Kapan Waktu Terbaik untuk Itikaf? Ini Penjelasannya

Kapan Waktu Terbaik untuk Itikaf? Ini Penjelasannya

Nur Khansa Ranawati - detikJabar
Kamis, 20 Mar 2025 14:45 WIB
JAKARTA, INDONESIA - APRIL 14: Muslims fill the mosque praying while carrying out the early morning itikaf at the Istiqlal Mosque, Jakarta, Indonesia on April 14, 2023. The last 10 days of Ramadan 1444 Hijriah, the Istiqlal Mosque is open 24 hours for Muslims to carry out itikaf or stay silent in the mosque with the intention of getting closer to Allah by means of reading the Holy Quran more, dhikr, remembering self-deficiencies, praying sunnah, and praying until the end Ramadan to get the night of Lailat al-Qadr is the night of the revelation of the Holy Quran which is believed to occur on one of the odd nights in the last 10 days of Ramadan. (Photo by Dasril Roszandi/Anadolu Agency via Getty Images)
Ilustrasi itikaf (Foto: Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency)
Bandung -

Memasuki 10 hari terakhir Ramadhan, umat Muslim mulai mempersiapkan diri untuk memperbanyak ibadah mereka. Selain untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT, juga untuk mengejar berkah dari malam Lailatul Qadar yang disebut lebih baik dari seribu bulan.

Salah satu upaya dalam memperbanyak ibadah di 10 malam terakhir Ramadhan adalah dengan melakukan itikaf. Ibadah ini biasa dilakukan di masjid-masjid dari malam hingga dini hari. Namun, waktu pasti kapan itikaf dapat dilakukan dan berapa lama itikaf berlangsung masih kerap menjaid pertanyan.

Simak penjelasan lebih lanjut mengenai waktu pelaksanaan itikaf berserta dalilnya berikut ini, sebagaimana disarikan dari buku I'tikaf Menurut Sunnah yang Sahih (2005).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Itikaf

Itikaf adalah salah satu ibadah yang dianjurkan dalam Islam, terutama di bulan Ramadan. Secara bahasa, itikaf berarti menetap atau mencurahkan waktu untuk sesuatu. Dalam syariat Islam, itikaf didefinisikan sebagai menetapnya seorang Muslim yang berakal dan telah baligh di dalam masjid dengan niat itikaf untuk jangka waktu tertentu.

Dalam beberapa ayat Al-Qur'an, kata "itikaf" menunjukkan makna menetap dan menghabiskan waktu untuk sesuatu. Salah satu ayat yang menyebutkan itikaf dengan makna syar'i adalah:

ADVERTISEMENT

"... Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang itikaf, yang rukuk, dan yang sujud..." (QS. Al-Baqarah: 125)

Allah juga berfirman:

"... Janganlah kamu campuri mereka itu (istri-istrimu), sedangkan kamu beri'tikaf dalam masjid..." (QS. Al-Baqarah: 187)

Dari ayat-ayat tersebut, dapat dipahami bahwa itikaf merupakan ibadah yang dilakukan dengan berdiam di dalam masjid dalam waktu tertentu dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah.

Kapan Itikaf Dilakukan?

Terdapat banyak hadis shahih yang menjelaskan tentang pelaksanaan itikaf. Mayoritas menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW melaksanakan itikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Berikut beberapa di antaranya:

1. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa ia berkata:
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan itikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan hingga Allah mewafatkan beliau. Kemudian aku melakukan itikaf setelah beliau."

2. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Abu Dawud, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa ia berkata:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan itikaf sepuluh hari terakhir di setiap bulan Ramadan. Pada tahun beliau diwafatkan, beliau itikaf selama dua puluh hari."

3. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa ia berkata:
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan itikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan dan bersabda: 'Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan.'"

4. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa ia berkata:
"Jika masuk sepuluh hari terakhir, Nabi mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malam, dan membangunkan istri-istrinya."

Makna "mengencangkan ikat pinggang" dalam hadis ini adalah menjauhi istri-istrinya dari hubungan suami-istri sebagai bentuk kesungguhan dalam beribadah selama itikaf.

Dari dalil-dalil di atas, para ulama sepakat bahwa waktu paling utama untuk melaksanakan itikaf adalah sepuluh hari terakhir Ramadan. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk melakukannya di waktu lain, meskipun tidak seutama di akhir Ramadan. Dalam beberapa riwayat, disebutkan bahwa para sahabat juga melakukan itikaf di luar Ramadan sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah.

Berapa Lama Itikaf Dilakukan?

Para ulama memiliki beberapa pendapat mengenai durasi minimal itikaf. Berikut adalah tiga pendapat utama:

Pendapat 1: Itikaf boleh dilakukan dalam waktu singkat

Mayoritas ulama, termasuk Imam Asy-Syafi'i, Ahmad bin Hanbal, Dawud, serta sebagian ulama Hanafi, berpendapat bahwa itikaf boleh dilakukan meskipun dalam waktu singkat, baik pada siang atau malam hari. Mereka berpendapat bahwa tidak ada batasan waktu minimal yang secara eksplisit disebutkan dalam Al-Qur'an maupun hadis.

Pendapat 2: Minimal 24 Jam

Menurut pendapat Imam Abu Hanifah, minimal durasi itikaf adalah satu hari penuh (24 jam). Sementara itu, Imam Malik berpendapat bahwa minimal durasi itikaf adalah satu hari dan satu malam, dengan syarat orang yang beri'tikaf juga berpuasa. Pendapat ini didasarkan pada praktik para sahabat yang biasanya melakukan itikaf dalam waktu yang lebih lama.

Pendapat 3: Itikaf sah meskipun hanya melintas di masjid

Sebagian ulama berpandangan bahwa seseorang dianggap telah melakukan itikaf meskipun hanya berdiam sejenak di masjid dengan niat itikaf. Pendapat ini didasarkan pada dalil:

"... Janganlah kalian mencampuri istri kalian sementara kalian sedang beri'tikaf di dalam masjid..." (QS. Al-Baqarah: 187)

Ayat ini menunjukkan bahwa lamanya itikaf tidak disebutkan secara spesifik, sehingga para ulama menyimpulkan bahwa itikaf tetap sah meskipun hanya berlangsung dalam waktu yang singkat.

Selain itu, beberapa ulama menyebutkan bahwa itikaf yang paling utama adalah itikaf yang dilakukan secara penuh selama sepuluh hari terakhir Ramadan. Namun, bagi yang tidak mampu, tetap diperbolehkan melaksanakannya dalam durasi yang lebih pendek.

Dalam praktiknya, banyak umat Islam yang melaksanakan itikaf hanya di malam hari, khususnya setelah shalat tarawih hingga menjelang sahur. Beberapa masjid bahkan telah menyediakan fasilitas untuk para jamaah bermalam hingga santap sahur.

Adapun waktu itikaf dapat diisi dengan melaksanakan berbagai amal ibadah. Seperti membaca Al-Qur'an, berzikir, berdoa, melakukan qiyamul lail, hingga bermuhasabah. Sebab, tujuan utama itikaf adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan menjauhkan diri dari kesibukan duniawi sementara waktu.

Demikian ulasan mengenai pengertian itikaf, kapan itikaf dilakukan dan berapa lama itikaf berlangsung. Semoga bermanfaat!

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads