Hanya 2 Menit Ubah Tanah Menjadi Logam di Lab ITB

Hanya 2 Menit Ubah Tanah Menjadi Logam di Lab ITB

Wisma Putra - detikJabar
Kamis, 14 Nov 2024 14:00 WIB
Reaktor Plasma Hidrogen
Reaktor Plasma Hidrogen Teknik Metalurgi FTTM ITB (Foto: Dok. Zulfiadi Zulhan ITB)
Bandung -

Hanya dibutuhkan waktu 120 detik atau 2 menit saja untuk mengubah tanah yang memiliki kandungan besi dengan menggunakan reaktor plasma hidrogen yang dikembangkan salah satu dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Dr. Ing. Zulfiadi Zulhan, ST., MT., IPU.

detikJabar menyaksikan langsung detik-detik saat tanah dimasukan ke reaktor itu untuk dilakukan reduksi dan peleburan hingga menghasilkan logam besi. Untuk membuktikan akurasi waktu yang disebutkan proses reduksi dan peleburan itu hanya memakan waktu 2 menit, seorang mahasiswa mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi timer dengan melakukan hidungan mundur.

"7, 6, 5, 4, 3, 2, 1," kata seorang mahasiswa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah pas waktunya 2 menit, seketika itu api yang melakukan reduksi dan peleburan tanah menjadi logam itu langsung otomatis mati. Setelah seluruh alatnya mati dan dipastikan aman reaktor plasma hidrogen itu langsung dibuka dan berhasil menghasilkan sebutir logam besi.

Guru besar Teknik Metalurgi ITB Zulfiadi Zulhan (ki) bersama timnya sedang melakukan percobaan Reaktor Plasma Hidrogen di laboratorium Pirometalurgi beberapa waktu lalu.Guru besar Teknik Metalurgi ITB Zulfiadi Zulhan (ki) bersama timnya sedang melakukan percobaan Reaktor Plasma Hidrogen di laboratorium Pirometalurgi beberapa waktu lalu. Foto: Dok. Zulfiadi Zulhan ITB

Zulfiandi, yang juga dosen di bidang metalurgi mengatakan, tanah yang digunakan di reaktor plasma hidrogen ini sama dengan tanah yang digunakan sebagai bahan baku logam pada umumnya dan sumber tanah ini masih banyak di Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Sebenarnya kalau misalnya kita di tambang atau di metalurgi, kita mengatakan ini biji atau bahasa Inggrisnya ore. Ini asalnya dari tanah, di suatu lokasi yang dalam hal ini yang digunakan di sini adalah biji besi yang digunakan untuk menghasilkan logam besi hari ini," kata Zulfiadi dijumpai detikJabar di Gedung Riset dan Museum Energi dan Mineral belum lama ini.

Zulfiadi menerangkan, lama tidaknya proses reduksi dan peleburan tergantung dari banyaknya tanah yang dimasukan ke dalam reaktor plasma hidrogen ini.

"Jadi dengan menggunakan reaktor plasma hidrogen, kalau misalkan kami katakan mengubah banyak orang tidak setuju, tapi memang benar sih dari bijih besi ini, kami bisa menghasilkan menjadi logam, logam besi dengan berat 5 gram waktunya 2 menit. Kami juga sudah coba, kalau 3 gram itu 1,5 menit juga sudah cukup menjadi logam," terangnya.

"Reaktor ini kami alirkan argon untuk usir udara, setelah udara keluar dialirkan gas hidrogen, ditunggu sampai udara tidak masuk ke dalam reaktor dan reaktornya dijalankan," tambahnya.

Reaktor plasma hidrogen ini terus dikembangkan dan diharapkan pada penelitian-penelitian yang mendatang bisa hasilkan logam lainnya.

"Kita juga sudah mencoba untuk membuat stainless steel langsung dengan menggunakan campuran biji nikel dan kronium, itu waktunya sekitar 3 menit dan sekarang kita lakukan bagaimana menghasilkan logam titanium dan zirkon juga mengolah monasit dari tanah jarang," pungkasnya.

(wip/yum)


Hide Ads