Ia mampu membuktikan bahwa jiwa dan semangatnya masih tetap sama, meski sekarang usianya sudah menginjak kepala tiga, menikah, dan memiliki seorang putri cantik berusia lima tahun.
"Tadinya sempat cemas menghadapi usia 30 tahun. Masih bisa have fun nggak ya? Setelah dijalani dan dengan support sistem yang oke ya, akhirnya ngerasa ah umur 30 ternyata asik-asik aja, malah jadi challenge biar nggak kudet (kurang update) gitu loh," ungkap perempuan yang baru saja berulang tahun ke 32 tahun ini.
Ia banyak bercerita saat ditemui detikJabar dalam acara Podcast Hari Ibu 2022 detikJabar di The Trans Luxury Hotel. Finna menuturkan bagaimana sang suami, Agianda, yang usianya seumuran dengannya mampu memberi ruang dan kesempatan untuk melakukan banyak hal.
Ini jadi salah satu kunci penting agar dia tetap masih bisa beraktivitas dan bekerja seaktif saat masih gadis dulu.
"Dulu aku kan kerja jadi Account Excecutive di Agensi Desain Grafis gitu kan, waktu aku resign dia langsung tanya 'yaudah mau bikin apa? Bikin blog? Bikin lah! Mau main sosmed? Main gih, tapi serius ya!' Jadi malah kasih ruang asal serius dan emang bisa menghasilkan uang," cerita Ambu Fina, begitu sapaannya di Instagram.
![]() |
Finna kini memiliki 18 ribu lebih followers di instagramnya, @finayudharisman. Ia dipercaya para pengikutnya sebagai content creator yang berfokus pada hal-hal mengenai family and parenting.
Sempat mogok main instagram karena kehilangan followers, bingung untuk eksis setelah hamil dan melahirkan, masa-masa surut itu telah menjadi motivasi untuk Finna. Ia justru berambisi untuk belajar banyak hal tentang parenting dan membagikannya di sosmed.
"Awalnya aku sharing tentang skincare ibu hamil, terus belajar gentle birth dan coba sharing. Begitu anaknya lahir, syukurnya dia juga kooperatif bisa sat-set dipakein baby wearing. Jadi belajar hal-hal yang belum banyak orang tahu," kenangnya.
Keseriusannya membedah ilmu parenting disalurkan dalam Family Event Producer pertama di Bandung, FY Com, sejak tahun 2018. Dari sini, Ambu Fina semakin dikenal sebagai penyelenggara acara parenting yang profesional.
"Awalnya tuh iri karena temen di Jakarta bikin event parenting dengan sponsor dan pembicara yang keren. Kalau di Bandung masih sebatas community based yang belum sesuai dengan kemauan ibu-ibu muda. Akhirnya bikin deh event sendiri," kuaknya.
Event pertamanya membahas seputar mom and baby yoga dengan 20 orang peserta. Lambat laun peserta semakin banyak, bahkan sampai tembus kisaran 150 orang.
"Karena event yang aku bikin ini berani punya signature bagi para ibu-ibu muda. Contohnya waktu marak Baby-led Weaning (BLW), mereka pingin denger dari ahlinya. Aku datengin dokternya Andien dari Jakarta. Akhirnya aku dikenal karena kalau bikin acara narsumnya nggak kaleng-kaleng," kisahnya.
![]() |
"Jadi aku punya penonton setia, fycom families, yang setiap aku bikin acara selalu dateng, karena mereka ngerasa 'Ambu Fina kalau bikin acara selalu bagus, udah harganya terjangkau, dapet goodie bag segembol'. Aku mau acaranya detail dan profesional, nggak asal-asalan," sambung Finna.
Perempuan lulusan Pariwisata NHI yang kini menjadi STPB (Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung) ini semakin bertambah usia justru semakin ingin menyalurkan jiwa volunteernya sejak gadis.
Ia merasa senang ternyata ada market para orang tua yang mau terus belajar bersama. Finna ingin terus memberi wadah bagi para orang tua untuk terus belajar baik yang sedang hamil, baru punya anak pertama, hingga anak kedua maupun ketiga.
"Kemajuan teknologi ini jadi advantage buat kita belajar hal baru, karena ilmu parenting itu update terus. Jadi orang tua harus belajar terus. Gimana biar nggak kudet, karena gue harus gaul biar bisa nemenin dia (anak), biar bisa jadi bestienya," papar Finna.
![]() |
"Kalau zaman dulu kan kita ada gap sama orang tua. Anak gak berani komunikasi apa yang dia mau, sementara orang tua meraba-raba 'wah anak gue pasti maen nih!' Nah alhamdulillah sekarang udah banyak orang tua yang mau belajar," imbuhnya.
Kini, fokus ambisinya di usia yang menginjak kepala tiga masih dengan dunia motherhood. Ia telah membuktikan bahwa meski sudah jadi seorang ibu, dirinya tetap produktif, mampu mengatur porsi rumah dan pekerjaan. Ia ingin lebih banyak ibu-ibu untuk bisa berdaya dan mau membekali diri dengan topik yang disukai.
"Kadang ada tanggapan kalau jadi ibu-ibu itu fokusnya hanya kasur, dapur, anak. Sekarang nggak, dengan kemajuan teknologi bisa dimanfaatkan oleh ibu-ibu untuk keep connected dengan orang-orang dan belajar banyak hal," tuturnya dengan semangat.
(aau/tya)