Warga 'Wilayah Terbersih di Jabar' Panen Uang dari Sampah

Warga 'Wilayah Terbersih di Jabar' Panen Uang dari Sampah

Dadang Hermansyah - detikJabar
Selasa, 19 Agu 2025 08:00 WIB
Warga dan pengelola Bank Sampah Kartini Ciamis sedang memilah sampah.
Warga dan pengelola Bank Sampah Kartini Ciamis sedang memilah sampah. (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar)
Ciamis -

Di Desa Imbanagara Raya, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, ada pemandangan tak biasa. Sejumlah warga kerap hilir mudik ke sebuah bangunan sambil membawa aneka sampah seperti kardus, kresek hingga botol bekas air mineral. Pemandangan itu terlihat hampir setiap hari dan sudah menjadi rutinitas.

Sejumlah warga yang membawa sampah itu merupakan nasabah di Bank Sampah Kartini. Mereka menyetorkan sampah untuk ditabung menjadi cuan, yang hasilnya mereka simpan untuk kebutuhan saat Lebaran Hari Raya Idul Fitri atau diambil ketika membutuhkannya.

Keberadaan bank sampah di Kabupaten Ciamis seperti di Desa Imbanagara Raya ini terbukti memberikan manfaat besar dalam mengurangi sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir. Tak sekadar menjadi solusi pengelolaan sampah berbasis masyarakat, bank sampah juga memberi harapan baru bagi warga untuk menambah penghasilan. Gerakan memilah sampah dari rumah kini bukan hanya soal kebersihan, tapi juga tentang kemandirian ekonomi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bank Sampah Kartini menjadi satu contoh keberhasilan pemberdayaan masyarakat dalam mengelola sampah di Ciamis. Gerakan ini juga mengantarkan Kabupaten Ciamis meraih Anugerah Adipura Kencana di tahun 2023.

Direktur Bank Sampah Kartini Desa Imbanagara Raya Aan Samsiah menceritakan bagaimana menjalankan bank sampah yang sudah berjalan hampir 7 tahun ini.

ADVERTISEMENT

Cerita bermula pada tahun 2018, ketika Aan masih sibuk dengan kegiatan di PKK dan pemerintahan desa. Penyuluhan demi penyuluhan dari Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Ciamis terus berdatangan, terutama lewat sosok Giyatno, yang kala itu masih menjabat kepala seksi (Kasi) giat mempromosikan program bank sampah.

"Saya awalnya tidak terlalu tertarik, karena masih aktif di PKK. Tapi setelah sering disosialisasikan, akhirnya timbul rasa ingin ikut andil," ujar Aan, Senin (28/7/2025).

Puncaknya, ketika Camat Ciamis mengajak seluruh desa dan kelurahan melakukan studi banding ke sebuah desa di Rajadesa. Di sana, Aan terinspirasi oleh warga desa terpencil yang sudah mampu mengelola bank sampah secara mandiri.

"Kami pikir, kalau desa yang jauh dari kota saja bisa, kenapa kami yang di kota tidak bisa?" katanya.

Bank Sampah Kartini resmi berdiri pada 21 September 2018. Tanpa gedung dan gudang, kegiatan dilakukan di depan kantor desa. Modal utamanya adalah semangat ibu-ibu kader Posyandu dan PKK yang rutin mengadakan jalan santai setiap Jumat, yang juga dijadikan momen sosialisasi pengelolaan sampah.

Warga dan pengelola Bank Sampah Kartini Ciamis sedang memilah sampah.Warga dan pengelola Bank Sampah Kartini Ciamis sedang memilah sampah. Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar

Kini, enam tahun berlalu, Bank Sampah Kartini memiliki 329 nasabah aktif. Mereka rutin menabung sampah dan menerima manfaat nyata dari kebiasaan kecil yang berdampak besar itu.

"Sampah plastik yang kami kelola bisa mencapai satu ton per bulan. Sementara sampah organik sekitar 500 kilogram," jelas Aan.

Bank Sampah Kartini tidak hanya menerima, tapi juga mengolah sampah organik dan anorganik. Mereka membudidayakan maggot, ikan, dan ayam dari sampah organik. Sementara sampah plastik diubah menjadi tas daur ulang, ecobrick, dan produk bernilai ekonomis lainnya. Produknya dipajang di galeri Bank Sampah Kartini.

"Kami memilah hampir 100 jenis sampah. Mulai dari kardus, arsip, botol plastik, hingga mika. Semua diklasifikasikan dan dijual ke Bank Sampah Induk Ciamis," kata Aan.

Dalam sebulan, rata-rata pendapatan dari penjualan sampah mencapai Rp 2 juta. Setiap nasabah bisa mengumpulkan hingga 10 kg sampah dan mengantongi sekitar Rp 60 ribu per bulan. Menariknya, sebagian besar dari mereka mencairkan tabungan menjelang Lebaran, sebagai tambahan belanja rumah tangga.

Meski begitu, Aan tidak menampik adanya tantangan, terutama dalam bersaing dengan pedagang rongsokan yang berani memberikan harga lebih tinggi dan layanan jemput bola.

"Kalau di sini memang ditabung dulu. Tapi untuk menarik minat masyarakat, kami juga menyediakan paket sembako sebagai insentif," ungkapnya.

Bank Sampah Kartini juga aktif menjemput sampah dari rumah nasabah, atau memungut sisa residu dari tong sampah di lingkungan warga, untuk kemudian dipilah di Tempat Pengolahan Sementara (TPS).

Bank Sampah Kartini kini terus berkembang. Pada 2023, mereka menerima bantuan CSR senilai Rp 500 juta, yang mencakup mesin pencacah, mobil pikap, furnitur layanan, dan ruang galeri. Bahkan, mereka juga mendapatkan bantuan gedung TPS3R dari pemerintah provinsi senilai Rp 600 juta.

Warga dan pengelola Bank Sampah Kartini Ciamis sedang memilah sampah.Warga dan pengelola Bank Sampah Kartini Ciamis sedang memilah sampah. Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar

Ke depan, Bank Sampah Kartini menargetkan tabungan sampah bisa digunakan pembayaran pajak kendaraan bermotor melalui kerja sama dengan Samsat dan Bapenda pada 2025.

"Kami sedang menyiapkan sosialisasi agar masyarakat bisa bayar pajak kendaraan dari hasil nabung sampah. Tujuannya meringankan beban masyarakat," katanya.

Lilis Rohaeni, salah satu nasabah Bank Sampah Kartini, yang telah merasakan manfaatnya. Ia bergabung sejak awal pendirian dan kini mampu menabung hingga 25 kilogram sampah per bulan, dengan nilai sekitar Rp 40 ribu.

"Saya tabung uangnya untuk kebutuhan rumah tangga. Biasanya diambil setahun sekali menjelang Lebaran," kata Lilis.

Ia juga menanamkan kebiasaan memilah sampah kepada seluruh anggota keluarganya. Bahkan, anak-anaknya ikut memilah sampah yang bisa dijual dan mana yang harus dibuang.

"Harapannya, bank sampah ini bisa terus berkembang dan makin banyak masyarakat yang sadar untuk memilah sampah dari rumah," tutupnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads