Permainan tradisional kini tak lagi dipandang sebelah mata. Sebab, keberadaannya sudah diakui sebagai jenis olahraga yang layak dipertandingkan di tingkat nasional.
Salah satu contohnya, yakni diselenggarakannya Pekan Olahraga Tradisional Tingkat Nasional (POTRADNAS) IX pada 12-15 Juni 2023, di Open Space Gallery Linggarjati, Kabupaten Kuningan. Kompetisi tersebut dibuka secara resmi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo.
Dito datang langsung ke Kabupaten Kuningan untuk menyaksikan para kontingen dari 18 provinsi dan 8 kota/kabupaten berlaga di ajang tersebut. Tak hanya itu, secara simbolis dia juga melakukan permainan Sumpitan yang merupakan satu dari lima cabor dalam POTRADNAS IX.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejuaraan POTRADNAS IX, menurut Dito, merupakan sarana untuk melestarikan dan menjaring minat generasi muda untuk memainkan olahraga tradisional. Dengan begitu nilai-nilai positif di dalamnya seperti gotong royong dan sportivitas akan tertanam sekaligus menjadi identitas kebudayaan bangsa Indonesia.
"Ini adalah misi penyelamatan budaya Indonesia, dari banyaknya pengaruh budaya asing yang merupakan efek era digitalisasi," ujar Dito kepada wartawan, Selasa (13/6/2023).
Dalam event ini, ratusan anak muda dari berbagai daerah bakal bertanding di lima cabang olahraga (cabor) tradisional seperti Hadang, Egrang, Sumpitan, Gasing dan Terompah Panjang.
Tak hanya sebatas di tingkat nasional, Dito berkeinginan membawa olahraga tradisional asal Indonesia sebagai cabor pada event internasional. Baik itu Sea Games, Asian Games dan Olimpiade.
"Pesan olahraga tradisional yang pasti dari sisi Kemenpora selalu mendukung, event-event kejuaraan dan exhibition. Kita mendorong di Pekan Olahraga Nasional atau PON. Harapan ke depannya bisa menjadi nomor yang dipertandingkan. Bahkan di tingkat Sea Games, Asian Games dan Olympic," ungkap Dito.
Dito mengaku upaya diplomasi pun sedang gencar dilakukan. Misalnya olahraga Pencak Silat dan Hadang diharapkan bisa ikut masuk ke Olimpiade
"Bahkan kita juga sedang diplomasi untuk mendorong olahraga tradisional di Olympic ini ada pencak silat dan hadang. Itu salah satu langkah-langkah untuk melestarikannya," kata Dito.
Di sisi lain, upaya secara masif agar olahraga tradisional semakin berkembang juga dilakukan. Sebagai contoh, sambung Dito, banyak sekali influencer di Indonesia yang menampilkan permainan tradisional untuk menjadi bahan konten.
"Selain mendorong olahraga tradisional dipertandingkan di multi event dan exhibition, mungkin sekarang banyak sekali platform digital dibikin Raffi Ahmad, Vincent dan Desta itu sudah mempertandingkan olahraga tradisional. Itu dalam rangka kita mendorong olahraga tradisional dipromosikan di luar kejuaraan," jelasnya.
Dito menambahkan, olahraga tradisional pun dapat dikemas dari segi entertainment dan tourism. Artinya saat ada sebuah kejuaraan, daya ekonomi masyarakat di sekitarnya bisa meningkat.
"Memang namanya olahraga tradisional, karena melekat dengan kebudayaan harus dikemas sisi entertainment, tourism dan budaya. Agar ke depan meningkatkan daya ekonominya," ucap Dito.
(mso/mso)