Di ruko-ruko sekitar depan Pasar Cihapit Bandung, ada satu tempat makan yang cukup menarik perhatian. Dari luar, terlihat ada poster berwarna kuning yang cukup eyecatching menggunakan huruf-huruf Jepang. Nama restoran ini adalah Tobo.
Begitu masuk, detikers akan disambut dengan suasana bak di restoran Jepang. Interior yang minimalis dominan warna putih dan coklat, musik Jepang mengingatkan pada soundtrack film anime, hingga beberapa pernak-pernik khasnya seolah membawa kita ke Negeri Sakura.
Awalnya mungkin pengunjung bakal mengira restoran ini franchise dari luar negeri. Tapi nyatanya, Tobo dirintis dari Bandung. Michael Spencer dan Laura Falliant, pasangan ini memulai usaha Tobo dari usaha rumahan saat pandemi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Dulu sekitar 2020 usaha rumahan aja jualannya snack gitu Chicken Ball yang light bite ya, kemudian berkembang ada rice bowl. 2022 baru berani buka resto dine in sendiri. Usaha pasti nggak manis ya apalagi awal-awal, enam bulan pertama struggle waktu covid, kita juga nggak berani promosi terlalu besar. Tapi kami ketolong dari penjualan online yang waktu itu belum semua resto fokus ke online, kita udah dari awal online. Cukup rame untungnya," cerita Michael soal usaha yang dirintisnya, belum lama ini.
Kepada detikJabar ia menceritakan pemilihan nama Tobo yakni karena dianggap singkat, mudah diingat, dan tiga lubang pada tiap huruf menggambarkan menu pertamanya yakni Chicken Ball. Maskot yang dipilih pun cukup menarik perhatian, yakni bunga matahari atau disebutnya Kiku Flower.
Dengan tagline "Frying from Japan", ia ingin menciptakan sebuah restoran yang kental akan ciri khas Jepang, namun bisa diterima di Indonesia.
Semua menunya memang adaptasi dari Jepang, tapi ia punya bumbu-bumbu khusus yang diracik agar punya cita rasa kuat dan bakal disukai orang Indonesia.
![]() |
"Jadi kita meracik sendiri semua bumbu dapur, kita dibantu juga dengan beberapa chef profesional untuk memperluas resep dan memperkaya rasa. Dine in seperti ini perlu eksplor rasa, dengan tagline 'Frying from Japan' kita ingin menghadirkan makanan yang pure di Jepang memang ada. Tapi taste disana itu kan flat, kalau kita pengen rasanya lebih kuat. Bumbu yang digunakan pun dari Indonesia," kata pria berusia 29 tahun itu.
Michael tak menyangka, usahanya tak butuh waktu lama untuk jadi terkenal. Tak jarang restorannya dibahas oleh warganet hingga viral di TikTok atau pun instagram. Kebanyakan warganet membahas konsep unik dari restoran ini.
Tak heran jika konsep restoran ini mulai dari menu hingga interiornya begitu matang. Mereka punya tim yang bahkan harus jauh-jauh ke Jepang untuk riset langsung. Salah satu desain interiornya pun bukan orang sembarangan, yakni Aulia Akbar, putra Bandung yang mendesain logo IKN 'NUSANTARA'.
Tapi, sebuah restoran tak akan berhasil jika sekedar bermodal konsep yang unik. Saatnya pembuktian, tim detikJabar pun mencicipi apakah rasa menu ala Jepang yang ditawarkan Tobo betul-betul bisa diterima lidah orang Indonesia.
Menu pertama adalah Chicken Wings Gomedare. Gomadare identik dengan saus wijen Jepang yang pas untuk jadi saus celup segala fried dishes. Aroma pasta wijennya cukup kuat membaluri empat potong sayap ayam.
![]() |
Sekali gigitan, potongan ayam terasa juicy cocok berpadu dengan lembutnya saus yang gurih dan ada sedikit hint manis. Meskipun menu Chicken Wings bukan yang best seller, tapi harus diakui menu ini sukses, enak banget!
Selanjutnya ada dua main course rice bowl di meja. Satu yang paling best seller yakni Curry Rice Chicken Karaage. Sementara menu lainnya yakni Beef Rice Bowl Teriyaki.
Aroma wangi kari memang begitu wangi saat hidangan datang. Tak heran jika menu ini jadi best sellernya. Begitu dilahap, rasa kari yang kaya akan rempah berpadu dengan gurihnya ayam, teksturnya begitu lumer di mulut.
Kalau detikers bukan pecinta pedas, jangan khawatir. Kari ini punya rasa yang kaya tapi tidak ada hint pedas yang menusuk, jadi bisa dibilang anak-anak pun bakal suka menu ini.
Baik rasa ataupun tekstur keseluruhannya pas, termasuk sayur dan kentang potongnya yang lembut tapi bukan terlalu matang.
![]() |
Begitu pun dengan Beef Rice Bowl Teriyaki. Dagingnya punya tekstur yang mudah dikunyah. Bumbunya pun meresap sampai ke dalam. Rasa Teriyakinya nampol, dengan wangi khas wijen, rasa yang lebih dominan asin dengan sedikit hint manis, dan ada rasa smokey panggang. Semuanya lezat!
Jika detikers pesan menu paket dengan minum, masih ada fried dishes sebagai pendamping yakni Egg Chicken Roll, Karaage, Fresh Salad, ditemani Spicy Mayo. Salah satu yang membuat saya kagum adalah rasa Egg Chicken Roll dari Tobo.
Dibandingkan dengan restoran Jepang lainnya, Egg Chicken Roll ini bagian dalamnya sangat juicy dan lembut. Sehingga saat disantap, rasa gurihnya lebih lumer di mulut. Berpadu dengan gurihnya saus mayo yang meskipun namanya Spicy Mayo, namun sangat ramah untuk lidah yang anti makan pedas. Rasa spicy hanya terasa sedikit di ujung lidah. Sisanya lebih dominan rasa gurih.
Dari seluruh penilaian, semua hidangan Tobo ternyata memang punya cita rasa yang kuat. Nah kalau sudah makan berat, wajib ditutup dengan dessert yang paling laris disini yakni Purin Pudding. Rasanya cukup clean. Gurih manis karena terbuat dari putih telur dengan tambahan rasa manis dari caramel syrup. Pas dan nggak giung.
Selain di Cihapit, Tobo juga punya cabang di Gastro Market Pullman Hotel Bandung. Nah dalam waktu dekat ini Tobo juga bakal buka cabang di Bandung dan Tangerang.
"Tambah oulet, tambah menu lagi yang bisa diterima oleh masyarakat lebih luas lagi. Nah bulan Juli kita ada menu baru Nanban atau Udon. Tungguin aja," pesan Michael.
Detikers pasti penasaran kan dengan masakan dari Tobo? Datang dan cicipi sendiri ke Jalan Cihapit No.25B, Cihapit, Bandung Wetan, Kota Bandung. Tobo buka dari pukul 09.00-21.00 WIB. Harga menunya variatif berkisar Rp14.500-54.000. Selamat mencoba!
(aau/tey)