4 Contoh Teks Kultum Ramadhan Lengkap dengan Pembukaan, Dalil dan Penutup

4 Contoh Teks Kultum Ramadhan Lengkap dengan Pembukaan, Dalil dan Penutup

Nur Khansa Ranawati - detikJabar
Kamis, 13 Mar 2025 16:04 WIB
Black microphone in conference room/Ilustrasi pidato/ilustrasi mikropone. (Freepik)
Ilustrasi kultum Ramadhan (Freepik)
Bandung -

Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan. Salah satu amalan yang sering dilakukan di bulan suci ini adalah memberikan kultum alias kuliah tujuh menit, yang merupakan ceramah singkat di masjid dan musala. Kultum Ramadhan biasanya berisi pesan-pesan Islami yang menginspirasi, disertai dalil dari Al-Qur'an dan hadis untuk memperkuat maknanya.

Jika Anda sedang mencari contoh teks kultum Ramadhan yang lengkap dengan pembukaan, dalil, dan penutup, artikel ini akan membantu Anda. Berikut empat contoh kultum dengan berbagai tema menarik yang bisa dijadikan referensi, disarikan dari buku Syiar Ramadan Perekat Persaudaraan : Materi Kuliah dan Khutbah di Masjid dan Musala selama Ramadan yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI dan berbagai sumber lainnya.

Contoh Teks Kultum Ramadhan Lengkap

1. Tema : Puasa dan Hidup Sehat

Assalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh
Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, Saudara-Saudari, bagaimana puasa hari ini? Semoga selalu lancar. Amiin ya Rabbal Alamiin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tema ceramah kali ini menarik karena membahas tentang korelasi puasa dengan hidup sehat. Seperti yang kita ketahui, salah satu perintah utama di bulan Ramadan adalah berpuasa.

Ibadah ini menjadi bagian dari rukun Islam yang sebenarnya sejak lama dipraktikkan oleh umat-umat terdahulu, tentu dengan tata cara dan syariat yang berbeda. Dalam bahasa ushul fiqih, syariat seperti ini disebut sebagai syar'u man qablana.

ADVERTISEMENT

Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 183:

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Puasa adalah ibadah yang penuh perjuangan, karena menjalankannya perlu kesiapan fisik dan jiwa yang prima. Jika dilihat secara dhahir atau luarnya saja, puasa tampak seperti sebuah kesengsaraan. Sebagai umat Muslim, sejak subuh sampai maghrib kita harus menahan haus, lapar, dan mengendalikan hawa nafsu agar tidak membatalkan puasa.

Hadirin yang dirahmati Allah SWT

Wajib digarisbawahi bahwa sebenarnya puasa bukanlah ibadah yang menyusahkan. Dalam hukum Islam, sudah sangat jelas bahwa jika seseorang sedang dalam kondisi tertentu, seperti menempuh perjalanan jauh atau sedang sakit, maka diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan dapat menggantinya di lain waktu. Ini disebut sebagai rukhsah.

Mari kita lihat salah satu hadis Nabi Muhammad SAW:
"Sesungguhnya agama itu mudah. Dan selamanya agama tidak akan memberatkan seseorang melainkan memudahkannya" (HR. Bukhari).

Dalam Tafsir At-Tahrir wa At-Tanwir, Ibnu Asyur menyebutkan bahwa puasa adalah ibadah yang bertujuan untuk menyucikan dan melatih diri, sehingga hasilnya akan dirasakan oleh setiap individu masing-masing. Baru setelah itu, kebaikan akan berdampak pada masyarakat secara keseluruhan.

Dari ungkapan tersebut, pertanyaannya kemudian: apakah puasa hanya berdampak pada kualitas jiwa seseorang? Lantas, bagaimana dengan kualitas raga orang yang berpuasa? Inilah yang akan kita ulas dalam ceramah ini, yaitu melihat korelasi antara kesehatan dan puasa.

Pertama, momentum puasa sebenarnya adalah kesempatan yang tepat untuk mengatur pola makan. Islam adalah agama yang memiliki panduan sempurna melalui dalil-dalil teks hingga praktik nyata oleh Rasulullah Saw. Kaitannya dengan pola makan, puasa mengajarkan manusia agar teratur dan tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan serta minuman.

