12 Puisi Tentang Guru, Sanjungan untuk Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

12 Puisi Tentang Guru, Sanjungan untuk Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Dian Nugraha Ramdani - detikJabar
Minggu, 24 Nov 2024 14:00 WIB
Ilustrasi puisi untuk guru.
Ilustrasi guru (Foto: Istimewa)
Bandung -

Berpuisi, yaitu menulis, membacakan, dan mengapresiasi puisi sudah menjadi ciri dalam mengungkapkan perasaan suka dan sanjungan kepada jasa guru kita.

Menyampaikan sanjungan dengan puisi akan terasa lebih indah daripada menyampaikannya secara langsung. Puisi punya teknik tersendiri dalam menyampaikan pesan. Pujian-pujian sering bersembunyi di balik metafora. Dengannya, puisi terdengar lebih indah.

Puisi tidak mengatakan 'Engkau hebat, Guru!', melainkan 'Engkau laksana Matahari yang mengusir gelap jahiliahku'. Puisi memang cocok sebagai cara untuk menyampaikan pujian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pahlawan tanpa tanda jasa yang mendengar itu tentu akan merasa sangat terhormat. Membaca puisi tentang guru pada perayaan hari guru, tentu akan membuat puisi itu lebih berkesan.

Berikut ini 12 puisi tentang guru yang cocok untuk dibacakan di hadapan para guru pada perayaan Hari Guru Nasional 2024:

ADVERTISEMENT

12 Puisi Tentang Guru

1. Terima Kasih Guruku

Dia adalah pelita di hidupku
Tak pernah lelah di hadapanku
Hanya demi untuk masa depanku

Tak akan sanggup terbalas olehku
Tanpa dirinya entah apa jadinya aku

Untukmu pahlawanku
Jasamu akan terngiang selalu
Pengorbananmu tak terbatas untukku

Hanya 1 kata yang bisa terucap dariku
Terima kasih... Terima kasih... Guruku

Dari aku yang dulu tak tahu apa-apa tanpamu.

2. Ibu Guruku

Kau sayangi aku dengan kelembutan akhlakmu
Kau hargai aku dengan senyumanmu
Kau dukung aku dengan semangatmu
Kau didik aku dengan rasa sayangmu

Kau ulurkan tangan ketika aku membutuhkanmu
Kau tenangkan aku dengan kesejukan hatimu

Terima kasih ibu guruku...
Jasamu selalu ku kenang dalam hidupku

Itu dia kumpulan puisi tentang guru yang bisa kamu jadikan ide atau inspirasi untuk membuat puisi untuk guru. Semoga membantu.

3. Guruku Pelitaku

Wahai guruku
Engkaulah cahaya pelitaku
Penerang hati dalam sanubariku
Kau ajari aku dengan kesabaranmu
Kau bimbing aku dengan kelembutanmu

Kau tak pernah lelah menuntunku
Kau ulurkan tangan ketika ku membutuhkanmu
Kau tak pernah mengeluh dengan kenakalanku
Kau tak pernah lelah di hadapanku
Ku selalu berdoa untukmu
Wahai pahlawan tanpa tanda jasa bagiku
Semoga Tuhan selalu menjagamu.

4. Selamat Hari Guru

Kami datang untuk tahu
Engkau memberi kami ilmu
Kami datang dengan angan
Engkau memberi kami masa depan

Segala yang kau lakukan
Tanpa mengharap suatu imbalan

Engkau berikan penerangan dalam hidupku
Engkau luruskan tujuanku

Terima kasih atas semua pengorbananmu
Terima kasih atas semua jasamu.

5. Kilauan Lentera

(Zafirah Sawsan Mumtaz)

Kala kebodohan membelenggu diri
Akan aksara yang tak dapat dimengerti
Engkau datang memberi arti
Dengan baswara bagai indurasmi
Harsa datang menghampiri
Terbaluti kilauan lentera suci

Saat engkau basmi buta aksara kami
Persistensi membimbing diri ini
Menjadikan diri berbudi pekerti
Kau lakukan semua tanpa pamrih
Terima kasih atas jasamu, Guru.

6. Pahlawan Aksara

(Qonita Auliya)

Dari masa menuju masa
Dari asa menjadi nyata
Tidak akan pernah hilang dalam sejarah
Para pahlawan tanpa tanda jasa

Ilmunya seluas samudera
Ketulusannya setulus cinta
Hidup tanpa kehadirannya
Kita berada dalam neraka buta aksara

Tak pernah lelah dalam berjasa
Dirinya selalu menjadi simbol kehidupan manusia
Terima kasih, wahai pahlawan aksara.

