Mesin pencari Google hari ini, Senin (29/1/2024) memasang doodle seorang perempuan bertudung. Kerudung yang dikenakannya berwarna khaki. Wajah perempuan itu tua. Ada semacam tahi lalat pada pipi kanannya. Kulit wajah perempuan itu berwarna coklat.
Di atas dahinya, rambutnya terlihat tidak tertutupi kerudung. Dari detail gambarnya, tampak bahwa rambut itu terikat sanggul di bagian belakangnya.
Gambar perempuan berkebaya merah itu berada di dalam bingkai. Bingkai sendiri merupakan sebuah televisi dengan model tua. Seperti televisi dengan layar hitam-putih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namanya doodle, gambar kepala perempuan itu melebihi bingkai televisinya. Seolah-olah perempuan itu sedang melongok ke luar dari layar kaca.
Di kiri dan kanan televisi jadul itu, ada bunga-bunga. Lebih jelasnya, ornamen bunga-bunga itu menempel pada tulisan miring-bersambung kata "Google". Selain itu, warga pada doodle tersebut dominan kuning keemasan dan coklat.
Situs Google Doodle memberi takarir, bahwa perempuan itu adalah Aminah Cendrakasih.
"Hari ini, Doodles merayakan aktris Indonesia, Aminah Cendrakasih. Orang yang paling subur berkarya dan sohor hingga panggung hiburan skala Asia Tenggara pada masanya," tulis Google Doodles.
![]() |
Biografi Aminah Cendrakasih
Aminah Cendrakasih semakin populer karena perannya pada serial Si Doel Anak Sekolahan. Dia berperan sebagai Mak Nyak, ibunda Si Doel.
Perempuan itu memang sejak usia belasan tahun sudah terjun ke dunia hiburan, mengikuti jejak ayahnya yang seorang komedian dan ibunya yang juga aktris.
Dikutip dari Google Doodles, pada tahun 1955, Aminah mulai debutnya sebagai pemain film. Dia membintangi "Oh, Ibuku"
Google Doodles hari ini, Senin (29/1/2024) merayakan ulang tahun kelahiran Aminah Cendrakasih ke-86 dengan memajang gambarnya pada tampilan muka mesin pencari di internet tersebut. Meski, Mak Nyak Si Doel itu telah meninggal dunia pada 21 Desember 2022.
Apa Itu Seni Doodle
Sulit menerka gambar yang dipasang Google Doodle hari ini merepresentasikan sosok siapa. Beruntung, ada takarir atau keterangan gambar yang dijelaskan oleh raksasa teknologi tersebut.
Namun, begitulah ciri khas seni doodle. Menurut situs ISI Surakarta, seni doodle adalah suatu gaya menggambar dengan cara mencoret. Hasilnya terlihat abstrak. Ada yang tidak bermakna, juga ada yang bermakna. Terkadang karya yang dihasilkan tidak memiliki bentuk yang benar namun terlihat unik dan menarik.
Ada contoh lain yang sama corat-coretnya. Misalnya, corat-coret yang dihasilkan selama percakapan telepon panjang, menggunakan sebuah pena dan kertas yang tersedia.
Pada mulanya doodle adalah demikian. Namun, sekarang seni doodles semakin berkembang, bentuknya yang abstrak dan memiliki keunikkan tersendiri membuat pelakunya semakin bertambah dari hari ke hari.
"Bahkan tanpa disadari kita sering menghasilkan karya doodle, contohnya coretan di kelas adalah doodle art," tulis situs ISI Surakarta itu.
Doodle art adalah sarana berkarya dan berkreatifitas yang murah lagi meriah. Tidak perlu kertas khusus seperti kanvas, di bungkus rokok sekalipun bisa dilakukan.
Semua Coretan adalah Doodle
Diakui bahwa seni doodle atau doodle art masuk ke dalam seni rupa dua dimensi. Seni ini juga bagian dari desain grafis yang menarik.
Mulanya, tulis ISI Surakarta, memang semua coretan adalah doodle. Coretan-coretan dilakukan oleh banyak Presiden Amerika sepert Thomas Jefferson, Ronald Reagan, dan Bill Clinton dalam banyak pertemuan.
Penyair dan dokter, John Keats mencoret-coret di pinggir catatan medisnya. Para sastrawan seperti Samuel Beckett dan Sylvia Plath juga pelaku doodle.
Di bidang matematika, Stanislaw Ulam mengembangkan spiral Ulam untuk visualisasi bilangan prima saat mencoret-coret selama presentasi membosankan di sebuah konferensi matematika.
Selintas Sejarah Seni Doodle
Pasukan kolonial Inggris, sebelum Perang Revolusi Amerika di abad ke-17 menyanyikan lagu "Yankee Doodle", sehingga muncullah kata doodle.
Ini merupakan muasal dari kata kerja abad kedelapan belas untuk mencoret-coret. Arti modern muncul pada 1930-an, maknanya "untuk berlama-lama".
Sejak abad XVII, doodle telah memiliki makna membuang-buang waktu atau karena malas.
Dalam film Mr Deeds Goes to Town, Mr Deeds menyebutkan bahwa "doodle" adalah kata yang dibuat untuk menggambarkan coretan untuk membantu seseorang berpikir.
Situs sipadu.isi-ska.ac.id menyebutkan, seni doodle juga memiliki sejarah purbanya. Seperti coret-coretan yang terdapat di gua-gua zaman purba.
Coretan gua merupakan salah satu gaya doodle art tertua di dunia, bahkan sudah ada sebelum orang-orang mulai mengenal tulisan, dimana doodling dijadikan alat untuk menceritakan sebuah kisah turun temurun.
(tya/tey)