7 Sungai di Jawa Barat, Fungsi dan Manfaatnya Bagi Lingkungan

7 Sungai di Jawa Barat, Fungsi dan Manfaatnya Bagi Lingkungan

Muhammad Jadid Alfadlin - detikJabar
Rabu, 25 Sep 2024 07:00 WIB
Foto udara Sungai Citarum yang menjadi perbatasan antara Kabupaten Bandung Barat dengan Kabupaten Cianjur di Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Lingkungan Hidup berharap agar program Citarum Harum dapat membantu Indonesia dalam upaya perbaikan untuk penurunan emisi karbon dioksida. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa.
Sungai Citarum dilihat daru udara (Foto: ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI)
Bandung -

Terkenal dengan banyaknya nama tempat yang diawali dengan sebutan "Ci", menandakan banyaknya aliran air yang terletak di daerah sekitar Provinsi Jawa Barat. Sebutan "Ci" tersebut tentu merujuk pada masing-masing aliran air yang berada di daerah tersebut.

Letak geografis Jawa Barat pun mendukung kondisi tersebut, jajaran pegunungan yang mengelilingi dan tersebar di sekitar Jawa Barat menyebabkan munculnya banyak sumber air yang kemudian membentang panjang mengalir hingga menemui hilirnya di dataran rendah.

Banyaknya sungai tersebut, membawa manfaat yang tak sedikit bagi warga sekitar aliran. Baik manfaat untuk dikonsumsi maupun manfaat lainnya. Berikut beberapa sungai yang terletak dan mengalir di sepanjang Kawasan Provinsi Jawa Barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Sungai Citarum

Membentang sepanjang 297 Kilometer (KM) sekaligus menjadi Sungai terpanjang yang ada di Jawa Barat, Sungai Citarum menjadi pemisah antar dua daratan dari hulu yang bersumber di Cekungan Bandung hingga hilir yang bermuara di pantai utara daerah Kabupaten Karawang.

Bagi masyarakat Jawa Barat, keberadaan Sungai Citarum memiliki peran yang vital untuk kelangsungan hidup mereka. Baik untuk dikonsumsi ataupun untuk keperluan lainnya. Bahkan, Sungai Citarum sempat menjadi sumber air baku untuk air minum oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung.

ADVERTISEMENT

Namun, seiring berjalannya waktu, juga dengan bertumbuhnya penduduk, menyebabkan eksploitasi ruang dan sumber daya air di Sungai Citarum kian tak terkendali. Hal ini berdampak pada kualitas air Citarum yang jadi tercemar. Limbah industri, pertanian, peternakan hingga limbah domestik kini telah bercampur dalam aliran sungai yang pernah dinyatakan sebagai sungai paling kotor di dunia oleh Bank Dunia.

2. Sungai Cimanuk

Setelah Citarum, Sungai Cimanuk ada di urutan berikutnya sebagai sungai terpanjang yang ada di Jawa Barat. Mengaliri 5 daerah kabupaten yang ada di Jawa barat, dari Kabupaten Garut, Sumedang, Majalengka, Indramayu hingga Cirebon, Sungai Cimanuk membentang sepanjang sekitar 180 KM.

Tak sedikitnya cakupan wilayah yang dilalui oleh sungai yang berhulu di pegunungan Cikuray dan pegunungan Papandayan ini, menjadikan Sungai Cinunuk sebagai sungai yang amat berarti bagi masing-masing wilayah tersebut. Di daerah Kabupaten Majalengka, Indramayu dan Cirebon, aliran air dari Sungai Cinunuk dimanfaatkan oleh warga guna menjadi irigasi pertanian.

Kini, kondisi Sungai Cinunuk kian mengalami pendangkalan dan terdapat serangan gulma berupa eceng gondok yang menutupi beberapa area permukaan ainya. Hal ini tentunya mengganggu fungsinya dalam distribusi irigasi, sehingga tak lagi dapat mengairi sawah-sawah warga seoptimal sebelumnya.

3. Sungai Cisadane

Sebenarnya, sungai yang satu ini terletak dalam dua provinsi yang berdempetan langsung, yakni Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten. Sungai Cisadane bersumber dari hulu sungai di kawasan lereng Gunung Pangrango, kemudian melintasi Kabupaten Bogor, melalui Kabupaten Tangeran hinggga akhirnya bermuara di daerah sekitar Tanjung Burung.

Sejak waktu yang lama, sungai dengan panjang sekitar 126 KM ini memiliki fungsi penting bagi yang memanfatkannya. Selain berguna bagi warga sekitar untuk menjadi pemasok air bersih hingga potensi tempat wisata air, Aliran Sungai Cisadane pun sempat dimanfaatkan oleh para pedagang Tionghoa sebagai jalur transportasi untuk berlayar masuk ke wilayah pedalaman Tangerang pada sekitar abad ke-16.

Hingga saat ini, Sungai Cisadane pun masih dimanfaatkan dengan berbagai cara oleh pemerintah dan warga sekitar. Selain itu, sungai ini pun sempat mengalami luapan sehingga mengakibatkan banjir di wilayah atau pemukiman sekitar sungai.

4. Sungai Citanduy

Sungai Citanduy mengalir sepanjang sekitar 180 KM dan menjadi pembatas alami dari beberapa wilayah berhimpitan langsung. Sungai ini berada di antara dua daratan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Tepatnya, berada dan membelah 3 kabupaten sekaligus, yakni Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya dan Cilacap.

Sama seperti sungai-sungai yang disebutkan sebelumnya, mayoritas pemanfaatan Sungai Citanduy digunakan sebagai sumber air minum, distribusi irigasi, pembangkit listrik, hingga wisata publik baik berupa taman pinggir sungai ataupun ruang publik lainnya.

Kondisi Sungai Citanduy saat ini dapat dibilang cukup drastis. Pada beberapa kesempatan, terlebih di masa kemarau atau kekeringan, Sungai Citanduy dapat mengalami penyusutan hingga terlihatnya dasar sungai. Hal tersebut tentu merugikan, menyebabkan Sungai Citanduy tak lagi bisa dimanfaatkan.

5. Sungai Ciliwung

Terletak dari daerah kawasan Gunung Gede Bogor hingga menembus kawasan pantai utara Jakarta, Sungai Ciiwung membentang sepanjang 120 KM dengan lus Daerah Aliran Sungai (DAS) sebesar 387 KM².

Sungai Ciliwung memiliki peran penting, terlebih untuk pemukiman di sekitar alirannya. Air hujan beserta limbah domestik yang menumpuk di perkotaan dapat dibawa oleh Ciliwung menuju muaranya ke perairan laut. Selain itu, Ciliwung pun kerap dijadikan sumber air sehari-hari warga sekitar lingkungan, seperti keperluan MCK dan yang lainnya.

Kini, Sungai Ciliwung lebih terkenal bersama sisi buruknya. Pencemaran limbah cair maupun sampah padat dari berbagai sumber di sepanjang sungai menyebabkan sungai ini jadi berbau, kotor dan kerap tersumbat.

6. Sungai Cibinong

Memiliki panjang total sekitar 147 KM, Sungai Cipunagar mengaliri 3 Kabupaten di antaranya Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Indramayu. Sungai ini berasal dari hulu sungainya yang berada di Gunung Bukit Tunggul, Pegunungan Bandung Utara yang terletak di sebelah selatan Kabupaten Subang.

Cipunagara dimanfaatkan sebagai Kawasan konservasi untuk mewadahi keanekaragaman hayatinya yang tiggi. Selain itu sungai ini juga cocok guna dimanfaatkan unt kegiatan arung jeram dengan keunikan aliran yang dimilikinya.

Selain kedua manfaat tersebut, hingga saat ini Sungai Cipunagara pun masih berfungsi untuk mengontrol debit air yang mengaliri kawasan-kawasan di sekitarnya. Tak terkontrol dan meluapnya debit air di sungai ini dapat mengakibatkan luapan banjir yang akan merendam pemukiman warga sekitar.

7. Sungai Citarik

Sungai Citarik terletak di daerah Kabupaten Sukabumi, tepatnya di Kecamatan Cikidang dengan panjang sekitar 43 KM. Sungai ini merupakan salah satu aliran dari anak sungai terpanjang di Jawa Barat, yakni Sungai Citarum.

Selain kerap dimanfaatkan menjadi tempat pembuangan limbah rumah tangga oleh warga sekitar, Sungai Citarik pun dimanfaatkan menjadi rute destinasi arung Jeram yang telah memenuhi standar Federasi Arung Jeram Internaional. Tak heran, dengan keindahan alamnya, arusnya hingga bebatuan yang menghisasi sepanjang aliran sungainya menjadikan sungai ini cukup menarik untuk dijadikan tujuan wisata.

Namun, air limbah rumah tangga dan sampah-sampah lainnya yang terbawa di sungai ini sempat menyebabkan kondisi sampah sungai tercemar dengan tumpukan sampah tersebut.

Artikel ini merupakan tulisan dari mahasiswa magang Kampus Merdeka Muhammad Jadid Alfadlin.




(tey/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads