Cara Peneliti Unpad Ubah Limbah Batu Bara, Ternak dan Sawit Jadi Berguna

Cara Peneliti Unpad Ubah Limbah Batu Bara, Ternak dan Sawit Jadi Berguna

Rifat Alhamidi - detikJabar
Jumat, 17 Nov 2023 16:00 WIB
Peneliti Unpad Ellin Harlina
Peneliti Unpad Ellin Harlina (Foto: Istimewa).
Bandung -

Seorang peneliti Universitas Padjajaran (Unpad) Ellin Harlina, mencetuskan terobosan baru dalam penelitian limbah peternakan. Ia mengembangkan riset mengenai energi alternatif biogas dari kotoran ternak yang dikolaborasikan dengan batu bara dan kelapa sawit.

Dalam keterangannya, riset Ellin dilakukan dengan cara mengkolaborasikan pengolaban limbah batu bara dengan kelapa sawit ke feses ternak. Ide briliannya ini akhirnya bisa memecahkan permasalahan tiga limbah tersebut sekaligus.

Riset ini didasari kesadaran Ellin mengenai keluhan keberadaan peternakan, terutama ruminansia telah berkontribusi terhadap pemanasan global. Ellin pun menyadari bahwa bahwa temuan eksplorasi batu bara adalah lignite atau batu bara muda, para penambang tidak akan menggunakannya, sementara galian akan tetap terbuka dan lignit menjadi limbah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ellin menyadari potensi yang ada pada limbah batu bara muda ini dapat dijadikan sebagai wadah untuk menyimpan gas metana dari feses atau kotoran ternak.

"Ketika batu bara dan kotoran ternak dicampur, urin dan feses akan mengalir ke dalam lubang batu bara. Lubang-lubang dalam batu bara ini dapat menyimpan bakteri, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk memperpanjang produksi gas metana. Gas metana yang tersimpan inilah yang selanjutnya dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif yakni biogas" katanya dalam podcast Hasil Riset dan Diseminasi (HaRD Talk) Unpad sebagaimana dikutip detikJabar, Jumat (17/11/2023).

ADVERTISEMENT

Tahun 2020, Ellin hendak mempraktikkan temuan risetnya itu langsung di tambang batu bara. Namun, karena pandemi melanda, akhirnya ia terapkan inovasinya tersebut pada skala yang lebih kecil dengan bantuan rekannya dalam menyuplai batu bara.

Pada prosesnya, Ellin menyampurkan feses kerbau dengan batu bara, lalu mengeringkannya dengan serangkaian tahapan sampai menjadi sumber energi berbentuk blok. Akhirnya, sumber energi ini dinamakan sebagai bioblock.

Bentuk bioblock menyerupai balok dan memiliki tekstur yang keras, padat, kering, dan tidak berbau. Bioblock dapat digunakan sebagai sumber substrat maupun konsorsium mikroba dalam menghasilkan energi gas metana. Kini, Bioblock sudah mendapatkan paten.

Selain dengan batu bara, limbah peternakan juga dapat diolah bersamaan dengan limbah kelapa sawit. Hal tersebut dapat diaplikasikan pada limbah padat industri peternakan, yakni endapan susu. Limbah kelapa sawit seperti tandan kosong, cairan kelapa sawit atau pome sampai palm press fiber atau ampas kelapa sawit dicampur dengan limbah endapan susu.

Proses anaerobic digester memungkinkan pencampuran senyawa kompleks dalam kedua limbah tersebut dapat menghasilkan biogas sebagai sumber alternatif.

"Jadi dalam jumlah besar kami manfaatkan untuk subsides biogas karena dia menjadi sumber serat untuk biogas di peternakan," ungkap Ellin.

Kedua inovasi yang dimanifestasikan Ellin ini tentunya menjadi jawaban bagi keluhan masyarakat terkait pengolahan limbah. Bahkan, inovasi ini bisa jadi jawaban bagi mereka tidak menyukai limbah kotoran yang basah dan berbau.

"Kita berharap energi alternatif ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Ini kan energinya bersih, sebetulnya. Dan manfaat lain dia mengurangi biaya membeli gas, sebetulnya begitu ya. Nah, itu yang di masyarakat. Tapi, tadi masyarakat itu ternyata kalau (limbah kotoran yang) basah dia agak malas, sehingga saya membuat satu inovasi yaitu dikeringkan, gitu," cerita Ellin.

Berkaitan dengan kebermanfaatannya, studi selanjutnya yang tengah diusahakan oleh Ellin dan rekannya adalah perancangan desain pengemasan berbentuk portable untuk bioblock dan biogas agar bisa digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-harinya seperti

memasak. Kemasan portable ini nantinya juga dapat menjangkau daerah terpencil yang membutuhkan bantuan.

Ellin Harlia mewakili Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Hohenheim University dan Universitas Sains Malaysia dalam pengembangan studi terkait pengemasan tersebut. Ellin berharap bisa mengembangkan riset inovasi prototype biogasnya tersebut agar dapat mewujudkan tujuannya dalam menjaga pelestarian lingkungan. Tujuan lain yang paling signifikan bagi Ellin Harlia adalah untuk mengurangi gas rumah kaca yang menjadi penyumbang terbesar pemanasan global.

"Sebetulnya ini adalah program pelestarian lingkungan. Saya rasa ini sejalan karena limbah peternakan ini kan dituding akan merusak lingkungan karena dengan dia masuk ke sungai itu mikroba berjuta, bermiliar bahkan ya, ini akan mengganggu sumber air. Tapi dengan cara kita mengolah ini kan ada 3R, mengurangi, kemudian kita gunakan, dan kita lakukan daur ulang. Selain menyelamatkan air, kita juga menyelamatkan tanah," tutur Ellin.

(ral/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads