Bandung Datathon 2023 dan Upaya Tingkatkan Layanan Kesehatan

Bandung Datathon 2023 dan Upaya Tingkatkan Layanan Kesehatan

Rifat Alhamidi - detikJabar
Selasa, 05 Sep 2023 23:30 WIB
Pembukaan acara Bandung Datathon 2023.
Pembukaan acara Bandung Datathon 2023. (Foto: Istimewa)
Bandung -

Pemkot Bandung sedang menyempurnakan layanan berbasis digital di bidang kesehatan untuk warga. Layanan tersebut diinisiasi supaya memudahkan publik menjangkau kebutuhannya secara efektif.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Bandung Yayan A Brilyana mengatakan salah satu cara yang pemkot lakukan yaitu dengan menggagas kompetisi Datathon 2023. Tahun ini, pemkot mengusung tema 'Transforming Public Health Service' sebagai bagian dari dimensi smart health Bandung Smart City.

"Jadi ini sesuai dengan kebutuhan setelah COVID-19. Diharapkan usaha pemerintah bisa efektif dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat," katanya saat ditemui di salah satu hotel di Kota Bandung, Selasa (5/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Digelar pada 5-6 September 2023, Datathon tahun ini mengundang 50 peserta dari berbagai kalangan, seperti pegiat kesehatan, pengusaha hingga para ahli IT. Mereka kemudian dibagi menjadi 10 kelompok untuk menghadirkan ide-ide segar mengenai transformasi layanan kesehatan berbasis digital.

"Karena sudut pandang pemerintah juga sering kali berbeda dengan masyarakat. Belum tentu ide yang disampaikan ke masyarakat itu sudah sempurna, masih ada bolong-bolongnya. Ini yang kita butuhkan dari masyarakat," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Kepala Bidang Data dan Statistiik Diskominfo Kota Bandung Rina Karlina menambahkan, Datathon dibuat dengan konsep seperti lomba lari marathon. Dalam dua hari, para peserta akan berkompetisi untuk menghadirkan ide terbaik.

Gagasan yang diusulkan pun tidak memiliki batasan. Para peserta dipersilakan berkreasi sedemikian rupa, asalkan memenuhi indikator yang telah ditentukan panitia.

"Selain sustainable dan kreatif, ide tersebut harus bisa diterapkan pemerintah. Ide seperti ini yang memiliki poin tinggi," tuturnya.

Salah satu inovasi dari hasil Bandung Datathon beberapa tahun lalu adalah tombol knob untuk menyalakan lampu merah di lokasi penyeberangan Balai Kota. Sementara tahun ini, bidang kesehatan dipilih sebagai bagian komitmen Pemkot Bandung dalam layanan kepada warga pascapandemi COVID-19.

"Itu contohnya. Kalau di tahun ini, kita butuh program kesehatan yang mempermudah pelayanan publik tanpa harus membuat masyarakat mengeluarkan biaya tinggi, tanpa harus bertatap muka dengan dokter," ujarnya.

Direktur Penjaminan JKN/ BPJS P Sanbe Prakarsa Husada, dr Ahyani Raksanagara menjadi salah satu pemateri dalam agenda Bandung Datathon 2023. Dalam paparannya, Ahyani mengungkap bahwa kasus kesehatan yang masih tinggi di Kota Bandung di antaranya DBD, tingkat PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Srhat), kematian ibu dan bayi, dan balita gizi buruk.

Salah satu solusi yang tengah diimplementasikan Pemkot Bandung adalah Universal Health Coverage (UHC). UHC merupakan penjaminan kesehatan bagi warga manakala mereka membutuhkan pelayanan kesehatan.

"Soalnya masih ada masyarakat yang enggan untuk mengakses layanan kesehatan karena masalah biaya. Dengan adanya kepastian penjamin, masyarakat menjadi mudah terakses kepada layanan kesehatan," katanya.

Ia melanjutkan, ada dua faktor yang mempengaruhi faktor kesehatan di bagian hulu, yakni lingkungan dan perilaku. Pendekatan dua faktor itu hanya bisa dilakukan jika melibatkan masyarakat.

"Sehingga, peran tenaga kesehatan yang ada di hilir itu bisa fokus menyelesaikan permasalahan penyakit. Sebab pencegahannya sudah selesai di masyarakat," harapnya.

Ia berharap, masyarakat mulai dari RT, RW, kader PKK dan posyandu, Karang Taruna serta lainnya bisa bersama-sama menjaga di hulu supaya lingkungan dan perilaku masyarakatnya mendukung kesehatan.

"Ini harus dilakukan secara serentak oleh masyarakat. Kalau tidak, ya angka yang ada di hilirnya akan semakin besar. Berdayakan masyarakat untuk intervensi lingkungan," kata Ahyani.

Salah satu peserta Bandung Datathon 2023, Ratna Suryana seorang pegawai disabilitas di RS Mata Cicendo mengaku sangat tertarik dengan tema yang diusung tahun ini.

"Bagus karena dengan Datathon mengangkat tema seperti ini bisa mewujudkan pelayanan kesehatan di Kota Bandung yang inklusi," ungkap Ratna.

Sebagai seseorang yang mewakili disabilitas, ia akan mengajukan ide mengenai pelayanan kesehatan inklusi yang bisa diakses oleh semua termasuk untuk warga masyarakat disabilitas di Kota Bandung.

"Sebab masih banyak yang harus diperbaiki dan masih banyak PR terkait pelayanan kesehatan inklusi yang harus diselesaikan bersama," lanjutnya.

Selain Ratna, peserta lain bernama Daud Fernando yang merupakan seorang data analis mengaku, ingin coba memberikan solusi berbasis data terkait pelayanan kesehatan melalui Datathon 2023. "Kebetulan saya fresh graduate. Sejak kuliah di semester 6, saya tertarik sekali di bidang data," ucap Daud.

Rencananya, ia akan mencanangkan ide yang memudahkan masyarakat Bandung dalam mengakses informasi terkait kesehatan. "Kira-kira begitu. Tapi untuk spesifiknya masih rahasia. Akan didetailkan kembali dengan tim," pungkasnya.

(ral/iqk)


Hide Ads