Cerita Pejuang Wastra Indonesia Bertahan dari Gempuran Tekstil China

Cerita Pejuang Wastra Indonesia Bertahan dari Gempuran Tekstil China

Wisma Putra - detikJabar
Selasa, 28 Okt 2025 06:00 WIB
Produk Kain Indonesia yang sudah mendunia
Produk Kain Indonesia yang sudah mendunia (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Perempuan berkacamata minus dengan rambut diikat dan anting emas putih di kedua telinganya itu bernama Shinta Paramarti. Wanita bertubuh kurus dan jenjang tersebut merupakan pelaku UMKM yang memperjuangkan produk tekstil lokal dari gempuran produk tekstil China.

Wanita asal Jakarta Timur itu juga aktif membuat produk fesyen dengan menggunakan bahan baku kain nusantara yang berasal dari perajin-perajin kain tradisional yang ada diseluruh Indonesia. Dengan cara itu, kain-kain tradisional terus dipertahankan dan tidak ada lagi yang mengklaim dari negara lain.

"Ini baju bahan bakunya dari batik Yogyakarta, dipadukan dengan kain lurik Klaten," kata Shinta kepada detikJabar belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Shinta yang merupakan pemilik jenama Kain Indonesia mengungkapkan, menjadi pelaku UMKM dengan menggunakan bahan baku kain nusantara atau wastra Indonesia tidak mudah. Apalagi digempur dengan produk tekstil asal China yang mudah meniru produk-produk fesyen berbahan baku wastra Indonesia.

"Kain Indonesia itu banyak sekali ancaman, misal produk tekstil China, ada yang suka meniru, dicetak dan dijual murah, terus negara tetangga ada yang mengklaim seperti songket dan batik, lalu berdampak pada penurunan jumlah perajin karena produknya banyak ditiru," ungkap Shinta.

ADVERTISEMENT
Produk Kain Indonesia yang sudah menduniaOwner Kain Indonesia Shinta Paramarti. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Shinta menyebut, produk fesyen yang dibuat secara industri rumahan berbahan baku kain tradisional dari seluruh Indonesia, ada jenis kain tenun seperti motif Sumba, batik Pekalongan hingga batik Cirebon, jumputan Palembang hingga Yogyakarta, lurik Klaten dan masih banyak lagi.

Perpaduan beragam jenis kain yang digunakan dalam produk fesyennya, membuat produk tersebut bisa digunakan oleh berbagai kalangan.

"Produk ini bisa digunakan ke kantor, khususnya karyawan wanita, bisa juga digunakan oleh ASN hingga BUMN, itu target kami. Sekarang juga ada pria dan couple juga bisa," tuturnya.

"Model banyak sekali, lebih dari 50 model dan kami berusaha untuk ikuti trend," tambahnya.

Disinggung terkait Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang berencana menghentikan impor pakaian bekas atau thrifting. Shinta sangat mendukungnya.

"Sebenarnya thrifting dengan Wastra Indonesia satu industri tapi dua hal berbeda dan pangsa pasar berbeda. Tapi saya dukung, itu untuk menjaga ekosistem Wastra Indonesia," ucapnya.

Go Internasional

Shinta menuturkan, sebelum memproduksi produk fesyen dan dijualnya, dia sudah sejak lama menyukai dengan wastra Indonesia.

Wanita berumur 44 tahun ini mengaku, berlatarbelakang pendidikan S1 Elektro dan pernah bekerja selama empat tahun di perusahaan IT. Karena kecintaannya dengan Wastra Indonesia, dia pun memilih sekolah lagi di Sekolah Fashion Desain Susan Budihardjo Semarang.

"Ini semua desain saya sendiri, kainnya saya beli dari berbagai daerah. Kita tidak printing, semua kain dan produk para perajin lokal dari berbagai daerah. Turun sejak 2017, produksi dari sejak 2021," tuturnya.

Shinta sebut, dia tidak memiliki offline store sendiri, bahkan produknya lebih banyak dipasarkan secara online. Meski demikian, produknya sudah banyak digunakan pejabat BUMN hingga istri Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Selvi Ananda.

"Banyak yang sudah pakai, pejabat BUMN, sampai ibu Selvi Gibran," ujarnya.

Tak hanya pameran dalam negeri, produk fesyen Wastra Indonesia miliknya juga sempat beberapa kali mengikuti pameran internasional.

"Salah satunya pernah beberapa kali dibawa ke pameran luar negeri di acara W20 di India dan November ini akan dibawa PT Pertamina ke Belanda," terangnya.

Meski banyak digunakan pejabat, harga produknya cukup terjangkau. "Harga relatif ya dari Rp150-300 ribuan," pungkasnya.

(wip/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads