Kota Bandung dikenal sebagai sentra fesyen yang trennya selalu disukai banyak orang dari berbagai kalangan. Bahkan Bandung pun dijuluki Paris Van Java karena dunia fesyennya tersebut.
Banyak merek ternama lahir dari Ibu Kota Provinsi Jawa Barat ini. Bahkan beberapa sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Seperti merek Sch yang telah lahir sejak 1997 silam saat industri fesyen belum setenar sekarang.
Sch lahir dari sebuah kampus di Kota Bandung dimana kala itu beberapa mahasiswa yang aktif di komunitas skateboard membuat sebuah project untuk menyalurkan hobi dan ide dalam mendesain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanpa disangka, project mendadak itu diterima baik oleh pasar. Produk yang dibuat pun laris manis hingga akhirnya terbentuknya sebuah merek kala itu hingga pionir brand streetwear Indonesia, dan juga menjadi bagian dari pembentukan street brand.
Arief Maskom, Founder Sch mengungkapkan, ide pembuatan merek itu karena dirinya ingin membuat sebuah produk yang secara fungsional baik untuk dipakai dan secara estetis enak untuk dilihat. Di samping pengaruh kuat dari skateboard dan skena subkultur lainnya.
Pada awalnya nama yang digunakan untuk merek fesyen mereka yakni Ouval. Nama itu secara tak sengaja dipilih meski Arief sendiri mengaku tak begitu menyukai nama tersebut.
"Tapi kita belum punya nama makanya temen nyeletuk nama Ouval itu. Disitu memang awalnya saya kurang setuju karena kesibukan kuliah dan main skateboard jadi fokus terbagi, akhirnya nama ouval ini keterusan. Terakhir karena namanya Ouval saya tambahin Research agar gak terlalu feminim namanya," kata Arief saat berbincang dengan detikJabar.
Seiring berjalannya waktu, nama Ouval Research pun perlahan kembali diubah. Nama Rsch dipilih karena beberapa pertimbangan dan pemikiran yang dianggap lebih dalam.
Arief bercerita, namun nama Rsch baru bisa digunakan penuh untuk produk fesyen buatannya pada 2016 lalu. Padahal keinginan untuk menggunakan nama Rsch telah ada sejak tahun 2000.
"Beberapa tahun setelah itu karena saya sering menyingkat jadi ovl rsch, akhirnya diganti nama rsch. Tapi prosesnya panjang banget dari 2000 baru berhasil mengganti tahun 2016. Karena apa kita ingin penggantian nama semulus mungkin, jadi tidak kehilangan pasar," ungkap Arief.
Namun setelah beberapa waktu nama Rsch tidak dapat digunakan karena alasan hukum. Kemudian nama merek diganti lagi dengan menghilangkan huruf R menjadi Sch sampai sekarang.
Nama "Sch" dipilih untuk menegaskan suara yang lebih mudah, sederhana secara visual, dan pengucapan yang unik. Visinya adalah membuat brand ini diterima tanpa dibatasi oleh budaya geografis.
"Akhirnya Rsch ada kendala yang intinya nama itu gabisa dipakai, akhirnya kita kurangi huruf depannya jadi Sch. Jadi Sch dari 2017 sampai sekarang. Jadi secara historikal kita udah 25 tahun, tapi brand Sch sendiri masih seger," ujarnya.
Kini merek Sch telah menjadi salah satu brand fesyen penunjang gaya hidup anak muda di Bandung dan beberapa kota besar lainnya. Kreativitas dan karya seni jadi hal yang paling menonjol dari sebuah produk Sch macam kaos, jaket, kemeja, celana hingga sepatu dan aksesoris.
![]() |
Sch diketahui telah membuka 12 cabang di sembilan kota di seluruh Indonesia. Bahkan penjualan Sch juga telah merambah pasar internasional.
(bba/tya)