Jika berwisata saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) ke Kota Sukabumi, jangan lupa mencicipi kuliner malam khasnya. Di Sukabumi, ada makanan legendaris yang sudah ada puluhan tahun.
Penganan malam yang melegenda itu adalah Bandros Ata. Lokasinya ada di pinggir Jalan Gudang, Kelurahan Kebonjati, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Tempat makan bandros ini populer sebagai destinasi para wisatawan.
Jika dilihat sekilas, bandros ini mirip kue pancong. Namun ada beberapa perbedaan pada adonannya, yakni penambahan tepung beras, campuran kelapa, santan dan soda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rasa manisnya pas, lembut di dalam dan renyah di luar. Varian rasanya pun bermacam-macam dari mulai rasa original, cokelat, keju, dan keju cokelat. Harganya pun terjangkau, hanya belasan ribu rupiah.
Selain menu bandros, ada juga minuman khas Sunda yaitu bandrek. Di Bandros Ata, bandrek dicampur dengan susu sehingga menambah citarasa kenikmatan jahe dan gula merah. Kedua penganan tradisional ini sangat cocok untuk dinikmati pada malam hari karena dapat menghangatkan tubuh. Rasanya raos pisan alias enak banget!
![]() |
Dedi Wahyudin (51), penerus Bandros Ata mengatakan, bandros ini sudah ada sejak tahun 1960. Dia merupakan generasi keempat dari keluarganya.
"Dimulainya dari kakek, tahun 1960-an, generasi keempat. Dulu riwayatnya kakek istilahnya pedagang kaki lima berpindah-pindah merintisnya, terus kakek sudah tua pindah ke orang tua. Orang tua sudah meninggal kita yang jaga," kata Dedi kepada detikJabar, Senin (29/12/2022).
Ia mempertahankan rasa bandros itu secara turun-temurun. Tempat berdagangnya pun tak pernah berubah. Sederhana namun tak mengurangi kenikmatan kuliner malam di pusat Kota Sukabumi.
"Iya alhamdulillah (ramai) biasanya di depan jadi pembeli bisa sambil lihat pembuatan, terus akhirnya jadi tempat nongkrong. Sekarang kan satu jalur jadi pindah ke dalam (tempat buat bandros)," ujarnya.
![]() |
Wisatawan yang datang biasanya memesan beberapa jenis menu sekaligus. Pesanan favorit pengunjung di antaranya bandrek susu, bandros dan telur setengah matang. Cuan dari jualan bandros ini pun mencapai jutaan rupiah per hari.
"Kalau rata-rata hari biasa kadang-kadang Rp 5 juta lebih, kalau hari sekarang sampai jam 00:00 WIB paling Rp 3 juta lebih per hari," sambungnya.
Salah seorang wiatawan asal Bogor, Citata mengatakan, sengaja datang ke Bandros Ata untuk menikmati makanan tradisional ini.
"Suka, ciri khas Sukabumi bandros ya. Kan kita tahunya bandros itu kalau orang Jakarta kue pancong, cuma ini bandros terbuat dari terigu, sengaja main memang ke Sukabumi sekalian mampir beli bandros," kata Citata.
(mso/orb)