Niat sholat gerhana bulan adalah langkah awal yang perlu dipahami sebelum melaksanakan ibadah sunnah ini. Sholat khusuf (gerhana bulan) dianjurkan untuk dikerjakan berjamaah maupun sendiri sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.
Sholat gerhana, baik gerhana bulan maupun gerhana matahari, hukumnya adalah sunnah muakkad. Artinya, sholat ini sangat dianjurkan dan Rasulullah SAW hampir tidak pernah meninggalkannya ketika gerhana terjadi.
Meski tidak wajib, sholat gerhana sebaiknya dilaksanakan sebagai bentuk ketaatan sekaligus penghayatan atas kebesaran Allah SWT yang ditunjukkan melalui fenomena alam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rasulullah SAW bersabda,
فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلاَةِ
Artinya: "Jika kalian melihat gerhana tersebut (Matahari atau Bulan), maka bersegeralah untuk melaksanakan shalat." (HR Bukhari).
Niat Sholat Gerhana Bulan
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى
Bacaan latin: Ushallî sunnatal khusûf rak'ataini imâman/makmûman lillâhi ta'âlâ
Artinya: "Saya niat shalat sunnah gerhana Bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT."
Tata Cara Sholat Gerhana Bulan
Wahbah az-Zuhaili dalam Fiqhul Islam wa Adillatuhu menjelaskan, ulama mazhab Syafi'i berpendapat sholat gerhana Bulan seperti halnya gerhana Matahari, yakni dikerjakan secara berjamaah dalam dua rakaat.
Namun, ada kebolehan bagi wanita muslim untuk mengerjakan tata cara shalat gerhana Bulan sendirian di rumah seperti pendapat dari Fadhilatusy Syekh Muhammad ibnu Shalih al Utsaimin dalam Majmu' Fatawa wa Rasail Ibnu Utsaimin.
1. Membaca niat
2. Takbiratul ihram
3. Membaca doa iftitah dan dilanjutkan dengan taawudz serta surah Al Fatihah dengan lantang
4. Membaca surah Al-Baqarah atau surat lain dengan bacaan panjang yang sama dibaca dengan lantang
5. Kemudian rukuk sambil memanjangkannya
6. Kemudian bangkit dari rukuk (i'tidal) sambil mengucapkan "Sami'allahu liman hamidah, rabbana wa lakal hamd,"
7. Setelah i'tidal tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surah Al-Fatihah dan surat lain. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama yakni membaca surah Al-Fatihah dan surah Ali Imran
8. Rukuk kembali yang panjangnya lebih pendek dari rukuk sebelumnya
9. Bangkit dari rukuk dan i'tidal yang kedua
10. Sujud yang panjangnya selama rukuk pertama
11. Duduk di antara dua sujud
12. Sujud kedua yang panjangnya selama rukuk kedua
13. Bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama, hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya. Pada rakaat kedua dianjurkan membaca surah An-Nisa dan surah Al-Maidah
14. Salam
15. Dianjurkan mendengarkan 2 khutbah tausiyah
Waktu Sholat Gerhana Bulan 7-8 September 2025
Dilansir detikHikmah, menurut buku Panduan Muslim Sehari-hari susunan M Hamdan Rasyid, sholat gerhana bulan bisa dikerjakan sejak munculnya gerhana. Amalan tersebut bisa dilakukan selama gerhana masih berlangsung hingga bulan kembali normal seperti semula.
Berdasarkan informasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), berikut rincian waktu terjadinya Gerhana Bulan Total di Indonesia (WIB):
- Awal gerhana bulan sebagian: 7 September 2025 pukul 23.27 WIB
- Awal gerhana bulan total: 8 September 2025 pukul 00.31 WIB
- Puncak gerhana bulan total: 8 September 2025 pukul 01.30 WIB
- Akhir gerhana bulan total: 8 September 2025 pukul 01.53 WIB
- Akhir gerhana bulan sebagian: 8 September 2025 pukul 02.56 WIB
Untuk wilayah WITA dan WIT, waktunya menyesuaikan satu hingga dua jam lebih cepat. Durasi totalitas gerhana ini akan berlangsung sekitar 1 jam 22 menit, sehingga cukup panjang untuk diamati.
(iqk/iqk)