Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat membuka seleksi calon komisioner untuk periode 2023-2028. Dari sekian pihak yang ikut mendaftar, terselip nama Suhendar, seorang disabilitas asal Kota Bandung yang ikut meramaikan seleksi Bawaslu tersebut.
Suhendar sendiri merupakan penyandang disabilitas netra yang kini bertugas sebagai abdi negara atau ASN di Labolatorium Pekerja Sosial (Peksos) Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung. Hendar begitu ia akrab disapa, memutuskan ikut mendaftar calon Komisioner Bawaslu Jabar karena punya misi ingin penyandang disabilitas punya kesetaraan dalam hal kepemiluan.
"Ini kan proses kepemiluan yang sudah berjalan lama. Tapi dari proses tiap tahunnya, selalu ada persoalan klasik tentang hak disabilitas. Jadi sering terabaikan atau ada kendala teknis yang menjadi kendala bagi kami orang-orang disabilitas di setiap kepemiluan," kata Hendar membuka perbincangannya dengan detikJabar belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Aksi Nekat Pria Bandung Curi Motor Dinas TNI |
Hendar resmi mendaftarkan namanya ke Tim Seleksi Bawaslu Jabar saat proses penjaringan dibuka pada 28 Maret-6 April 2023. Ia mendaftar melalui jalur afirmasi yang memang diperuntukkan khusus disabilitas. Semua berkas pendaftaran yang ia siapkan dinyatakan memenuhi syarat untuk mengikuti seleksi tersebut.
Setelah berkasnya memenuhi syarat, Hendar telah mengikuti Computer Assisted Test (CAT) pada 4-5 Mei 2023. Ia juga sudah melalui tes psikologi yang dilangsungkan pada 8-9 Mei 2023.
Meski 2 tahapan itu sudah dilaluinya, namun Hendar tak menampik sempat menemui kendala saat tahapan CAT. Pasalnya dia tidak difasilitas komputer dengan aplikasi berbasis talk back untuk memudahkannya sebagai disabilitas netra.
"Pada saat CAT, tadinya berpikir ada aplikasi talk back di komputernya, ternyata enggak ada. Akhirnya Timsel menyarankan didampingi dari pihak BKN. Dan Alhamdulillah itu selesai, bisa saya lalui. Terus kemarin tes psikologi, itu juga bisa saya lalui dengan lancar," ungkap Hendar.
Mendaftar sebagai calon komisioner Bawaslu Jabar, Hendar bukan tanpa pengalaman kepemiluan. Hendar pernah ditunjuk menjadi Tim Seleksi KPU untuk wilayah Kota Bandung, Kota Bogor dan Kabupaten Bogor 2018.
Bukan hanya itu, Hendar juga kerap diundang KPU untuk menjadi pembicara tentang kepemiluan. Hendar sudah banyak menjabarkan pandangannya tentang sistem pemilu yang tak hanya menjadi edukasi bagi kaum disabilitas saja. Beberapa pemikirannya juga menyumbang kontribusi untuk diterapkan bagi masyarakay umum, khususnya di Jabar.
"Jadi dari sisi modal kepemiluan, saya sudah punya itu. Dan ketika punya modal, kenapa enggak kita mencoba buat berkontribusi sekaligus memperjuangkan temen-temen difabel yang lain dalam hal kepemiluan," ucapnya.
Hendar mengaku punya keinginan supaya kaum disabilitas dinilai setara dalam pesta demokrasi di Indonesia. Sebab selama ini, keberadaan disabilitas menurutnya sudah diamanatkan dalam UU No 17 Tahun 2017 tentang Pemilu hingga UU No 8 Tahun 2016 tentang Perlindungan Disabilitas.
"Dari situ saya berpikir untuk bisa merubah sistem, kita tidak bisa hanya teriak-teriak di jalan, kita harus masuk ke sistem itu. Hal ini yang akhirnya saya tempuh, ikut mendaftar sebagai calon komisioner Bawaslu. Kan di UU Pemilu itu di Pasal 5 dinyatakan disabilitas boleh atau bisa menjadi penyelenggara. Kemudian diperkuat sama UU Perlindungan Disabilitas di beberapa pasalnya mengatur hak politik yang sama baik sebagai peserta maupun penyelenggara," papar Hendar.
"Di UU Perlindungan Disabilitas itu mengatur wajib menerima 2 persen penyandang disabilitas di sektor swasta, pemerintah sampai kepemiluan. Ini kan aturannya sudah cukup jelas, wajib dan harus diimplementasikan di tataran teknis karena memang ini amanat undang-undang," kata Hendar.
Mantan juru bicara Panti Sosial Bina Netra Wyata Guna Bandung punya cita-cita hak kaum disabilitas juga bisa setara sebagai warga Indonesia dalam hal kepemiluan. Sehingga, Hendar yang memang mendapatkan mandat dari Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Jabar memantapkan diri maju ikut seleksi komisioner Bawaslu.
"Keinginan saya jika nanti lolos seleksi ini, disabilitas juga bisa ikut berkontribusi buat negara. Jadi kita bisa memadukan gagasan untuk kepentingan semua," katanya.
"Kita memang memahami dan menyadari kita sebagai masyarakat minoritas. Tapi dalam konteks kepemiluan, kita ini sama kedudukannya. Jadi kenapa enggak, saatnya disabilitas diberi ruang dan porsi untuk sama-sama membangun negara," ucapnya menambahkan.
Jika tak ada halangan, pengumuman hasil tes psikologi untuk menentukan 28 besar nama calon komisioner Bawaslu Jabar bakal dilakukan malam ini. Hendar pun optimistis bisa lolos dari tahapan tersebut.
"Optimis. Karena memang ada harapan dari temen-temen dari kabupaten/kota di Jabar. Jadi mudah-mudahan kalau ini sukses, temen-temen difabel lain juga bisa mengikuti langkah saya berkontribusi di kepemiluan," pungkasnya.
(ral/mso)