Kondisi cuaca Bandung siang menjelang sore cukup mendung. Awan hitam menggantung, pertanda hujan akan segera turun. Suasana di Pasar Ancol, Kota Bandung, mendadak ramai-bukan oleh kunjungan pembeli, tetapi oleh kedatangan puluhan mahasiswa yang hobi fotografi dan akan melakukan hunting foto.
Sebelum masuk ke dalam pasar, para mahasiswa ini melakukan aktivitas hunting foto di kawasan luar pasar. Pedagang makanan, pengayuh becak, petugas parkir, dan warga yang beraktivitas di luar pasar menjadi objek foto mereka.
Saat asyik memotret foto-foto bernuansa human interest, tepat pukul 14.30 WIB, hujan deras mulai mengguyur wilayah tersebut. Para mahasiswa pun masuk ke dalam pasar untuk melanjutkan aktivitas fotografi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pedagang daging yang tengah memotong daging sapi, pedagang sayur yang sibuk memilah sayuran, pedagang beras yang menimbang pesanan pembeli, dan aktivitas pedagang kain turut menjadi sasaran jepretan kamera para mahasiswa.
Mereka tampak sibuk mencari sudut pandang (angle) menarik untuk setiap objek yang dipotret. Karena kondisi cahaya di dalam pasar terbatas, para mahasiswa juga harus mengatur pencahayaan di kamera mereka dengan baik agar hasil foto yang diinginkan tercipta.
Tak hanya mahasiswa yang menggunakan kamera DSLR atau Mirrorless, ada juga yang menggunakan kamera ponsel. Meski begitu, mereka tetap antusias melakukan kegiatan street photography, dan hasil foto mereka pun tidak kalah bagus.
![]() |
Hunting foto ini merupakan bagian dari workshop fotografi jurnalistik yang digelar LKBN ANTARA bertajuk Jelajah Imaji Teman ANTARA di Universitas Pasundan (Unpas) Bandung. Acara ini diikuti oleh 53 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Bandung pada Kamis (21/11).
Salah satu mahasiswa STIKOM Bandung, Tian Gunawan, mengatakan bahwa ia mendapatkan banyak materi dari fotografer profesional dalam workshop ini. Selain itu, ia juga mendapat kesempatan untuk hunting dan hasil fotonya langsung dibedah.
"Tadi pematerian, terus hunting, dan setelah itu bedah foto. Sangat membantu, terlebih saya kuliah jurusan jurnalistik, jadi menambah ilmu bagi saya," kata Tian.
Mahasiswa lainnya, Galuh, juga merasa sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Selepas kuliah, ia ingin bekerja di bidang jurnalistik, terutama setelah berpengalaman magang di salah satu media televisi di Bandung.
"Sangat terbantu. Ilmu tambahan di luar kampus, kami dapat materi foto jurnalistik lalu dipraktikkan. Saya tertarik terjun ke dunia jurnalistik ini, apalagi latar belakang saya pernah magang di stasiun televisi pas SMK, jadi ingin lebih mendalami," ujar Galuh.
Kepala Biro ANTARA Jabar, Zaenal Abidin, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa, khususnya di bidang fotografi jurnalistik.
"Pelatihan ini adalah bentuk tanggung jawab sosial kami sebagai bagian dari BUMN. Kami ingin membantu meningkatkan sumber daya manusia di bidang jurnalistik, termasuk pemahaman tentang fotografi jurnalistik," katanya.
"Melalui pelatihan ini, kami ingin peserta yang aktif di Pers Mahasiswa memahami teknik fotografi yang baik, benar, dan beretika sesuai kode etik jurnalistik. Kami ingin mahasiswa memahami cara menghasilkan foto yang tidak hanya baik secara teknis tetapi juga sesuai kode etik jurnalistik. Foto jurnalistik harus memiliki tanggung jawab moral dan profesional," jelas Zaenal.
Dekan Fakultas FISIP Unpas, Dr. Kunkunrat, M.Si., menyambut baik kegiatan ini karena pelatihan fotografi jurnalistik memberikan keseimbangan antara teori dan praktik bagi mahasiswa.
"Pelatihan ini membantu mahasiswa memahami dimensi praktikal dalam pembelajaran, tidak hanya berorientasi akademik. Mereka juga mendapatkan keterampilan tambahan untuk mendukung karir mereka di dunia jurnalistik dan media," tutur Kunkunrat.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara kampus dan lembaga eksternal untuk mengembangkan keterampilan mahasiswa di bidang jurnalistik. "Kegiatan ini relevan dengan program Kampus Merdeka yang mengintegrasikan teori dan praktik di dunia kerja," pungkasnya.
(wip/tey)