Pekan ASI Sedunia 1-7 Agustus 2025, Simak Tema hingga Mitos Ibu Menyusui

Pekan ASI Sedunia 1-7 Agustus 2025, Simak Tema hingga Mitos Ibu Menyusui

Tya Eka Yulianti - detikJabar
Jumat, 01 Agu 2025 13:35 WIB
Ibu menyusui
Ilustrasi Pekan ASI Sedunia (Foto: Getty Images/ArtistGNDphotography)
Bandung -

Setiap tahun, pada minggu pertama bulan Agustus diperingati sebagai Pekan ASI Sedunia atau World Breastfeeding Week (WBW). Pada tahun ini, Pekan ASI Sedunia jatuh pada tanggal 1-7 Agustus 2025 dan kembali menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran global tentang manfaat menyusui bagi kesehatan ibu dan anak, serta mendorong dukungan menyeluruh dari semua pihak.

Peringatan ini didukung oleh organisasi-organisasi besar dunia seperti WHO, UNICEF, serta pemerintah dan masyarakat sipil di berbagai negara, termasuk Indonesia melalui Kementerian Kesehatan. Dengan menyusui sebagai fondasi kesehatan seumur hidup, kampanye ini menekankan pentingnya lingkungan yang mendukung praktik menyusui, baik di rumah, fasilitas kesehatan, maupun tempat kerja.

Tema Pekan ASI Sedunia 2025

Mengutip dari situs resmi WHO, Pekan ASI Sedunia 2025 mengusung tema "Invest in breastfeeding, invest in the future" dan merupakan bagian dari kampanye jangka panjang bertajuk "Healthy Beginnings, Hopeful Futures".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tema ini menyoroti pentingnya dukungan berkelanjutan bagi ibu dan bayi selama masa menyusui. Dukungan ini mencakup sistem kesehatan yang ramah ibu, kebijakan pro-ASI di tempat kerja, serta akses terhadap informasi yang benar seputar menyusui.

Tagar resmi kampanye ini adalah:

#WorldBreastfeedingWeek
#HopefulFutures

ADVERTISEMENT

Melalui tema dan kampanye tersebut, WBW 2025 mendorong berbagai pihak untuk:

  • Meningkatkan sistem kesehatan yang mendukung menyusui sejak masa kehamilan hingga anak tumbuh besar

  • Memperkuat kebijakan dan program pro-ibu dan bayi

  • Menumbuhkan solidaritas masyarakat untuk mendukung hak ibu menyusui kapan pun dan di mana pun

Pekan ASI Sedunia tahun ini menyampaikan pesan-pesan utama yang penting untuk diketahui masyarakat luas:

  1. Dukungan terhadap ibu menyusui adalah investasi untuk masa depan. Menyusui tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, tapi juga membantu pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

  2. ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Tidak hanya sebagai sumber nutrisi utama, tetapi juga mengandung antibodi yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi seperti diare, pneumonia, dan infeksi saluran pernapasan.

  3. Menyusui memberi manfaat jangka panjang. Anak yang disusui memiliki risiko lebih rendah terkena obesitas dan penyakit kronis seperti diabetes tipe 2. Bagi ibu, menyusui dapat menurunkan risiko kanker payudara, kanker ovarium, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2.

  4. Capaian global meningkat. Dalam satu dekade terakhir, jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif meningkat sekitar 10%, bahkan beberapa negara mengalami peningkatan hingga 20%.

Fakta Menarik tentang ASI

  • ASI adalah makanan super alami. Kandungan ASI bisa berubah sesuai kebutuhan bayi, termasuk saat bayi sedang sakit, ASI akan memproduksi antibodi lebih banyak.

  • Menyusui mempererat ikatan ibu dan bayi. Kontak kulit dan komunikasi saat menyusui berdampak positif terhadap perkembangan emosional bayi.

  • Menyusui membakar kalori. Ibu menyusui dapat membakar sekitar 500 kalori per hari, yang membantu proses pemulihan tubuh pascamelahirkan.

  • ASI eksklusif selama 6 bulan direkomendasikan WHO. Setelah itu, pemberian makanan pendamping tetap disertai ASI hingga usia 2 tahun atau lebih.

Mitos Seputar ASI yang Salah Kaprah

  1. Mitos: ASI ibu encer berarti tidak bergizi

    Fakta: ASI encer justru kaya air dan cocok untuk menghidrasi bayi. Konsistensinya memang berubah selama sesi menyusui.

  2. Mitos: Ibu dengan payudara kecil tidak bisa memproduksi cukup ASI

    Fakta: Ukuran payudara tidak menentukan produksi ASI. Produksi ASI bergantung pada frekuensi menyusui dan teknik pelekatan yang benar.

  3. Mitos: Menyusui membuat payudara jadi kendur

    Fakta: Payudara kendur lebih dipengaruhi oleh faktor kehamilan, usia, dan gravitasi, bukan oleh aktivitas menyusui.

  4. Mitos: Bayi menangis terus berarti ASI kurang

    Fakta: Bayi bisa menangis karena banyak alasan, termasuk merasa tidak nyaman, lelah, atau butuh pelukan.

Meskipun menyusui adalah proses alami, namun tidak selalu mudah. Banyak ibu mengalami tantangan mulai dari produksi ASI yang dirasa kurang, rasa lelah, stres, hingga kurangnya dukungan lingkungan. Oleh karena itu, penting bagi keluarga, tenaga kesehatan, pemerintah, hingga komunitas untuk saling membantu dan memahami proses ini.

Tempat kerja ramah ibu menyusui juga sangat dibutuhkan. Misalnya, menyediakan ruang laktasi, waktu istirahat untuk memerah ASI, dan kebijakan cuti melahirkan yang memadai.

Pekan ASI Sedunia 2025 bukan sekadar peringatan simbolik, tetapi seruan global untuk membangun masa depan yang lebih sehat dan kuat melalui dukungan nyata bagi ibu menyusui. Dengan investasi yang tepat, lingkungan yang mendukung, dan edukasi yang benar, kita bisa menciptakan dunia yang lebih sehat mulai dari awal kehidupan: ASI.




(tey/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads