Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW Sunah Atau Bid'ah? Ini Penjelasannya

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW Sunah Atau Bid'ah? Ini Penjelasannya

Tya Eka Yulianti - detikJabar
Jumat, 05 Sep 2025 08:22 WIB
Nomad on camel near pyramids in egyptian desert
Ilustrasi Maulid Nabi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Givaga)
Bandung -

Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal. Tahun ini, peringatan Maulid Nabi jatuh pada Jumat (5/9/2025). Untuk mengisi peringatan Maulid Nabis Muhammad SAW ini banyak yang menggelar perayaan.

Perayaan ini menjadi sebuah tradisi yang berawal dari bentuk ungkapan rasa syukur atas hadirnya Rasulullah SAW sebagai rahmat bagi semesta alam.

Dalam masyarakat muslim, peringatan Maulid Nabi ini biasanya diisi dengan berbagai kegiatan, seperti membaca doa bersama, bershalawat, mendengarkan ceramah tentang sirah Nabi, hingga dzikir bersama. Meski sudah banyak dan sering ditemukan namun masih banyak juga yang mempertanyakan, apakah sebenarnya hukum memperingati Maulid Nabi dalam Islam? Apakah ia sunah, mubah, atau justru bid'ah?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sunah adalah perbuatan yang dianjurkan dalam Islam. Jika dilakukan mendapat pahala, tetapi jika ditinggalkan tidak berdosa. Mubah adalah perbuatan yang dibolehkan. Tidak ada pahala atau dosa jika dikerjakan atau ditinggalkan, kecuali ada niat tertentu yang membuatnya bernilai ibadah. Sementara Bid'ah adalah perbuatan baru dalam agama yang tidak ada contohnya dari Rasulullah SAW maupun para sahabat.

ADVERTISEMENT
Ilustrasi Khutbah.Ilustrasi ceramah ulama tentang Hukum Memperingati Maulid Nabi Foto: Raka Dwi Wicaksana/Unsplash

Pandangan Ulama Tentang Memperingati atau Merayakan Maulid Nabi

Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW diperingati atau dirayakan setiap 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Sebagai tauladan, kita sudah semestinya meneladani Nabi Muhammad. Peringatan Maulid Nabi tidak hanya berkaitan dengan kelahiran beliau, tetapi juga untuk mengenang mukjizat, akhlak, dan perjuangan Rasulullah SAW dalam menyampaikan risalah Islam.

Sebagai uswatun hasanah (teladan terbaik), umat Islam dianjurkan untuk senantiasa meneladani Nabi dalam setiap aspek kehidupan. Peringatan Maulid pun dipandang sebagai momen refleksi agar kecintaan kepada Rasulullah semakin kuat.

Dalam sejarah Islam, Maulid Nabi tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW maupun para sahabat. Perayaan ini baru muncul beberapa abad setelahnya, sehingga wajar jika ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai hukumnya.

Ilustrasi ucapan dan kutipan Maulid Nabi 2023.Ilustrasi hukum Maulid Nabi Foto: Istimewa/ Unsplash.com

Pendapat Pertama: Maulid Nabi Adalah Bid'ah

Sebagian ulama berpendapat bahwa Maulid Nabi tidak memiliki dasar syariat karena tidak pernah diperintahkan atau dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW maupun para sahabat.

Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal dan Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas menegaskan bahwa keteladanan Rasulullah seharusnya diamalkan setiap hari, bukan dengan perayaan tahunan.

Dalil yang sering dijadikan sandaran adalah sabda Nabi SAW:

"Siapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada dasarnya dalam agama kami, maka amalan itu tertolak." (HR Muslim).

Selain itu, mereka menilai bahwa memperingati kelahiran Nabi menyerupai tradisi kaum Nasrani yang merayakan kelahiran Isa Al-Masih (Natal). Nabi SAW sendiri telah memperingatkan:

"Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka." (HR Abu Daud).

Berdasarkan hal ini, mereka menggolongkan Maulid sebagai bid'ah yang tidak dianjurkan.

of Mawlid al-Nabi al-Sharif. translation Arabic- Prophet Muhammad's birthday in Arabic Calligraphy style. Islamic architecture cartoon scenery background. Illustration.of Mawlid al-Nabi al-Sharif. translation Arabic- Prophet Muhammad's birthday in Arabic Calligraphy style. Islamic architecture cartoon scenery background. Illustration. Foto: Getty Images/REIMUSS

Pendapat Kedua: Maulid Nabi Dibolehkan

Di sisi lain, sejumlah ulama memperbolehkan bahkan menganjurkan Maulid Nabi selama diisi dengan amalan yang baik.

Pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon, Prof KH Yahya Zainul Ma'arif atau akrab disapa Buya Yahya, menjelaskan bahwa peringatan Maulid Nabi bertujuan agar umat muslim semakin cinta dengan baginda Nabi. Orang yang merayakan Maulid Nabi harus dengan jelas mengangkat syiar, membesarkan, mengagungkan, dan mengenalkan umat Islam dengan Nabi Muhammad.

"Dan ini dianjurkan. Hal ini dimulai dengan kegembiraan kita dengan hadirnya rasulullah, cukup ikuti saja sesuai tujuannya. Harus senang meneladani nabi Muhammad, bersyukur karena Allah SWT mengutus nabi yang agung dari bagian kita. Pengagungan kita caranya banyak, ada membuat buku tentang Rasulullah, mengadakan perkumpulan untuk diingatkan pikiran mereka pada manusia agung, disertai acara yang disertai kegembiraan," kata Buya Yahya dalam kanal YouTube Al Bahjah TV.

"Inilah Makna Maulid Nabi, tidak lebih dari itu. Mencintai Rasul adalah kewajiban, tanamkan kecintaan pada rasul dengan bermacam cara, salah satunya mengadakan gebyar tahunan. Tapi kemudian jika ada contoh kelompok sesat merayakan maulid nabi, ya dengan begini bukan serta merta perayaan maulid nabi jadi sesat," sambungnya.

Buya Yahya menjelaskan bahwa perayaan Maulid adalah sarana untuk menumbuhkan cinta kepada Rasulullah SAW. Kegiatan seperti membaca shalawat, mendengarkan ceramah, atau menulis buku tentang Nabi termasuk bentuk pengagungan yang dianjurkan.

Beliau merujuk pada firman Allah dalam Surah Yunus ayat 58:

"Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itulah hendaknya mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.'"

Menurut Buya, kelahiran Rasulullah adalah rahmat terbesar sehingga wajar jika umat Islam bergembira menyambutnya.

Muhammad Mutawalli asy-Sha'rawi dalam bukunya Anda Bertanya Islam Menjawab menyebut hukum Maulid adalah mubah (boleh), selama tujuannya untuk mengambil teladan dari kehidupan Rasulullah.

Catatannya, selama dilakukan dengan mencontoh apa yang disenangi Rasulullah dan dimaksudkan untuk mengambil suri teladan kehidupannya.

"Banyak kaum muslimin yang menyelenggarakan peringatan Maulid, tetapi sedikit sekali yang dapat mengambil manfaat darinya. Padahal di tiap-tiap peringatan umat Islam bila menghidupkan satu saja syiar agama dan melaksanakannya, pasti agama Islam akan jaya," tulisnya dalam buku itu.

Namun, para ulama juga menekankan agar perayaan Maulid tidak keluar dari tuntunan syariat. Jika tercampur dengan kemungkaran, seperti ikhtilat (campur baur laki-laki dan perempuan), maka yang harus ditinggalkan adalah kemungkarannya, bukan perayaannya.

Ayat dan Hadits tentang Maulid Nabi Muhammad SAW

Terdapat beberapa ayat dalam Al-Qur'an dan hadits yang menerangkan terkait peringatan Maulid Nabi, mulai anjuran untuk bergembira atas rahmat-Nya hingga kegiatannya. Untuk lebih jelasnya, berikut masing-masing ayat dan hadits yang berkaitan dengan peringatan Maulid Nabi SAW:

Ilustrasi alquranIlustrasi Al-Qur'an Foto: Getty Images/iStockphoto/Tenerum

Ayat tentang Maulid Nabi Muhammad SAW

1. Surah Yunus Ayat 58

Dinukil dari Jurnal UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh berjudul "Maulid Nabi Dalam Perspektif Ahlulsunnah Waljama'ah dan Wahabi", surah Yunus ayat 58 berisikan anjuran bagi umat muslim untuk bergembira atas rahmat dan karunia Allah. Dan kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu rahmat dan nikmat Allah yang sangat besar.

Berikut bunyi ayatnya:

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad): "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan."

2. Surah Al-Anbiya Ayat 107

Surah Al-Anbiya ayat 107 menjelaskan bahwa Allah SWT mengutus Rasulullah SAW sebagai rahmat bagi seluruh makhluk di muka bumi. Berikut ayatnya:

وَمَا أَرْسَلْنَكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَلَمِينَ

Artinya: "Dan tiadalah mengutus engkau (Nabi Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam."

3. Surah Hud Ayat 120

Memperingati Maulid Nabi disebut dapat meneguhkan hati umat Islam yakni melalui ceramah tentang sejarah atau kisah nabi. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam surah Hud ayat 120 berikut:

وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهٖ فُؤَادَكَ وَجَاۤءَكَ فِيْ هٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَّذِكْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ ۝١٢٠

Artinya: Semua kisah rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu (Nabi Muhammad), yaitu kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu. Di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat, dan peringatan bagi orang-orang mukmin.

4. Surah Ali 'Imran Ayat 164

Dalam buku "Bahas Cerdas & Kupas Tuntas Dalil Syar'i Maulid Nabi" oleh Muhammad Ahmad Vad'aq, disebutkan bahwa perayaan Maulid Nabi biasanya diisi dengan melantunkan syair memuji Rasulullah SAW. Perbuatan itu merupakan wujud syukur atas rahmat Allah yang telah mengutus Nabi Muhammad bagi umat muslim.

Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surah Ali 'Imran ayat 164:

لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَۚ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ۝١٦٤

Artinya: "Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang ang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul (Muhammad) dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur'an) dan hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata."

5. Surah Al-Ahzab Ayat 56

Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa salah satu kegiatan Maulid Nabi adalah melantunkan syair atau bershalawat. Adapun bershawalat kepada Rasulullah SAW sendiri merupakan perintah Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Ahzab ayat 56:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَتَبِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَتَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya."

6. Surah Al-Hajj Ayat 77

Kegiatan yang terdapat dalam perayaan Maulid Nabi secara keseluruhan merupakan sunnah ataupun bernilai kebaikan, seperti bershawalat, doa bersama, hingga ceramah tentang sejarah Nabi SAW. Hal tersebut sebagaimana diperintahkan oleh Allah SWT untuk senantiasa melakukan kebajikan.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hajj ayat 77:

وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَۚ ۩ ۝٧٧

Artinya: "..Dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan."

Hadits tentang Maulid Nabi SAW

1. Hadits Riwayat Muslim

Kembali mengutip Jurnal UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh berjudul "Maulid Nabi Dalam Perspektif Ahlulsunnah Waljama'ah dan Wahabi", Rasulullah SAW mensyukuri waktu kelahirannya dan merayakannya dengan melaksanakan puasa sunnah, yaitu pada hari Senin. Pada hari itu pula Allah SWT menurunkan wahyu kepadanya.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut:

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الْإِثْنَيْنِ فَقَالَ فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ . رواه مسلم

Artinya: "Dari Abi Qotadah al-Anshari RA sesungguhnya Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa hari Senin. Rasulullah SAW menjawab: "Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku." (HR Muslim, Abud Dawud, Tirmidzi, Nasa'I, Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Ibnu Abi Syaibah dan Baghawi).

2. Hadits Riwayat Muslim

Disadur dari Jurnal UI Walisongo Semarang berjudul "Perayaan Maulid Nabi Dalam Pandangan KH Hasyim Asy'ari", peringatan Maulid Nabi disebut termasuk dalam hal yang dianjurkan yaitu untuk membuat suatu hal yang baru dan baik selama tidak bertentangan dengan syariat Islam. Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ : فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا، وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ. (رواه مسلم)

Artinya: "Barang siapa yang memulai (merintis) dalam islam sebuah perkara baik maka ia akan mendapatkan pahala dari perbuatan baiknya tersebut, dan ia juga mendapatkan pahala dari orang yang mengikuti setelahnya, tanpa berkurang pahala mereka sedikitpun" (H.R. Muslim).

3. Hadits Riwayat Abdullah bin Mas'ud

Para ulama dan sebagian besar umat muslim memandang peringatan Maulid Nabi sebagai amalan yang baik. Sebab kegiatan yang dilakukan sesuai dengan nilai-nilai atau ajaran Islam.

Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud sebagai berikut:

"Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin, ia pun baik di sisi Allah; dan apa yang dipandang buruk oleh kaum muslimin, ia pun buruk di sisi Allah".

Ilustrasi mengajarkan anak membaca AlquranIlustrasi mengajarkan anak cerita kelahiran Nabi Muhammad SAW Foto: Getty Images/iStockphoto/.shock

Amalan yang Bisa Dilakukan Saat Maulid Nabi

Lantas, amalan apa saja yang dapat dikerjakan pada saat memperingati Maulid Nabi? Buya Yahya menjelaskan bahwa amalan-amalan tersebut sejatinya berangkat dari fitrah hati dan nurani seorang muslim. Setiap hari, seorang mukmin seharusnya merasa bangga atas kelahiran Rasulullah SAW dan mengekspresikan kebahagiaan itu dengan cara yang positif.

"Anjurannya setiap saat bangga dan merayakan terus kelahiran Nabi. Tapi secara fitrah, hati ini kalau setiap saat dianjurkan untuk selalu gebyar mensyukuri kelahiran Nabi. Secara otomatis akan ada satu semangat lebih. Perintahnya setiap saat kita gebyar bersyukur atas karunia Allah, caranya melalui perayaan, makan bersama, ceramah, setiap saat dong. Aneh kalau hari lain boleh, tapi hari itu malah nggak boleh," kata Buya Yahya.

Beberapa amalan yang bisa dilakukan saat Maulid Nabi antara lain:

1. Mendengarkan Dakwah

Momen Maulid sering diisi dengan tausiyah atau kajian yang bertujuan untuk mengingatkan umat akan kewajiban amar ma'ruf nahi munkar, yakni mengajak pada kebaikan dan menjauhi keburukan. Mendengarkan nasihat agama di hari penuh berkah ini sangat dianjurkan agar hati semakin lembut dan iman semakin kuat.

Allah SWT menegaskan pentingnya dakwah dalam firman-Nya:

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Artinya: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS Ali-Imran: 104)

2. Membaca Al-Qur'an

Membaca Al-Qur'an merupakan amalan utama yang mendatangkan banyak keutamaan. Salah satunya, Al-Qur'an akan menjadi syafaat di hari kiamat bagi orang yang rajin membacanya.

