Hari Raya Idul Fitri 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Oleh karena itu, selepas Maghrib atau saat matahari terbenam pada petang ini, takbiran sudah bisa dilaksanakan. Umat Islam disunnahkan untuk memperbanyak takbir sebagai bentuk syukur atas selesainya ibadah puasa Ramadan. Takbiran dilakukan di masjid, mushola, atau bahkan di jalan-jalan ramai untuk menyemarakkan suasana malam Idul Fitri.
Keutamaan Membaca Takbir
Anjuran membaca takbir ini berlandaskan pada firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 185:
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga menegaskan pentingnya memperbanyak takbir saat malam Hari Raya dengan sabdanya:
زينوا اعيادكم بالتكبير
Artinya: "Hiasilah hari raya kalian dengan memperbanyak membaca takbir."
Membaca takbir tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga menjadi bentuk pengagungan kepada Allah dan sarana untuk melebur dosa. Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda:
اكثروا من التكبير ليلة العيدين فانهم يهدم الذنوب هدما
Artinya: "Perbanyaklah membaca takbiran pada malam hari raya (Fitri dan Adha) karena hal itu dapat melebur dosa-dosa."
Ketentuan Takbiran Idul Fitri 2025
Dalam menyambut Malam Takbiran Idul Fitri 2025, Kementerian Agama (Kemenag) telah merilis panduan melalui Surat Edaran Menteri Agama (SE Menag) Nomor 2 Tahun 2025 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1446 H/2025 M. Dalam edaran tersebut, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan syiar hingga takbiran Idul Fitri di masjid, musala, dan tempat lain dengan tetap menjaga ketertiban dan kenyamanan lingkungan.
Bacaan Takbiran Idul Fitri dan Artinya
Berikut ini adalah bacaan takbiran yang dikumandangkan sejak malam takbiran hingga pagi hari sebelum salat Idul Fitri:
Bacaan takbiran dalam bahasa Arab:
اَللَّهُ أَكْبَرْ اَللَّهُ أَكْبَر اَللَّهُ أَكْبَرْ - لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ - اَللَّهُ أَكْبَرْ اَللَّهُ أَكْبَرْ وَلِلَّهِ الْحَمْدُاَللَّهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً - لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَلاَنَعْبُدُ اَلاَّ اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُوْنَلآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْـدَهُ وَنَصَرَعَبِدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُلآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ . اَللَّهُ أَكْبَرْ اَللَّهُ أَكْبَرْ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Bacaan latin:
Allahu akbar.. Allahu akbar.. Allahu akbar..Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.Allaahu akbar walillaahil hamd.
Allahu akbar.. Allahu akbar.. Allahu akbar..Allaahu akbar kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa,...wasubhaanallaahi bukrataw - wa ashillaa.
Laa ilaaha illallaahu walaa na'budu illaa iyyaahuMukhlishiina lahuddiinWalau karihal kaafiruunWalau karihal munafiqunWalau karihal musyriku
Laa ilaaha illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah,wa a'azza jundah, wahazamal ahzaaba wahdah.
Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.Allaahu akbar walillaahil hamd.
Artinya:
"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah dan Allah Maha Besar. Allah Mahabesar dan segala puji hanya bagi Allah."
Batas Waktu Takbiran Idul Fitri
Batas waktu takbiran Idul Fitri dimulai sejak matahari terbenam pada malam sebelum Hari Raya hingga saat imam naik ke mimbar untuk menyampaikan khutbah salat Idul Fitri. Hal ini sesuai dengan pendapat shahih dari Imam An-Nawawi yang menyebutkan bahwa takbir disunnahkan dari terbenamnya matahari hingga sebelum khutbah Idul Fitri dimulai.
Menurut kitab Fathul Qarib yang dikutip dari NU Online, takbiran disunnahkan bagi semua muslim di mana saja, baik di rumah, jalan, masjid, maupun pasar. Perbedaannya dengan takbiran Idul Adha adalah, pada Idul Adha, takbiran tetap disunnahkan hingga hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah) setelah salat fardhu.
Cara Bertakbir
Syaikh Alauddin Za'tari dalam bukunya Fiqh Al-'Ibadat menjelaskan bahwa takbir dapat dilakukan dalam berbagai kondisi, baik dalam keadaan berdiri, duduk, berbaring, maupun saat bepergian. Laki-laki dianjurkan untuk mengeraskan suaranya, sementara perempuan disarankan merendahkan suaranya apabila ada laki-laki non-mahram di sekitarnya.
Malam ini, sejak terbenamnya matahari, mari kita semarakkan malam Idul Fitri dengan takbir sebagai ungkapan syukur atas berkah Ramadan. Semoga Allah menerima ibadah kita dan memberikan keberkahan pada Hari Raya Idul Fitri tahun ini.
(tya/tey)