datang ke kedainya Mamih Delis, yang berlokasi di Desa Cibungur, Kecamatan Bungursari, Purwakarta. Di warung seblak ini menyajikan kuliner seblaknya di wadah wajan mini berbahan alumunium.
Firli Kartika Laris, pemilik warung seblak mamah Delis menyebutkan, sejak enam tahun lalu ia sudah membuka warung ini, awalnya memang menggunakan mangkuk sebagai wadahnya, namun ia melakukan inovasi agar jajanan kulinernya semakin menarik.
"Karena sekarang persaingan seblak makin banyak, aku cari inspirasi biar orang menarik datang ke sini, berbagai mana toping ini menarik sajiannya pake katel atau wajan kecil kayaknya menarik," ujar Kartika ditemui di kedainya, Minggu (01/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kartika mengaku, sejak menggunakan wajan mini sebagai wadahnya, pelanggan seblaknya semakineni gelar, karena selain unik juga bisa menjaga tingkat kepanasan kuah seblaknya, sehingga setiap kali menyantap rasa hangat kuat terus terasa.
"Kalo pake mangkuk kan sudah biasa ternyata pake wajan mini ini banyak yang suka, unik sama panasnya lumayan tahan lama," katanya.
Sedikitnya 30 toping di sediakan di warung seblak mamih Delis dengan toping yang paling favorit adalah cilok isi dan tirawangnya. Sedangkan untuk harga relatif murah mulai dari Rp 2.000 rupiah perbuah toping hingga Rp 100 ribu, tergantung permintaan pelanggan.
"Sekarang banyak juga yang ngikutin, kami menyediakan sekitar 30 toping dan paling favorit cilok isi karena itu bikin sendiri sama tirawangnya," pungkas Kartika.
![]() |
Salah satu pelanggan sebelah mengaku, ia sudah sering datang ke tempat seblak, namun di seblak ini lebih nyaman selain karena menu seblaknya yang banyak rasanya yang enak juga wadahnya yang menarik.
"Tempatnya enak ada pemandangan, ini juga di upgrade pake wajan, jadi lebih menarik, pas lah buat foto-foto. saya lebih suka pedas, kalo harga standar ya," ucap Feny.
Sementara Selian pelanggan kaim hawa, kaum Adam pun banyak yang menyantap, seperti fakih, awalnya ia bukan pecinta seblak, namun karena kerap di suguhkan kuliner seblak oleh istrinya ia pun jadi candu.
"Rasanya enak macem-macem ada manis pedas. Awalnya istri saya suka ngajak ke sini makan seblak, ya sekarang saya kecanduan," ungkapnya.
![]() |