Rasulullah SAW bersabda:

"Bacalah olehmu sekalian Al-Qur'an karena sesungguhnya Al-Qur'an itu akan menjadi syafaat/penolong bagi para pembacanya di hari kiamat." (HR Muslim)

Selain itu, dalam sebuah riwayat an-Nu'man bin Basyir, Rasulullah SAW juga bersabda:

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur'an." (HR Al-Baihaqi)

3. Memperbanyak Membaca Shalawat

Bulan Rabiul Awal identik dengan memperbanyak shalawat kepada Rasulullah SAW. Syekh Abdul Hamid Qudus menekankan pentingnya amalan ini. Ia mengatakan:

اعلم أنه يطلب فى هذا الشهر كثرة الصيام, والصلاة على نبينا سيد الأنام, صلى الله تعالى وسلم عليه وزاده شرفا وكرما لديه

Artinya: "Ketahuilah bahwa dianjurkan pada bulan ini (Rabiul Awwal) untuk memperbanyak melakukan puasa sunah dan membaca shalawat kepada pemimpin umat Nabi Muhammad Saw"

4. Membaca Kisah Kelahiran Nabi (Maulid)

Imam Suyuthi dalam kitab Al-Wasail fi Syarhis Syamail menegaskan bahwa membaca kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan amalan yang mulia. Ia menyebutkan bahwa amalan ini mendatangkan keberkahan bahkan doa para malaikat. Imam Suyuthi berkata:

مَا مِنْ بَيْتٍ أَوْ مَسْجِدٍ أَوْ مَحَلَّةٍ قُرِئَ فِيْهِ مَوْلِدُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا حَفَّتِ الْملاَئِكَةُ ذَلِكَ الْبَيْتَ أَوِ الْمَسْجِدَ أَوِ الْمَحَلَّةَ، وَصَلَّتِ الْمَلاَئِكَةُ عَلَى أَهْلِ ذَلِكَ الْمَكَانِ، وَعَمَّهُمُ اللهُ تَعَالَى بِالرَّحْمَةِ وَالرِّضْوَانِ، وَأَمَّا الْمُطَوَّقُوْنَ بِالنُّوْرِ يَعْنِيْ جِبْرَائِيْلَ وَمِيْكَائِيْلَ وَإِسْرَافِيْلَ وَعِزْرَائِيْلَ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ فَإِنَّهُمْ يُصَلُّوْنَ عَلَى مَنْ كَانَ سَبَبًا لِقِرَاءَةِ مَوْلِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: "Tidak ada rumah, masjid, atau tempat lain yang di dalamnya dibacakan kisah kelahiran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam kecuali malaikat mengelilingi rumah, masjid, atau tempat tersebut. Malaikat juga mendoakan penduduk tempat tersebut, dan Allah ta'ala melimpahkan rahmat dan ridha-Nya kepada mereka. Adapun malaikat yang dikelilingi oleh cahaya, yaitu Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail alaihimus salam, maka mereka mendoakan orang yang menjadi sebab dibacakannya kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW."

5. Bersedekah dan Melakukan Kebaikan

Islam sangat menekankan kepedulian sosial. Pada bulan Rabiul Awal, memperbanyak sedekah dan amal kebaikan merupakan salah satu cara terbaik meneladani kasih sayang Nabi Muhammad SAW. Kita dapat membantu fakir miskin, menjenguk orang sakit, atau memberi pertolongan kepada mereka yang membutuhkan.

Demikian beberapa amalan yang bisa dilakukan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Semoga seluruh niat dan amal kebaikan kita diterima oleh Allah SWT.

Perbedaan pandangan ulama mengenai hukum memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW menunjukkan adanya ruang ijtihad dalam Islam.

Bagi yang menilai Maulid adalah bid'ah, alasannya karena tidak pernah dicontohkan Rasulullah SAW. Bagi yang memperbolehkan, Maulid dipandang sebagai sarana syiar, dakwah, dan wujud cinta kepada Rasulullah SAW, selama diisi dengan amalan baik dan tidak melanggar syariat.

Dengan demikian, yang terpenting bukan sekadar perayaannya, melainkan bagaimana umat Islam meneladani akhlak Nabi dalam kehidupan sehari-hari.

Itu dia penjelasannya, semoga bermanfaat!

Halaman 2 dari 2
(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads