Selama tiga hari yakni 26-28 Agustus 2024, sebanyak 605 mahasiswa baru di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, ikut Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).
Di tengah munculnya kembali dampak negatif dari kasus perpeloncoan senior dari junior, ISBI Bandung menghadirkan berbagai program seputar kesehatan, kesenian, hingga kewirausahaan. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ISBI Bandung, Indra Ridwan mengatakan langkah tersebut memastikan ISBI berkomitmen mencegah adanya perpeloncoan dan bullying pada mahasiswa baru.
"Kami ikut program pemerintah. Kalau dulu mungkin ada bimbingan studi mahasiswa (BSM) yang malah jadi agenda perpeloncoaan, hingga dimunculkan di media. Dulu seperti itu dan saya akui itu nggak sehat. Jadi dengan cara kami dalam PKKMB, sesuai juga dengan yang diinginkan Kemendikbud, mengenalkan apa sih pendidikan, kesehatan, sampai wirausaha," ucap Indra pada detikJabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uniknya, bukan cuma sekedar sosialisasi yang ISBI Bandung sediakan. Beberapa di antaranya kegiatan yakni pemeriksaan cek darah penyakit gula darah, TBC, Sifilis, dan HIV. Lalu ada pula pengenalan Mapren atau Mahasiswa Enterpreneur, sosialisasi kebangsaan, dan kegiatan pertunjukkan seni.
"Kami membuat strategi PKKMB yang dijalankan tiga hari, bekerja sama dengan puskesmas dan BNN. Ada topik khusus narkoba, dengan Kesbangpol ada juga, nah kegiatan ini kami libatkan mahasiswa. Karena kalau anak zaman sekarang itu, kalau dia dipercaya malah merasa diapresiasi. Sejak kemarin malah BEM yang melakukan sosialisasi peraturan rektor, pendekatan, ya ini hal positif karena perpeloncoan tidak relevan lagi," sambungnya.
Indra juga mengatakan bahwa menurutnya dulu perpeloncoan bisa terjadi karena dianggap tradisi. Menurut dia, budaya bisa diubah karena budaya itu dinamis sehingga bisa diarahkan lebih positif, apalagi bersinggungan dengan pendidikan.
![]() |
Mahasiswa baru di ISBI, kata Indra, diarahkan sebagai seniman. Namun itu hanyalah salah satu capaian pembelajaran. Pada akhirnya, mahasiswa akan diarahkan untuk menemukan produk seni terbaik sesuai kemauannya, lalu bisa membagikannya.
"Jadi seniman itu capaian belajarnya, hasil akhirnya banyak yang jadi tenaga pendidik, pengusaha, dll. Harapan kita ISBI ini punya konten khas, gayanya Sunda. Siapa lagi yang akan jadi penjaga gawang, membuat kesenian lalu disebarkan, kalau bukan kita? Jadi mahasiswa baru akan diberi pengetahuan, agar bisa melestarikan dan mengembangkan seni, sekaligus bisa hidup dan menghidupi. Kesenian bisa jadi mata pencaharian," ujar Indra.
"Salah satunya kegiatan Enterpreneurship Art, kita lihat pola pendidikan, setelah lulus itu mau ke mana? Kita beri bekal agar lulus dari ISBI tidak hanya ke dunia kerja yang kompetitif, tapi juga diberi kemampuan wirausaha. Lalu nanti mereka bisa lomba dapat hibah, itu dorongan pada mahasiswa, syukur-syukur bisa bikin startup juga, karena seni itu kaya dan bisa bermanfaat," imbuhnya.
Di ISBI, terdapat tiga Fakultas di antaranya Seni Pertunjukan, Seni Rupa dan Desain, Budaya dan Media, serta Program Pascasarjana. Indra mengaku sudah banyak contoh dari mahasiswa ISBI yang mengharumkan nama Indonesia hingga mancanegara. Salah satunya yang terkenal dari ISBI ialah Tari Doger Kontrak.
Kampus yang Ingin Jadi Pendamping Kedua Para Mahasiswa
Mahasiswa baru yang kuliah di ISBI, juga dirangkul bukan hanya sebagai siswa. Tapi juga ibaratnya sudah dianggap anak sendiri. Indra mengatakan dalam agenda cek kesehatan, jika ditemukan anak didik yang butuh bantuan kesehatan maka akan dibantu oleh pihaknya.
"Kami memberikan kegiatan yang bermanfaat buat mahasiswa, jadi tidak hanya orientasi. Tapi kami ingin mewujudkan kampus sehat dengan pemeriksaan, yang agenda ini sebetulnya tidak hanya untuk mahasiswa baru dan saat ini saja. Kita juga ada klinik seperti UKS ya, karena semua harus sehat, kalau sehat bisa belajar," tutur Indra.
Indra mengaku, ISBI tak akan menelantarkan mahasiswanya yang butuh bantuan kesehatan. Menurutnya, anak muda masa kini harus diberikan pendekatan humanis, tanpa pressure, untuk explore potensi mereka.
Hal ini juga dikatakan oleh Ketua Pelaksana PKKMB, Iin Rizki. Ia mengatakan bahwa dalam rangkaian kegiatannya, ISBI berusaha untuk mengetahui potensi dan kelemahan anak didiknya.
"Kalau pun ada temuan, nanti kami hanya terima data berapa anak, bukan namanya. Yang tahu namanya itu hanya pihak puskesmas untuk mendampingi, lalu mereka yang kontak. Pihak puskesmas akan dampingi pengobatannya, kalau pihak kampus nanti akan berkaitan dengan SK Rektor seperti sosialisasi, kawasan bebas rokok dan lainnya," ucap Iin.
Alurnya, mahasiswa baru akan diarahkan untuk mendapatkan sosialisasi. Lalu, diarahkan melakukan cek darah untuk mendeteksi penyakit.
![]() |
Iin mengaku, kegiatan untuk cek kesehatan ini bertujuan untuk mendukung para mahasiswa bisa tetap berkarya dan berkuliah seperti biasa. Para peserta didik diharapkan bisa berdaya dan mewujudkan keahlian seninya.
"Data-data yang dimiliki puskesmas nantinya itu privasi. Kami hanya tau cara mencegahnya kayak apa, kalau pun ada yang butuh personal pengobatan, akan didampingi puskesmas dan mereka tetap bisa kuliah di sini," ucap Iin.
"Tujuan acara ini agar mahasiswa jangan takut untuk berpendidikan, seniman harus lulus mencapai impian tapi kalau pun mereka ada hambatan, kami akan bantu agar keluar dari jerat itu dan bersih," imbuhnya.
BNN dan Kesbangpol turut mengisi dalam sosialisasi PKKMB di ISBI. Para mahasiswa pun juga dapat melakukan konseling dengan LSM yang disediakan oleh ISBI dalam tiga hari PKKMB. Seniman Budi Dalton juga dihadirkan sebagai pembicara untuk mendukung agenda Pemajuan Kebudayaan.
(aau/tey)