Di penghujung 2018, cita-cita untuk memiliki bisnis sendiri mulai diwujudkan perlahan oleh pasangan suami istri Yusuf Sahroni dan Mentari Luthfika Dewi. Di sudut rumah di bilangan Cibaduyut, Kota Bandung, keduanya memproduksi sepatu bergaya kasual untuk dipasarkan secara online melalui Instagram.
Bisnis mereka terbilang berbeda. Pasalnya, kawasan Cibaduyut dikenal dengan sepatu berbahan kulit. Namun, Yusuf dan Mentari memilih pasar sepatu santai yang relatif belum terjamah di daerah tersebut.
Kala itu, usaha yang dinamai LAF Project tersebut belum banyak menerima pesanan. Dalam seminggu, rata-rata pesanan sepatu yang masuk hanya mencapai satu buah. Yusuf pun melakukan segalanya sendiri. Mulai dari membeli bahan sepatu, mengemas pesanan, hingga mengantar pesanan ke ekspedisi. Kala itu, Mentari masih bekerja di sebuah perusahaan sebelum akhirnya ikut fokus mengembangkan bisnis Bersama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lalu tidak lama dari situ, masuk 2019 ada pandemi COVID-19. Baru mulai bisnis sudah dibuat kaget," ungkap Mentari saat ditemui detikJabar, belum lama ini.
Mentari mengatakan, dia dan suami memulai bisnis dari modal minim dan pengetahuan yang kurang memadai. Terlebih, saat pandemi menyerang, tidak ada jalan lain yang dapat ditempuh untuk berjualan selain via online yang kala itu masih belum mereka kuasai.
Meski demikian, keduanya tetap bersikukuh menjalani bisnis dan mulai merambah e-commerce. "Karena pengetahuan marketing kita nol, akhirnya kita mencari seminar, teman ngobrol, lalu belajar dari situ. Waktu pandemi itu bisnis kita mulai naik, di saat banyak bisnis orang lain yang kesulitan," ungkapnya.
Di masa pandemi pun terdapat momentum yang memiliki andil besar dalam memajukan bisnis LAF Project hingga saat ini. Momen tak terduga tersebut adalah endorse produk gratis dari Sandiaga Uno yang kala itu menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Pesanan produk pun mendadak banjir.
"Entah dari mana produk sandal kita itu sampai ke Sandiaga Uno. Tahu-tahu ada yang menghubungi kita dari Kemenparekraf,katanya bapak (Sandiaga Uno) pakai sepatu kami. Lalu ditawari untuk diposting oleh beliau sebagai salah satu sandal travel Indonesia. Ya mau banget lah kita, endorse gratis," ungkap Mentari.
Kala itu, LAF Project yang mayoritas memproduksi sepatu hanya memiliki sedikit stok sandal. Endorse dari Sandiaga Uno membuat mereka harus kerja keras memenuhi order sandal yang meledak.
"Kita cuma nyetok sandal itu ratusan, ternyata pesanan sampai ribuan. Dari situ orang-orang lebih kenal LAF sebagai brand sandal," ungkapnya.
Mereka kemudian memutuskan untuk mulai melakukan kolaborasi antarbrand sebagai strategi cross-marketing. Kolaborasi dikerjakan bersama dengan berbagai brand lainnya untuk saling berbagi pasar.
"Nah, sendal hasil kolaborasi itu sampai lagi ke Sandiaga Uno, dan kami dihubungi Kemenparekraf lagi, ditawari zoom bareng. Alhamdulillah bukan hanya gimmick, ternyata sandal kami beneran beliau pake. Kalau lihat di Instagram Story-nya, kelihatan sedang pakai LAF. Seneng banget," ungkapnya.
Dari Shinchan sampai Habib Jafar
Kolaborasi LAF Project terus berlanjut, bahkan hingga merambah brand internasional. Pada 2022, Intellectual Property (IP) asal Jepang, Crayon Shinchan, mengajak LAF Project untuk bekerjasama memproduksi merchandise edisi ulang tahun Crayon Shinchan. Terdapat beberapa brand lokal Indonesia yang juga diajak bekerjasama, seperti Tahilalats.
"Kita dihubungi via Tokopedia oleh IP Crayon Shinchan untuk bikin merchandise anniversary Shinchan yang dirayakan di Indonesia. Akhirnya kita buat sandal untuk orang dewasa karena yang tahu Shinchan kan generasi milenial," ungkap Mentari. Sandal edisi ulang tahun Crayon Shinchan itu pun ludes di pasaran.
Kolaborasi-kolaborasi kecil dengan brand lain untuk membuat bundling penjualan, misalnya, selalu dilakukan dengan konsisten. Hingga akhirnya munculah kolaborasi dengan sosok yang tengah digemari kaum muda, yakni Husein Ja'far Al Hadar atau Habib Jafar.
Kala itu, LAF Project sedang mencari loyal customer untuk diajak berkolaborasi. Secara tidak sengaja, salah satu karyawan LAF menemukan Habib Jafar tengah menggunakan sandal LAF edisi Shinchan di sebuah konten YouTube.
"Setelah dihubungi, Habib Jafar cerita ternyata sudah punya set sandal kita berbagai warna sampai 40 pasang. Kita tidak tahu kalau dia selama ini beli LAF, jadi akhirnya kita ajak kolaborasi. Dan memang sangat worth it, karena audiens kita mirip," ungkapnya.
LAF pun kemudian meluncurkan sandal edisi "Login" hasil kerjasama dengan Habib Jafar. Mentari mengakui, hasil penjualannya cukup baik. Untuk itu, LAF Project disebut akan terus melakukan kolaborasi baru di tahun 2025.
Hingga saat ini, LAF Project mampu menjual lebih dari 200 pasang sandal setiap harinya. Jumlah karyawan pun bertambah berkali lipat. Bengkel pembuatan sandal tersebar di beberapa titik di Kota Bandung. "Alhamdulillah, perkembangan LAF sudah sangat signifikan dibanding awal berdiri," ungkap Mentari.
(iqk/iqk)