Lafadz Takbir Idul Adha, Waktu Membaca hingga Keutamannya

Lafadz Takbir Idul Adha, Waktu Membaca hingga Keutamannya

Iqbal Kukuh - detikJabar
Minggu, 16 Jun 2024 16:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi Takbir Idul Adha (Foto: Getty Images/iStockphoto/REIMUSS)
Bandung -

Menjelang Hari Raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah, umat Muslim dianjurkan mengamalkan lafadz takbir Idul Adha karena memiliki beberapa keutamaan.

Lalu bagaimana lafadz takbiran Idul Adha termasuk waktu membacanya? Berikut ulasannya.

Amalan takbir Idul Adha dianjurkan dalam Islam sebagai pengingat Muslim jika kebesaran hanya milik Allah SWT. Dalil bertakbir pada malam Idul Adha adalah firman Allah Ta'ala:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (QS. Al-Baqarah: 185).

ADVERTISEMENT

Pemerintah Indonesia telah memutuskan hari raya Idul Adha 1445 H/2024 M akan jatuh pada tanggal Senin, 17 Juni 2024. Berarti detikers dapat menggemakan takbiran mulai Minggu, 16 Juni 2024.

Pada momen tersebut, kita selalu menyambut dengan gema takbir untuk mengagungkan asma Allah, hanya Allah lah yang Maha Besar.

Lafadz Takbir Idul Adha Versi Pendek

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Arab-Latin: Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.

Artinya: "Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya."

Lafadz Takbir Idul Adha Versi Panjang

Selain takbir ini, kita juga bisa menambahkannya dengan zikir-takbir Rasulullah SAW saat di bukit Shafa yang diriwayatkan Imam Muslim:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِـيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ، لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Arab-Latin: Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na'budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdah, wa a'azza jundahu wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allahu akbar walillahilhamdu.

Artinya: "Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-sebanyak puji, dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore, tiada Tuhan(yang wajib disembah) kecuali Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya, dengan memurnikan agama Islam, meskipun orang-orang kafir, orang-orang munafiq, orang-orang musyrik membencinya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dengan keesaan-Nya, Dia dzat yang menepati janji, dzat yang menolong hamba-Nya dan memuliakan bala tentaraNya dan menyiksa musuh dengan keesaan-Nya. tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji hanya untuk Allah."

Waktu Membaca Takbir Idul Adha

Takbiran Idul Adha ini terdiri takbir mutlak dan takbir muqayyad. Perbedaan keduanya terletak pada waktu pelaksanaan. Muhammad Al-Utsaimin dalam Nahwu Fiqhu Roosyid as'alatu Wa-ajwiba Fi Sholatil 'iedin menerangkan, takbir mutlak adalah takbir yang disunnahkan dibaca setiap waktu, sedangkan takbir muqayyad adalah takbir yang dibaca setelah salat fardhu.

Serupa dengan Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi'i dalam Fathul Qarib al-Mujib, yang menjelaskan bahwa takbir dalam terbagi menjadi dua macam, yaitu takbir mursal dan takbir muqayyad.

a. Takbir Mursal/Mutlak

Takbir mursal sunnah dilakukan setiap waktu, di mana pun dan dalam keadaan apapun. Baik saat di rumah, bepergian, di jalan, masjid, pasar, dan seterusnya. Waktu melakukan takbir mursal dimulai dari terbenamnya matahari malam 'id hingga imam melakukan takbiratul ihram shalat 'id. Saat Iduladha, takbir ini baik dibacakan pada malam 10 Dzulhijjah hingga usai shalat fardhu selama hari tasyriq (11,12, 13 Dzulhijah).

b. Takbir Muqayyad

Takbir muqayyad merupakan takbir yang pelaksanaannya hanya saat mengiringi shalat dan setelah melaksanakan shalat, baik fardhu maupun sunnah. Waktu pembacaannya adalah sejak setelah sembahyang subuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga ashar akhir hari Tasyriq (13 Dzulhijjah).

Pada Hari Raya Idul Adha, dianjurkan membaca takbir Idul Adha (takbir mursal) pada malam 10 Dzulhijjah. Dianjurkan juga membaca takbir Idul Adha (takbir muqayyad) yang waktunya mulai pada hari Arafah (9 Dzulhijjah), Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah), dan usai shalat fardhu selama hari tasyriq (11,12, 13 Dzulhijah).

Berbeda dengan Hari Raya Idul Fitri dianjurkan membaca takbir Idul Fitri (takbir mursal) sejak masuk malam 1 Syawal sampai imam shalat ied sudah takbiratul ihram bagi yang berjamaah.

Keutamaan Membaca Takbir Idul Adha

Setiap Muslim disunahkan untuk menyemarakkan malam takbiran dengan mengumandangkan bacaan takbir, baik secara pelan maupun keras. Bagi laki-laki disunahkan takbir diucapkan dengan suara nyaring, kecuali bagi kaum wanita, hendaknya mereka tidak mengeraskan bacaannya. Keutamaan membaca takbir pada hari Idul Adha dijelaskan Rasulullah SAW dalam hadis yang berbunyi:

"Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal saleh di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah), karenanya perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid di dalamnya." (HR Ahmad)

Kesunahan membaca takbiran juga dijelaskan dalam penggalan Al-Qur'an sebagai berikut:

ولتكملوا العدة ولتكبروا الله على ماهداكم ولعلكم تشكرون

"Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (Surat Al-Baqarah: 185)

Takbir menjadi amalan sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan oleh umat Islam. Mengagungkan nama Allah SWT mampu membukakan pintu kemudahan dari-Nya, serta mendatangkan banyak pahala, berkah, dan rezeki dari Allah dari tempat yang tidak terduga sebelumnya. Insyaallah.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads