Cara Tegar Syahranu Bikin Travel Tetap Cuan Saat Study Tour Dilarang

Sang Juragan

Cara Tegar Syahranu Bikin Travel Tetap Cuan Saat Study Tour Dilarang

Wisma Putra - detikJabar
Selasa, 26 Agu 2025 15:00 WIB
Teghar Syahranu, alumni Sastra Jepang Unpad
Teghar Syahranu, alumni Sastra Jepang Unpad pendiri travel Widarin (Foto: Dok Tegar Syahranu)
Bandung -

Namanya Teghar Syahranu, alumni Universitas Padjadjaran, Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya. Pria yang berpengalaman di bidang digital marketing dan travel industry ini, menjadi seorang pendiri sekaligus CEO Widarin Vacation, perusahaan travel agent di Indonesia yang mengusung konsep travel berbasis teknologi digital dan inovasi efisiensi operasional.

detikJabar berkesempatan berbincang dengan Teghar. Ia mendirikan perusahaan travel berbasis teknologi ini pada tahun 2017 dan resmi berbadan hukum PT sejak 2018.

"Kami melayani ribuan peserta tour internasional setiap tahunnya, dengan fokus menghadirkan pengalaman perjalanan yang lebih mudah, lebih murah, dan lebih efisien melalui digital marketing, AI, dan sistem keuangan berbasis blockchain," kata Teghar kepada detikJabar, Selasa (26/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada yang menarik dari usaha travel yang didirikan Teghar. Seiring perkembangan zaman dan teknologi digital dia turut menggunakan AI atau Artificial Intelligence dalam usahanya itu.

"Kami memanfaatkan AI untuk, optimasi iklan digital agar lebih presisi dalam menjangkau calon tamu, chatbot untuk customer service dan analisis data historis penjualan untuk memprediksi demand," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Teghar menjelaskan, dia saat ini membawa usahanya melangkah ke era Web3 dengan mengadopsi kecerdasan buatan dan sistem keuangan berbasis blockchain.

Strategi ini tidak hanya memperkuat penjualan, tapi juga menciptakan sumber pendapatan baru dari aset digital yang mampu menjaga arus kas perusahaan tetap stabil, bahkan pada situasi ekstrem seperti kasus penggelapan dana oleh vendor.

"Artinya kami mengintegrasikan teknologi blockchain ke dalam model bisnis travel. Tidak hanya menjual paket tour, tetapi juga menciptakan financial engine yang menghasilkan arus kas tambahan dari aset digital. Dengan begitu, Widarin bisa lebih stabil, tidak hanya bergantung pada penjualan tiket," jelasnya.

Menurut Teghar, perusahaannya ini berlokasi di Bekasi, Jawa Barat, dengan cakupan layanan nasional.

"Sekarang Widarin sudah melayani ribuan peserta tour setiap tahunnya dan berkembang menjadi salah satu travel yang dikenal luas di pasar nasional. Kami juga melayani tour internasional, Eropa, Jepang, Korea, Turki, dan juga umroh," tuturnya.

Resign dan Dirikan Travel Sesuai Kemauan

Teghar mengaku tidak pernah bercita-cita membuat perusahaan sendiri, namun dia bukan orang baru di dunia travel. Pernah bekerja di perusahaan travel namun kreativitasnya tidak diakui perusahaan tempatnya bekerja, Teghar justru muncul menjadi salah satu tokoh yang merevolusi industri travel di Indonesia.

"Saya dulu bekerja di perusahaan travel juga. Dari sana saya menemukan celah bagaimana bisnis ini bisa jauh lebih efisien lewat digital marketing. Ide saya sempat ditolak, akhirnya saya keluar dan memutuskan membangun sendiri," ujarnya.

Dengan membuat perusahaan sendiri, Teghar mengaku jika dia seperti menghirup udara bebas. Inovasi yang ada di pikiran pun dia tuangkan ke perusahaannya.

"Rasanya penuh tantangan sekaligus kebebasan. Tantangan karena semua risiko ada di pundak saya, tapi kebebasan karena saya bisa mengeksekusi ide tanpa terbatas aturan. Justru dari kebebasan inilah lahir inovasi seperti Widarin 3.0," terangnya.

Disinggung seperti apa, asal usul Teghar terjun ke dunia travel, seperti diketahui Tegar hanya memiliki basic Sastra Jepang. Kepada detikJabar, Teghar mengaku belajar.

"Saya jujur bukan orang yang hobi jalan-jalan, malah bisa dibilang anomali di dunia travel. Tapi saya belajar dari digital marketing, data, dan pengalaman kerja di travel sebelumnya. Dari situ saya melihat potensi luar biasa. Industri travel di Indonesia punya demand yang sangat besar, tinggal bagaimana caranya dikelola lebih efisien," paparnya.

Selain itu, saat ditanya sejauh mana potensi usaha travel saat ini, apalagi seperti di Jawa Barat ada pembatasan dan larangan studi tour, Teghar mengajak para pelaku travel untuk bertransformasi secara digital.

"Betul. Justru momentum ini harus jadi ajakan bagi pelaku travel lain untuk bertransformasi. Kalau masih bergantung pada model lama, risiko terlalu tinggi. Sudah waktunya mengadopsi teknologi digital, AI, dan strategi finansial baru agar bisnis lebih tahan krisis," pungkasnya.

(wip/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads