Masakan rumah kerap dirindukan bagi para perantau terutama mahasiswa. Mereka kerap mencari tempat makan yang menyajikan ragam menu rumahan untuk sedikit melepas rindu masakan ibu di rumah.
Kantin Bu Tatang menjadi salah satu tempat yang rasanya cocok dijadikan pilihan. Masakan yang dijual di rumah makan ini menjadi andalan bagi mahasiswa yang menetap di sekitar Jalan Sekeloa, Kota Bandung sejak tahun 1989.
detikJabar berkesempatan berkunjung ke Kantin Bu Tatang yang berada di Jalan Sekeloa, Kota Bandung. Tempat makan ini beroperasi dari pukul 08.00-14.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tempat makan rumahan ini cukup nyaman dan luas, juga memiliki 2 lantai. Beragam menu masakan disajikan untuk memanjakan para pembeli, di antaranya ikan hingga ayam goreng, tumis sayuran, telur dadar daging, sate usus dan kulit, mendoan jagung, tahu dan lainnya.
Jangan khawatir, harga masakan di tempat ini cukup murah, mulai dari Rp 2 ribu hingga belasan ribu per menunya.
![]() |
Harga yang murah inilah yang menjadi salah satu alasan para mahasiswa kembali lagi untuk makan di rumah makan Sunda ini. Seperti Raihan (21), mahasiswa ITB yang hampir setiap hari makan di kantin Bu Tatang.
"Ini sih dari harga, yang bikin tertarik tuh karena murah di sini," ucapnya.
"Kalau rasa karena memang masakan rumahan jadi memang kaya di rumah dan enak," kata Raihan kepada detikJabar.
Harga yang murah dan rasa yang enak menjadi pemikat bagi para pembeli. "Sambalnya enak, pedas asin gitu," ucap pengunjung lainnya Farhan (21) yang merupakan mahasiswa ITB.
Tempat makan ini dijalankan langsung oleh Bu Tatang sebagai pemilik, dibantu oleh beberapa saudaranya. Bu Tatang juga masih langsung melayani di dalam sembari duduk di kursi dengan memegang bolpoin dan kertas untuk mentotal makanan.
Wanita yang telah menginjak usia 80 tahun itu mengatakan tidak ada yang berubah sejak pertama kali ia memulai usahanya pada 1989. Bahkan, seringkali pelanggannya yang sudah berpuluh tahun lalu mampir untuk menyantap makanannya.
"Sampai ada yang udah 30 tahun datang lagi, banyak yang udah lama pada datang," ucapnya dengan wajah gembira.
"Kangen katanya, ada yang tiba-tiba udah punya anak sudah besar sudah mahasiswa semua, dikenalin (ke anaknya) dulu makan di sini," ungkap Bu Tatang.
Bu Tatang merasa bahagia ketika pelanggannya masih mengingatnya dan kembali mengunjunginya. "Ya senang atuh, sudah ga ketemu berapa tahun," ujarnya.
Bahkan, tak jarang mantan pelangannya yang sudah lulus kuliah dan jika berkunjung ke Bandung kerap mendatangi tempatnya hanya sekedar mengisi perut hingga kenyang.
"Pernah ada yang ngasih handphone ke ibu, ngasih oleh-oleh jadi anak-anak kayak ke neneknya," ujar Nur (48), salah satu pegawai sekaligus saudara Bu Tatang.
(mso/mso)