Hal ini sesuai dengan QS. Al-A'raf ayat 31:

"Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan." (QS. Al-A'raf: 31).

Ibnu Athiyah dalam Tafsir Al-Muharrar Al-Wajiz mengutip ungkapan Ibnu Abbas bahwa makanan dan minuman halal harus dikonsumsi secukupnya, tidak berlebihan. Sebab, berlebihan termasuk dalam perbuatan maksiat. Dalam medis, makan berlebihan dapat menyebabkan diabetes, meningkatkan lemak tubuh, memicu sakit jantung, memicu depresi, hingga berpotensi merusak fungsi otak.

Kedua, puasa sangat baik bagi orang yang mengalami obesitas atau memiliki kadar kolesterol tinggi. Dalam sebuah penelitian berjudul Effects of Ramadan fasting on serum low-density and high-density lipoprotein-cholesterol concentrations, terbukti bahwa puasa di bulan Ramadan mampu menurunkan lemak jahat dan meningkatkan lemak baik.

Selain itu, puasa juga dapat menurunkan tekanan darah. Namun, dalam hal ini, kita tetap perlu menjaga pola makan yang sehat agar manfaat puasa tetap optimal. Jangan sampai waktu berbuka malah menjadi ajang makan berlebihan. Ini bisa berbahaya!

Ketiga, puasa melatih kita untuk lebih peka terhadap sistem imun tubuh kita. Dalam berbagai penelitian, puasa dapat meningkatkan sistem imun tubuh, tetapi dalam beberapa kondisi tertentu juga bisa menurunkannya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan asupan nutrisi saat sahur dan berbuka.

Para ahli menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang mampu meningkatkan sistem imun, seperti semangka, bayam, teh hijau, ubi jalar, dan brokoli.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Terakhir saya ingin berpesan bahwa meskipun kita berpuasa, aktivitas kita tetap harus berjalan seperti biasa. Kita sendiri yang paling memahami kondisi tubuh kita. Jika memiliki riwayat penyakit tertentu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter agar puasa tetap berjalan dengan aman. Begitu pula bagi yang dalam kondisi sehat, jangan sampai menjadikan waktu berbuka sebagai ajang makan berlebihan yang justru merugikan kesehatan.

Semoga kita semua mendapatkan keberkahan dari Ramadan ini. Amiin ya Rabbal Alamiin. Akhir kalam, mohon maaf atas segala kekurangan. Wassalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

2. Tema : Puasa dan Manfaat Bagi Kesehatan Jantung

Assalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh. Bapak, Ibu, serta saudara-saudari yang dirahmati Allah,

Alhamdulillah kita masih diberikan kesempatan untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan ini. Semoga Allah senantiasa memberikan kita kesehatan dan kekuatan untuk menyelesaikan ibadah ini dengan baik. Amiin ya Rabbal Alamiin.

Pada kesempatan ini, saya ingin membahas satu hal yang sangat menarik, yaitu tentang puasa dan kesehatan jantung. Sebagaimana kita ketahui, puasa memiliki manfaat luar biasa bagi tubuh kita.

Selain sebagai bentuk ibadah, puasa juga menjadi cara Allah untuk menjaga kesehatan kita. Jantung adalah organ yang sangat vital dalam tubuh manusia. Ia bekerja tanpa henti untuk memompa darah ke seluruh tubuh, membawa oksigen, serta nutrisi yang dibutuhkan oleh sel-sel tubuh kita.

Jika jantung mengalami masalah, maka seluruh sistem dalam tubuh juga akan terganggu. Maka dari itu, penting bagi kita untuk menjaga kesehatan jantung dengan pola hidup yang baik.

Puasa ternyata memiliki dampak positif bagi kesehatan jantung. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL) dalam tubuh.

