Haru dan bangga, susana hati itu sedang dirasakan Eti Sumiati, kal amemberi sambutan saat akan melepas ekspor 18 ton Kopi Wanoja asal Kamojang, Ibun, Kabupaten Bandung ke Belanda.
Eti juga berurai air mata saat mengisahkan perjuangan usaha kopinya yang dirintis sejak tahun 2012, tepat saat dia purna tugas sebagai ASN. Di hadapan banyak orang, Eti mengaku tak mudah baginya membangun usaha kopi hingga bisa diekspor.
Wanita yang kini berusia 71 tahun ini mengatakan, saat ini ada 108 hektare lahan pertanian kopi yang dikelola ratusan anggota Kelompok Tani Wanoja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenapa kelompok kami disebut Wanoja, karena penggagasnya perempuan, anggota kelompoknya semua perempuan," kata Eti sambil menyeka air mata di wajahnya.
Seiring berkembangnya waktu, Wanoja juga memiliki perusahaan sendiri yang dinamai CV Wanoja Parta Jaya, sehingga bisa melakukan ekspor mandiri. "Ekspor ini semuanya sudah mandiri, kopi dari kebun sendiri, dari kelompok tani sendiri, perusahaan sendiri, mengolah sendiri, semuanya mandiri," ungkap Eti.
Menurut Eti, sebelum memiliki ratusan hektare yang digarap dan ratusan anggota kelompok, pada 2012 dia hanya menggarap beberapa hektare lahan dengan satu pekerja. Berkat kegigihan, usahanya maju dan banyak petani, khsusunya wanita di sekitar rumahnya bergabung dengan Kelompok Tani Wanoja.
"2021 ditinggal wafat suami. Semua mengurus sendiri sejak 2021 untuk membesarkan anak, menyekolahkan anak, membiayai hidup dan macam-macam sendiri. Makanya saya rekrut para perempuan biar mereka bisa menolong dirinya sendiri dan punya kemerdekaan untuk perempuan," jelas Eti.
Berkat keteguhannya, Eti mengatakan pada tahun 2018 Bank Indonesia (BI) Jabar memberikan banyak bantuan, salah satunya akses permodalan hingga pelatihan.
Ekspor kopi ke Belanda bukanlah ekspor pertama Wanoja Kopi. Sebelumnya, berbagai negara di Asia seperti Korea dan Jepang, hingga negara Timur Tengah pernah disinggahi Kopi Waoja.
Disinggung mengenapa Kelompok Tani Wanoja bisa kembali ekspor kopi ke Belanda, Eti menyebut dengan kualitas dan kepercayaan kepadanya, kopi Wanoja kembali dilirik oleh pembeli dari Belanda
"Alhamdulillah, kita berarti kalau bisa ekspor lagi mendapatkan kepercayaan kepada Indonesia dan utamanya kepada Wanoja. Dengan adanya ekspor kita ke Belanda dari 2 ton jadi 18 ton, pekerjaan kita semakin banyak dan panjang," terang wanita yang belum lama ini diganjar Penghargaan detikJabar Awards 2024.
Dengan ekspor ini, Eti berharap perekonomian para petani kopi di Kabupaten Bandung dan Jawa Barat bisa terus meningkat dan banyak kelompok tani mengikuti langkahnya. "Hayu maju bersama, sukses bersama, bisa meningkatkan penghasilan keluarga dan penghasilan petani itu sendiri," tambah Eti.
Kepala Bank Indonesia Jabar Muhamad Nur mengatakan, kopi ini akan diekspor sebanyak 5 ton setiap bulannya. Adapun 18 ton kopi yang dikirim ini memiliki nilai ekspor Rp 2,5 miliar.
"Kali ini ekspor dari salah satu kluster binaan kita ke Belanda. Ekspor ke Belanda dengan totalnya mencapai 18 ton. Ini bukan ekspor yang pertama, tapi ekspor yang kesekian kalinya dan tentu juga kita berharap terus bisa terjadi," kata Nur.
Nur berujar, dengan ekspor ini devisa untuk negara terus naik. "Nilainya lebih kurang sekitar Rp 2,5 miliar, kalau dirupiahkan," ujarnya.
(wip/orb)