Di UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon ada organisasi yang bergerak dalam bidang pelestarian lingkungan hidup bernama, Mahasiswa Pecinta Kelestarian Alam atau Mahapeka Cirebon.
Mahapeka ini sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu, bertujuan untuk menampung dan menyalurkan minat mahasiswa dalam pelestarian lingkungan.
"Mahapeka merupakan unit kegiatan mahasiswa yang menampung, menyalurkan, mengaspirasi dan membina minat mahasiswa terhadap kelestarian alam, berdiri sudah lama, sekitar tahun 1989 tempatnya di Bandung, saat itu fakultas kita masih menginduk ke IAIN Bandung," tutur Ketua umum Mahapeka Cirebon, Rio Amaru Rizky memaparkan, Minggu, (18/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama Mahapeka Cirebon berdiri, menurut Rio, Mahapeka selalu menekankan tentang pentingnya dalam melestarikan lingkungan dalam setiap program kerjanya.
"Karena para pendiri Mahapeka menganggap bahwa, dalam melestarikan lingkungan adalah sebuah hal yang urgen, karena tidak semua orang memiliki minat itu, tetapi setiap orang pasti menginginkan untuk menghirup udara yang segar," tutur Rio.
Menurut Rio, ada beberapa program kerja yang dilakukan Mahapeka Cirebon secara rutin, seperti penanaman dan perawatan mangrove di sekitar pesisir Cirebon, bakti sosial masyarakat, donor darah, ekspedisi alam dan melaksanakan kegiatan sekolah konservasi.
"Untuk perawatan mangrove dan donor darah itu tiga bulan sekali, serta kegiatan bersih-bersih lingkungan juga," tutur Rio.
Dapat penghargaan Teladan Wanasari Tingkat Nasional dari KLHK
Atas dedikasinya dalam melestarikan lingkungan, pada hari Kamis, (15/8/2024) di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Mahapeka Cirebon mendapatkan penghargaan Teladan Wana Lestari Tingkat Nasional dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.
Rio memaparkan, penghargaan Teladan Wana Lestari Nasional sendiri, merupakan ajang penghargaan dari KLHK bagi individu atau kelompok yang memiliki dedikasi dalam upaya melestarikan lingkungan hidup dan kehutanan.
Dalam acara tersebut, Mahapeka Cirebon sendiri mendapatkan penghargaan terbaik ketiga dalam kategori kelompok pencinta alam. Menurut Rio, ada banyak tahapan sebelum mendapatkan penghargaan Teladan Wana Lestari Nasional.
"Tahapan pertama itu kita lomba dengan mahasiswa pecinta alam lain atau komunitas yang bergerak di pecinta alam, tapi di tingkat cabang kedinasan daerah atau CDK, kalau di Cirebon melingkupi Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Majalengka dan Kuningan. Nah di situ kita bertarung untuk menjadi juara satu, agar bisa mewakili CDK di tingkat Jawa Barat," tutur Rio.
Setelah mendapatkan juara satu di tingkat cabang. Perjalanan Mahapeka Cirebon berlanjut untuk bertarung di tingkat Jawa Barat. Ketika itu, lanjut Rio, Mahapeka Cirebon berhasil mendapatkan juara satu di tingkat Jawa Barat
"Di Jawa Barat kita bertarung lagi dengan daerah lain, di situ kita unjuk gigi lah melawan komunitas dan mapala lain dari kampus-kampus besar dari berbagai macam kota, dan akhirnya singkat cerita kita menang juara satu di Jawa Barat," tutur Rio.
"Nah setelah menang di tingkat Jawa Barat, kita bertarung lagi di tingkat nasional dengan komunitas pecinta alam dari 34 provinsi lain, dalam upaya menunjukan sejauh mana dedikasi kita terhadap pelestarian lingkungan, dan akhirnya kita dinobatkan sebagai juara tiga, karena dianggap sudah berkiprah dan solid dalam menjaga lingkungan," tambah Rio.
Menurut Rio, untuk mendapatkan penghargaan Teladan Wanalestari Nasional, salah satu indikator pentingnya adalah konsistensinya dalam melestarikan lingkungan dan aksi sosial.
Lebih jelasnya, Rio memaparkan, yang menjadi alasan kenapa Mahapeka Cirebon mendapatkan penghargaan adalah karena dedikasinya dalam melakukan penanaman mangrove dan bakti sosial selama puluhan tahun.
"Tapi yang menjadi titik berat penilaian dewan juri adalah karena kita telah melakukan penanaman mangrove secara kontinu dari tahun 2000 an, dalam upaya untuk mengantisipasi abrasi dan memperluas bibir pantai Kota Cirebon serta melakukan banyak kegiatan sosial seperti baksos di daerah terbelakang, donor darah dan tanggap bencana. Mungkin itu yang jadi pertimbangan," tutur Rio.
Rio memaparkan, ke depan, Mahapeka Cirebon berharap dapat lebih solid lagi dalam melakukan upaya pelestarian lingkungan. Karena bagi Mahapeka Cirebon, menurut Rio, baik mendapatkan penghargaan atau tidak, Mahapeka Cirebon, akan terus konsisten dalam upaya pelestarian lingkungan.
"Tanpa dihargai atau tanpa memenangkan apapun, kita akan tetap menjadi kalangan intelektual yang menggunakan pikirannya untuk melestarikan lingkungan sekitar agar lebih baik," pungkas Rio.
(tya/tey)