Salah satu penelitian berjudul Effects of Ramadan fasting on serum low-density and high-density lipoprotein-cholesterol concentrations menemukan bahwa orang yang berpuasa di bulan Ramadan mengalami penurunan kadar LDL secara signifikan, yang berarti risiko penyakit jantung juga ikut menurun.

Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 184:

"Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

Selain menurunkan kadar kolesterol jahat, puasa juga berperan dalam mengatur tekanan darah. Saat seseorang berpuasa, tubuhnya akan beradaptasi dengan kondisi kekurangan asupan makanan dan minuman. Proses ini menyebabkan tekanan darah menjadi lebih stabil. Orang yang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) dianjurkan untuk berpuasa dengan catatan tetap menjaga pola makan yang sehat saat sahur dan berbuka.

Namun, manfaat ini hanya bisa didapatkan jika kita menjaga pola makan saat berbuka dan sahur. Sayangnya, banyak orang yang justru makan secara berlebihan saat berbuka seperti makanan yang tinggi gula, tinggi lemak jenuh, serta minuman manis yang berlebihan. Padahal, pola makan seperti ini justru bisa membatalkan manfaat puasa bagi jantung.

Dalam hadis riwayat Ibnu Majah, Rasulullah bersabda:

"Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika harus lebih dari itu, maka sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum, dan sepertiga untuk bernafas."

Hadis ini mengajarkan kepada kita agar tidak berlebihan dalam makan dan minum, terutama saat berbuka puasa. Jika kita mampu mengontrol pola makan dengan baik, maka manfaat puasa bagi kesehatan jantung akan semakin terasa.
Berikut beberapa tips agar puasa kita tetap sehat dan memberikan manfaat bagi jantung:

β€’ Konsumsi makanan yang kaya serat seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
β€’ Hindari makanan tinggi lemak jenuh dan gorengan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat.
β€’ Perbanyak minum air putih untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
β€’ Kurangi konsumsi gula berlebihan, terutama dari minuman manis seperti teh manis, sirup, atau soda.
β€’ Tetap aktif bergerak, jangan jadikan puasa sebagai alasan untuk bermalas-malasan.

Jika kita mampu menjalankan puasa dengan pola makan yang sehat, maka jantung kita akan semakin kuat dan sehat. Rasulullah sendiri adalah contoh terbaik dalam menjaga pola makan. Beliau selalu mengonsumsi makanan sehat, makan dalam porsi yang cukup, dan tidak pernah berlebihan.

Sebagai kesimpulan, puasa bukan hanya sekadar ibadah, tetapi juga bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya agar kita hidup lebih sehat. Dengan menjalankan puasa dengan baik dan menjaga pola makan yang sehat, kita bisa mendapatkan manfaat yang luar biasa bagi kesehatan jantung kita.

Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk menjalankan puasa ini dengan baik dan mendapat manfaatnya, baik secara spiritual maupun kesehatan. Amiin ya Rabbal Alamiin. Wassalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

3. Tema: Kesabaran dalam Berpuasa

Assalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

Bapak, Ibu, serta saudara-saudari sekalian yang dirahmati Allah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita kesempatan untuk bertemu dengan bulan suci Ramadan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Semoga kita semua diberikan kekuatan dan kesabaran untuk menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya.

Pada kesempatan kali ini, saya ingin mengajak kita semua untuk merenungkan betapa pentingnya kesabaran dalam berpuasa dan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Sebagaimana yang kita ketahui, puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga mengajarkan kita kesabaran dalam menghadapi berbagai cobaan. Kesabaran adalah kunci dalam menjalani kehidupan, baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Bahkan, dalam Al-Qur'an, Allah menyebutkan kesabaran lebih dari 90 kali, menunjukkan betapa pentingnya sifat ini bagi seorang Muslim.

Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 153:

"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah bersama orang-orang yang sabar."

Ayat ini menegaskan bahwa kesabaran adalah kunci untuk mendapatkan pertolongan Allah. Dan salah satu bentuk latihan kesabaran yang paling nyata adalah puasa di bulan Ramadan. Selama berpuasa, kita belajar untuk sabar dalam menahan lapar, haus, dan hawa nafsu. Kita juga belajar untuk tetap bersikap baik meskipun ada orang yang mungkin menyakiti kita atau membuat kita marah.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim:

"Apabila salah seorang di antara kalian berpuasa, maka janganlah berkata kotor dan jangan berbuat kejahatan. Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengajaknya bertengkar, maka hendaklah ia mengatakan, 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa.'"

Dari hadis ini, kita bisa belajar bahwa puasa melatih kita untuk mengendalikan emosi dan bersikap sabar dalam menghadapi berbagai situasi. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menghadapi berbagai ujian, baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun hubungan sosial. Tanpa kesabaran, kita mudah terpancing emosi dan akhirnya melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Selain itu, kesabaran juga merupakan kunci keberhasilan dalam kehidupan. Orang yang sabar akan lebih mampu menghadapi tantangan dan tidak mudah menyerah. Sejarah telah membuktikan bahwa banyak orang sukses, baik dalam bidang ilmu, bisnis, maupun perjuangan hidup, adalah mereka yang memiliki kesabaran dan ketekunan.

Sebagai contoh, Rasulullah SAW dalam menyebarkan dakwah Islam menghadapi banyak sekali tantangan dan cobaan. Beliau dihina, dicemooh, bahkan dianiaya oleh orang-orang yang menolak ajaran Islam. Namun, dengan kesabaran dan keteguhan hati, akhirnya Islam bisa tersebar luas ke seluruh dunia.

Maka, sebagai umat Islam, kita harus meneladani sifat kesabaran ini dalam setiap aspek kehidupan. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk melatih kesabaran:

β€’ Meningkatkan keimanan kepada Allah - Percaya bahwa setiap ujian yang kita hadapi adalah bagian dari rencana Allah yang terbaik untuk kita.
β€’ Melatih diri untuk tidak mudah marah - Ketika emosi mulai memuncak, ingatlah bahwa kesabaran adalah ibadah yang dicintai Allah.
β€’ Bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah - Kesabaran akan lebih mudah dilakukan jika kita selalu melihat sisi positif dalam hidup.
β€’ Mendekatkan diri kepada Allah melalui doa dan dzikir - Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah untuk meminta kesabaran adalah:

Ψ±ΩŽΨ¨ΩŽΩ‘Ω†ΩŽΨ§ Ψ£ΩŽΩΩ’Ψ±ΩΨΊΩ’ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ’Ω†ΩŽΨ§ Ψ΅ΩŽΨ¨Ω’Ψ±Ω‹Ψ§ ΩˆΩŽΨ«ΩŽΨ¨ΩΩ‘ΨͺΩ’ Ψ£ΩŽΩ‚Ω’Ψ―ΩŽΨ§Ω…ΩŽΩ†ΩŽΨ§ ΩˆΩŽΨ§Ω†Ω’Ψ΅ΩΨ±Ω’Ω†ΩŽΨ§ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰ Ψ§Ω„Ω’Ω‚ΩŽΩˆΩ’Ω…Ω Ψ§Ω„Ω’ΩƒΩŽΨ§ΩΩΨ±ΩΩŠΩ†ΩŽ
(Ya Tuhan kami, limpahkanlah kepada kami kesabaran, kokohkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.) (QS. Al-Baqarah: 250)

Sebagai kesimpulan, puasa adalah salah satu cara terbaik untuk melatih kesabaran. Jika kita mampu bersabar dalam menahan lapar dan haus, maka kita juga harus mampu bersabar dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Dengan kesabaran, kita akan lebih tenang, lebih kuat, dan lebih dekat dengan Allah.

Semoga Allah menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba yang sabar dan diberikan kemudahan dalam setiap urusan kita. Amiin ya Rabbal Alamiin. Wassalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

4. Tema: Hikmah Zakat dan Berbagi di Bulan Ramadhan

Assalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

Bapak, Ibu, serta saudara-saudari sekalian yang dirahmati Allah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah mempertemukan kita dengan bulan Ramadan, bulan penuh keberkahan dan ampunan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin mengajak kita semua untuk merenungkan pentingnya zakat dan berbagi di bulan Ramadan. Ramadan adalah bulan yang penuh kasih sayang, di mana kita tidak hanya meningkatkan ibadah kepada Allah, tetapi juga mempererat hubungan dengan sesama manusia melalui zakat, infak, dan sedekah.

Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 267:

"Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu infakkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya kecuali dengan memicingkan mata terhadapnya. Ketahuilah bahwa Allah Mahakaya, Maha Terpuji."

Ayat ini mengajarkan kita bahwa dalam berbagi, kita harus memberikan yang terbaik, bukan sekadar memberi sisa atau sesuatu yang tidak kita perlukan lagi.

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh setiap Muslim yang mampu. Kata "zakat" sendiri berasal dari kata Ψ²ΩŽΩƒΩŽΨ§ - ΩŠΩŽΨ²Ω’ΩƒΩΩˆΩ’ yang berarti bersih, suci, dan berkembang.

Artinya, dengan mengeluarkan zakat, kita tidak hanya membersihkan harta dari hak orang lain, tetapi juga menyucikan hati dari sifat kikir dan cinta dunia yang berlebihan.

Dalam QS. At-Taubah ayat 103, Allah berfirman:

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka, serta berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui."

Ayat ini menunjukkan bahwa zakat bukan sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan bentuk kepedulian sosial yang dapat menenangkan hati dan membawa keberkahan.

Rasulullah SAW adalah sosok yang sangat dermawan, terutama di bulan Ramadan. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan:

"Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi ketika bulan Ramadan."

Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa Ramadan adalah waktu terbaik untuk meningkatkan sedekah. Mengapa? Karena Allah melipatgandakan pahala setiap amal baik yang kita lakukan di bulan suci ini.

Salah satu bentuk sedekah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan adalah memberikan makanan untuk berbuka puasa. Rasulullah SAW bersabda dalam hadis riwayat Tirmidzi:

"Barang siapa yang memberikan makanan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa, maka ia mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang itu sedikit pun."

Betapa besar keutamaan berbagi di bulan Ramadan! Bahkan sekadar memberikan sebutir kurma atau seteguk air untuk orang yang berpuasa sudah bernilai pahala yang luar biasa di sisi Allah.

Selain bernilai ibadah, zakat dan sedekah juga memiliki dampak sosial yang sangat besar. Dengan berzakat dan bersedekah, kita juga sekaligus dapat membantu kondisi masyarakat di sekitar kita.

Banyak orang di sekitar kita yang kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan zakat dan sedekah, kita bisa meringankan beban mereka. Selain itu, zakat juga dapat mengurangi kesenjangan sosial . Islam mengajarkan keseimbangan ekonomi dan mencegah terjadinya kesenjangan yang terlalu besar antara si kaya dan si miskin.

Selain itu, zakat dan sedekah juga dapat menumbuhkan rasa persaudaraan dan dapat menghadirka berkah pada harta kita. Rasulullah SAW bersabda dalam hadis riwayat Muslim:

"Sedekah tidak akan mengurangi harta, tetapi justru menambah keberkahan di dalamnya."

Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan bulan Ramadan ini untuk lebih banyak berbagi, menunaikan zakat, dan meningkatkan sedekah. Jangan menunda-nunda kewajiban zakat, karena dalam harta kita ada hak orang lain yang harus kita tunaikan.

Singkatnya, zakat dan berbagi di bulan Ramadan adalah bentuk ibadah yang memiliki banyak manfaat, baik secara spiritual maupun sosial. Dengan berbagi, kita tidak hanya mendapatkan pahala berlipat ganda, tetapi juga membantu menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan penuh kasih sayang.

Semoga Allah menjadikan kita semua sebagai hamba-Nya yang dermawan dan selalu peduli terhadap sesama. Amiin ya Rabbal Alamiin. Wassalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

Demikian ulasan beberapa contoh teks kultum bertema Ramadhan lengkap dengan dalilnya. Teks di atas dapat Anda gunakan untuk memberi tausiah di berbagai tempat dan kesempatan. Semoga bermanfaat!




(tey/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads