Olahraga basket cukup digemari di Indonesia. Pembinaan atlet basket di Indonesia terbilang baik dan terstruktur. Mulai dari tingkat sekolah menengah, perguruan tinggi, hingga profesional. Pemain basket profesional yang berhasil tembus ke Timnas (Tim Nasional) umumnya datang dari sekolah atau perguruan tinggi yang memiliki program khusus untuk pengembangan bakat di cabang olahraga ini.
Fikran adalah salah satunya. Dia merupakan mahasiswa atlet (student athlete) basket yang berhasil menembus roster Timnas U-23 dengan nama Indonesia Elite yang berlaga di Malaysia pada November 2023 lalu.
Pemain dengan nomor punggung 11 ini berhasil mendapatkan kepercayaan dari Efri Meldy selaku pelatih kepala Indonesia Elite pada laga The Datuk Wira Cup Melaka U-21 Invitational Tournament itu. Terdapat tiga game yang dimainkan Timnas saat itu. Mulanya, pada game pertama Indonesia Elite melawan MBC Kirim, Fikran belum banyak berkontribusi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun target juara tidak tercapai, Fikran senang dengan kesempatan yang ia dapatkan di game berikutnya melawan Selangor Sukma. Ia berhasil menyumbang 4 poin dari total 75 poin yang diraih Indonesia Elite. Kesempatan yang diberikan pelatih padanya ini dimanfaatkan dengan baik. Pada game terakhir melawan HDSH Chinese Taipei, Fikran bermain cemerlang dengan menjadi top skor kedua setelah Dame Diagne. Sebanyak 11 poin dicetak oleh pemain kelahiran 2004 itu.
"Seneng banget. Dari yang game 1 kayak wah diem terus, 'duh pengen main', terus game selanjutnya dikasih kesempatan. Sampai akhirnya, game terakhir bener-bener dikasih kesempatan main terus," kata pebasket dengan tinggi 188 cm itu belum lama ini.
Meskipun Indonesia Elite hanya keluar sebagai runner up, Fikran tetap menganggapnya sebagai pengalaman yang berharga. Berdasarkan pengamatannya, terdapat sebuah perbedaan yang signifikan antara kultur bola basket dari negara-negara yang mengikuti turnamen tersebut.
"Orang-orang di sana tuh ada bola benar-benar langsung dikejar, haus bola banget. Misalkan aku passing, kena terus. Mereka udah ketinggalan margin 15 bola mau berapa bola tetep ngotot ngejarnya," katanya.
Selain perbedaan kultur basket Indonesia dengan Malaysia dan Taiwan, Fikran juga menemukan perbedaan tersebut di lingkungan kampus. Bermain di berbagai level pertandingan bola basket memberikan penggemar Los Angeles Lakers ini wawasan yang lebih luas tentang permainan bola basket.
Sebelum berlaga dengan nama Indonesia, Fikran pernah mengikuti pertandingan basket di level Kejuaraan Daerah Jawa Barat dan Kejuaraan Nasional. Selain itu, Fikran juga tergabung dalam skuad Indonesia Patriots.
Perjalanan Karier dan Harapan Basket Fikran
Fikran memang tidak berasal dari perguruan tinggi yang memiliki program khusus pengembangan basket. Alih-alih, Fikran menggunakan bakat basketnya itu untuk menempuh pendidikan sarjana di salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa Barat. Kini Fikran tengah menempuh tahun kedua di program studi Akuntansi di Universitas Padjadjaran.
Tidak ingin menyia-nyiakan bakatnya, Fikran tergabung dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM) pada bidang bola basket, yaitu Unit Bola Basket Unpad (UBBU). Meskipun tim basket Unpad di tingkat antar perguruan tinggi belum bersinar, Fikran memiliki harapan besar.
Baru beberapa bulan ia bergabung dengan tim basket Unpad, Fikran sudah ikut diturunkan dalam pertandingan antar perguruan tinggi se-Indonesia, yaitu Liga Mahasiswa 2022. Meskipun hasil yang didapatkan tidak cukup baik, Fikran merasa senang karena pengalaman pertamanya bermain sebagai mahasiswa memberikan pembelajaran yang berharga.
Saat itu, Unpad berada dalam satu grup yang sama dengan kampus ternama dengan program basketnya. Seperti Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB) yang banyak menghasilkan pemain basket profesional Indonesia, dan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang memiliki tim juga di liga profesional, yaitu Satya Wacana Salatiga (SWS). Keduanya berada di level yang jauh di atas Unpad.
"Baru masuk Unpad langsung ngerasain liga mahasiswa tuh berharga sih. Inget banget dulu segrupnya sama ITHB, UKSW," katanya takjub.
Tahun ini Unpad tidak termasuk ke jajaran perguruan tinggi yang mengikuti Liga Mahasiswa. Ini terjadi karena keterlambatan dalam pendaftaran, sehingga Unpad hanya berakhir di daftar tunggu (waiting list) peserta. Fikran cukup menyayangkan kesempatan yang hilang itu. Namun ia masih memiliki harapan yang besar untuk timnya bisa lebih berkembang lagi.
"Aku punya harapan, soalnya aku pengen Unpad main di Limanas," katanya.
Fikran jatuh cinta pada basket bukan dengan cara yang fantastis. Ia mulai menekuni olahraga ini di bangku SMP. Kala itu, ia hanya ikut-ikutan teman sepermainannya yang ramai mencoba berbagai ekstrakurikuler olahraga. Bermula dari futsal, Fikran dan teman-teman pindah ke cabang olahraga basket. Ternyata, "coba-coba" Fikran ini berbuah dukungan dari sang ibu. "Berjalan waktu, Mama ngedukung juga, masukin aku ke klub (basket) di Bandung. di Garuda Bandung ini aku mulai serius," katanya.
Tak main-main, dukungan ibu Fikran juga ditunjukkan dengan mendaftarkan Fikran pada program latihan privat. Di sini, Fikran banyak melatih kemampuan individunya yang membantunya bermain dengan baik di lapangan. Pelatih privat Fikran diketahui sebagai salah satu orang di balik tim basket profesional kota Bandung, yaitu Prawira Harum Bandung.
Klub basket yang membina Fikran hingga sekarang ini juga diketahui sebagai klub yang terafiliasi dengan Prawira Harum Bandung. Tak jarang Fikran berkesempatan dilatih langsung oleh pelatih Prawira, yaitu David Singleton.
Dengan segala pelatihan dan dukungan yang ia dapatkan, Fikran melihat basket sebagai masa depannya. Namun, sebelum itu, ia ingin menyelesaikan studinya di Unpad seperti yang diharapkan ibunya. Setelahnya, Fikran ingin karir basketnya terus berjalan. "Harapannya yang pertama bisa main IBL dulu. Kalau memang ada rezekinya, bisa ngebela di timnas senior," tutup Fikran.