Buaya muncul ke permukiman warga menjadi kejadian yang sering terjadi terutama untuk wilayah perbatasan dengan sungai, rawa, atau hutan. Tentunya hal tersebut bisa menyebabkan kepanikan dan risiko karena buaya merupakan hewan buas sehingga dapat membahayakan keselamatan manusia. Bagaimana cara aman menanganinya?
Jika detikers menghadapi situasi seperti ini, jangan panik dan jangan bertindak sembarangan. Penanganan buaya harus dilakukan secara aman, etis, dan sesuai dengan aturan hukum karena buaya termasuk satwa liar yang dilindungi di banyak daerah.
Utamakan menghubungi petugas berwenang seperti BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam), Pemadam Kebakaran (Damkar), Polisi Hutan atau Dinas Lingkungan Hidup, dan jangan menangani sendiri jika tidak memiliki pelatihan atau pengalaman menangani satwa liar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, jika terpaksa harus bertindak cepat, lakukan dengan alat yang tepat dan tidak menyakiti hewan. Berikut ini panduan lengkap alat dan cara menangkap buaya yang masuk permukiman warga.
Alat Penangkap Buaya yang Direkomendasikan
![]() |
Bagi profesional dan tahu buaya yang dihadapi, maka menangkap buaya dengan tanpa alat sudah menjadi kebiasaan. Jika buaya sudah ditangkap, tinggal diikat mulut dan kakinya.
Namun, untuk yang bukan ahli, menangkap buaya harus menggunakan alat. Penggunaan peralatan yang ringan, kuat, dan tidak menyakiti satwa adalah tindakan yang sangat disarankan.
Adapun bahan atau material yang digunakan sebagai alat bantu penanganan satwa harus memenuhi kriteria sebagai berikut, sebagaimana dibahas dalam Buku Panduan Penanganan (Handling) Satwa Reptil (2020) terbitan Kementerian LHK:
1. Tali Nilon atau Sintetis
- Fungsi: Mengikat moncong dan tubuh buaya.
- Alasan penggunaan: Kuat, tahan air, dan tidak mudah putus.
2. Sarung Tangan Pelindung
- Digunakan untuk melindungi tangan saat menyentuh reptil bercakar dan bergigi tajam.
- Rekomendasi bahan: Kulit atau sintetis tebal.
3. Jaring (untuk buaya kecil)
- Cocok digunakan bila buaya masih berukuran kecil (maksimal 50-60 cm).
- Tips: Gunakan jaring bertangkai panjang agar tetap memiliki jarak aman.
4. Tongkat Pengikat (Snare Stick)
- Tongkat dari bambu atau pipa yang dilengkapi simpul tali di ujungnya.
- Fungsi: Mengunci moncong buaya dari jarak aman.
Cara Menangkap Buaya Secara Aman
![]() |
Jika detikers sudah menyiapkan alat dan memastikan situasi memungkinkan untuk menangkap buaya dengan aman, ikuti langkah-langkah berikut berdasarkan Buku Panduan Penanganan (Handling) Satwa Reptil (2020) terbitan Kementerian LHK:
1. Identifikasi Situasi
- Jenis dan ukuran buaya
- Lokasi keberadaan
- Status kesehatan dan gerak-geriknya
2. Pisahkan dan Fokus pada Satu Individu
- Jika ada lebih dari satu buaya, tangani satu per satu.
3. Kunci Kepala dan Moncong
- Gunakan tali atau tongkat pengikat untuk mengunci kepala terlebih dahulu.
- Tutup mata buaya dengan kain basah agar lebih tenang.
4. Fiksasi Tubuh
- Ikat moncong dengan kuat.
- Fiksasi ekor dengan menekuk bagian ujungnya.
- Kunci punggung untuk mencegah gerakan "death roll" (gerakan menggulung cepat yang berbahaya).
5. Ikat Kaki dan Angkut dengan Tandu
- Kedua kaki depan dan belakang diikat mengarah ke belakang (ke arah ekor).
- Gunakan tandu atau kotak untuk transportasi menuju lokasi evakuasi.
Setelah Buaya Tertangkap, Lalu Apa?
Buaya yang tertangkap harus diserahkan kepada otoritas terkait, seperti:
- BKSDA
- Lembaga konservasi
- Pusat rehabilitasi satwa liar
Tips Aman Hadapi Buaya di Permukiman
- Jangan dekati buaya, meski terlihat diam atau tidak bergerak.
- Jangan ganggu atau provokasi, karena buaya bisa menyerang jika merasa terancam.
- Jangan izinkan anak-anak atau hewan peliharaan mendekat.