7. Dialah Guru

(Agus Nurjaman)

Laras-laras panjang membidik manis
Generasi miris penyangga tonggak bangsa
Melesatkan peluru ilmu mengoyak kebatilan
Hancurkan kebodohan kian merajalela

Tak semudah menepis dedaunan kering
Tak seringan menenteng segumpal kapas
Betapa berat memikul garda kebenaran
Di tengah konsep kehidupan yang anarkis

Jika ada sajian terlezat itulah ajarannya
Jika ada kisah termulia itulah nasihatnya
Jika ada putih hati itulah keikhlasannya
Jika ada lentera tak kunjung padam itulah kasihnya

Dialah guru...
Tak pernah berkeluh apalagi berkesah
Menggiring si anak negeri meraih pancuh kesuksesan
Meski terkadang harus memendam antologi rasa
Meliuk melankolis bak ujung ilalang di desir angin

Dialah guru...
Tak pernah pamrih apalagi meminta
Tak pernah lelah apalagi mengalah
Pada putaran waktu yang terus bergumul
Pada kilasan masa yang terus menyergap

Seringai jumawa merekah bak semburat mentari
Manik hitamnya memandang kejayaan tanda jasanya
Tersungkur dalam simpuh kesyukuran teramat khusyuk
Tebaran tebaran ilmunya tiada gaplah tanpa makna
Engkaulah insan termulia di dunia ini, wahai guru!

8. Sang Guru

(Fitriana Munawaroh)

Tentang kegelapan
Tentang buta pada zaman dahulu kala
Tentang kebohongan yang merajalela

Dan tentang sosok penumpas itu semua
ialah sang guru
Sosok yang ikhlas berbagi ilmu
1, 2, 3, 4, dan seterusnya

Harapnya tetap tak lekang dimakan usia
Tetap tak basi dari sebuah tradisi
Dia tetap mulia
Dengan segala wibawanya

Masa depan?
Jangan kau tanyakan
Aku dan kamulah sang harapan
Menjadi lebih hebat dari apa yang ia ajarkan
Maka genggamlah apa yang ia percayakan.

9. Guruku Pahlawan Sejati

Tanpamu aku tak bisa apa-apa
Tanpamu aku tak bisa menggapai cita-citaku
Tanpamu aku bukan siapa-siapa
Karena engkau aku dapat semuanya

Guru...

Jasamu tertanam abadi di lubuk hatiku
Kau bekali aku dengan iman
Kau ajari aku berbagai ilmu pengetahuan
Sungguh mulia hatimu

Guru...

Kaulah pahlawan sejati
Kau berjuang keras agar aku cerdas
Kau menuntunku perlahan namun pasti
Menjadi generasi penerus bangsa

Terima kasih guru
Jasamu tiada tara

Berkat jasamu, banyak prestasi yang aku dapatkan
Kau laksana pintu gerbang nan kokoh
Buat kesuksesanku.

10. Pena Sang Guru

Pena guruku
Tak pernah bosan menari-nari di diriku
Menuliskan banyak warna di jiwaku
Coretan lembut, hangat menyentuh kalbuku

Pena guruku hebat
Karena penanya aku tak telat
Tugas-tugasku tak lambat
Walau panas matahari menyengat hingga hujan lebat

Pena guruku sangat mengagumkan
Aku pun terbuai angan
Dunia akan kuguncangkan
Menuju sebuah pencapaian

Kuingin penaku seperti miliknya
Menggoreskan, melukiskan, dan mewarnai anak bangsa
Hasil penamu kan kujunjung penuh makna
Kaulah Sang penaku yang berjuang sepenuh jiwa.

11. Guruku Nomor Satu

(Chairil Anwar)

Dengan namamu yang pengasih dan penyayang.
Aku bahagia karena kamu adalah guruku
Aku menikmati setiap pelajaran yang kamu ajarkan
Sebagai seorang teladan, kamu menginspirasiku
Untuk bermimpi, untuk bekerja dan untuk menggapai

Dengan kebaikanmu, aku memperhatikanmu
Tiap hari kamu menanamkan benih-benih
Dengan motivasi dan pengalaman hidupmu
Agar kutahu, agar kutumbuh dan agar kusukses

Kamu menolongku mengembangkan potensiku
Aku berterima kasih untuk semua jasa-jasamu
Aku mendoakanmu tiap hari, dan aku ingin berkata
Sebagai seorang guru, kamu nomor satu!

12. Guru

(Kahlil Gibran)

Barangsiapa mau menjadi guru
Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri
Sebelum mengajar orang lain

Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan
Sebelum mengajar dengan kata-kata

Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri
Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri

Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan
Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain
Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads