Nikmat, Ragam Santapan Sunda Buhun di Saung Panyawah Tasikmalaya

Nikmat, Ragam Santapan Sunda Buhun di Saung Panyawah Tasikmalaya

Faizal Amiruddin - detikJabar
Jumat, 25 Feb 2022 12:15 WIB
Santapan Sunda Buhun di Saung Panyawah Tasikmalaya
Ragam masakan Sunda Buhun di Saung Panyawah Tasikmalaya (Foto: Faizal Amiruddin)
Tasikmalaya -

Masyarakat Sunda memiliki kekayaan kuliner yang beragam. Masakan khas Sunda selalu menggugah selera dan menawarkan kenikmatan. Tak hanya soal sambal dan lalapan, masih banyak masakan khas Sunda yang unik dan merupakan resep warisan karuhun atau leluhur.

Salah satu tempat makan yang menawarkan masakan khas Sunda di Tasikmalaya salah satunya adalah di Saung Panyawah, di daerah Mekarwangi Kecamatan Cisayong, tepat di pinggiran jalan utama Ciawi - Tasikmalaya.

Tempat kuliner ini bahkan menyuguhkan beberapa jenis masakan Sunda buhun, yang belakangan sudah jarang dijumpai atau dimasak oleh masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Misalnya di deretan sayur, ada sayur jantung. Ini adalah sayur yang berbahan dasar jantung pisang. Rasanya unik, bagi urang Sunda yang sudah paruh baya tentu tak asing, tapi bagi anak muda masakan ini terasa aneh.

Kemudian di deretan oseng ada oseng picung. Ini adalah masakan khas Sunda yang tergolong jarang ditemui. Picung yang dijadikam oseng itu adalah picung muda. Di masyarakat Jawa, picung disebut kluwek. Pohon picung juga disebut kepayang.

ADVERTISEMENT
Santapan Sunda Buhun di Saung Panyawah TasikmalayaSantapan Sunda Buhun di Saung Panyawah Tasikmalaya Foto: Faizal Amiruddin

Masakan lain yang tergolong unik adalah piritan. Ini adalah masakan yang terbuat dari jeroan ikan, termasuk didalamnya telur ikan. Piritan sudah dicampur nasi, tapi bagi yang merasakan rasa jeroan ikannya terlampau kuat, piritan dijadiian teman nasi alias dicampur lagi dengan nasi putih. "Jadinya nasi ketemu nasi, tapi piritan disini enak. Tidak terasa amis," kata Nurasyiah pengunjung dari Kecamatan Indihiang Tasikmalaya.

Menu-menu Sunda buhun itu tentu saja hanya bagian kecil dari deretan masakan khas Sunda yang "standar" seperti ikan asin, semur jengkol, menu ikan, olahan daging dan lainnya.

Satu hal lagi yang khas adalah nasi yang dihidangkan adalah nasi yang dimasak secara tradisional. Dimasak atau ditanak dengan menggunakan aseupan di atas hawu atau tungku, pengelola menyebutnya sangu akeul.

"Nasi adalah bagian penting kalau makan, jadi nasinya harus enak. Nasi yang kami sajikan 100 persen nasi akeul. Ditanak ditungku, lalu diakeul," kata salah seorang pegawai.

Tempat kuliner yang satu ini sudah cukup dikenal oleh masyarakat Tasikmalaya, selain masakannya yang enak juga harganya relatif murah. Tak heran jika setiap hari terutama di jam makan siang, tempat ini ramai pengunjung.




(tey/tya)


Hide Ads