Mi instan atau mi dadak ternyata menjadi makanan yang banyak dikonsumsi warga Indramayu, Jawa Barat. Dalam sepekan, konsumsi mi instan rata-rata sudah mencapai 1,5 bungkus.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dilihat pada Jumat (9/6/2023), jumlah rata-rata konsumsi perkapita seminggu untuk mie instan yang masuk kelompok makanan lainnya setiap tahunnya meningkat. Terlihat dalam satuan komoditas, rata-rata konsumsi mie instan tahun 2022 berada di angka 1,476 bungkus.
Sementara pada tahun 2021, angka rata-rata konsumsinya selisih 0,054 lebih rendah dibandingkan tahun 2022. Yaitu berada di angka 1,422 bungkus. Bahkan, di tahun 2020, angka rata-rata konsumsi mie instan warga yang berjuluk Kota Mangga itu hanya sekitar 1,273 bungkus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data tersebut justru berbanding terbalik dengan angka rata-rata konsumsi beras. Indramayu yang merupakan salah satu lumbung padi nasional justru angka konsumsi komoditas padi-padian justru semakin menurun.
Dalam data BPS juga tercatat jumlah rata-rata konsumsi perkapita seminggu untuk komoditas beras (lokal, kualitas unggul, impor) di Kabupaten Indramayu di tiga tahun terakhir semakin menurun. Dimana, pada tahun 2020, konsumsi beras setiap minggunya masih diangka 1,667 Kilogram per kapita.
Sementara, di tahun berikutnya, angka konsumsi nya mulai menurun di angka 1,582 Kilogram per kapita seminggu. Bahkan, di tahun 2022 kemarin, selisih 0,010 dari tahun sebelumnya, yaitu sudah di angka 1,572 Kilogram.
Di sisi lain, Kabupaten Indramayu masih menjadi daerah nomor satu penghasil padi terbesar di Jawa Barat. Kemudian disusul oleh Kabupaten Karawang.
Dalam data BPS, angka produksi padi di Indramayu pada tahun 2021 mencapai 1.319.624 Ton. Meningkat di tahun berikutnya yang mencapai angka 1.482.225 Ton.
(dir/dir)