Putih Abu-abu, bagi pengguna setia YouTube tentu sudah tidak asing. Kanal ini sudah memiliki 7,21 juta subcriber ini. Di balik kesuksesannya kini, ternyata banyak kisah menarik yang menginspirasi kawula muda dari para personel konten kreator asal Kota Santri ini.
Konten kreator yang beranggotakan enam orang, yakni Cheryl FS, Tiara Kamilah, Karina Amelia, Alma Thania, Neneng Intan, Aulia Risma pertamakali dibentuk pada 2017.
Terbentuknya Putih Abu-abu berawal dari ide dari beberapa guru di salah satu SMK di Kabupaten Cianjur. Sang guru mengajak murid-muridnya mengisi waktu luang usai sekolah dengan membuat konten berupa cover lagu dan sketsa komedi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya saya ketika kelas 2 SMK ditawari oleh Pak Ogan (salah seorang founder Putih Abu-abu) untuk gabung membuat konten cover lagu. Ditawari itu karena saat di kelas Pak Ogan sempat meminta setiap murid menyanyi dan saya dinilai punya suara yang cukup bagus," ungkap Neneng Intan, personel Putih Abu-abu saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.
Ia dan beberapa siswa lainnya yang kala itu tidak memiliki kesibukan di luar sekolah lantaran tak mengikuti ekstrakuler, akhirnya mengiyakan tawaran tersebut.
"Awalnya ada beberapa siswa yang gabung, tapi ada yang punya kesibukan masing-masing, hingga akhirnya sekarang personelnya ada enam orang yang memang aktif berkonten di channel Putih Abu-abu yang nama awalnya sendiri memang sudah dibuat oleh Pak Ogan," ujar dia.
Lagu yang pertama di-cover Putih Abu-abu ialah Surat Cinta untuk Starla dari Virgoun. Lantaran masih baru, konten cover itupun hanya dilihat sedikit pengguna YouTube.
![]() |
Awal Melesat
Tahun 2017 atau dua tahun berjalan, Putih Abu-abu mulai masuk pada masa ke masa kejayaannya. Lagu Melly Goeslaw berjudul Bagaikan Langit yang di-cover mereka sukses menarik perhatian penonton dan membuat subsciber Putih Abu-abu melejit. Bahkan kini cover lagu Bagaikan Langit sudah ditonton sebanyak 74 juta kali.
"Kita naiknya itu ketika cover lagu Bagaikan Langit dan Bocah Ngapa Yak. Kalau yang Bagaikan Langit sekarang sudah ditonton sampai 74 juta kali dan terus bertambah," tuturnya.
Tidak hanya dua lagu itu, beberapa lagu yang di-cover Putih Abu-abu juga viral. Seiring dengan sering viralnya konten mereka, kini Putih Abu-abu sudah memiliki subscriber hingga 7,21 juta.
Intan mengaku tak menyangka jika kanal YouTube Putih Abu-abu bisa sebesar saat ini. Apalagi dia bergabung hanya sebatas untuk mengisi waktu luang.
"Tidak menyangka bisa seperti ini. Anggota Putih Abu-abu itu mayoritas awalnya pemalas, tidak ikut ekskul karena ingin beres sekolah pulang dan rebahan di rumah. Karena ditawari gabung untuk isi waktu luang, ya diterima. Tapi karena konsisten buat konten akhirnya malah sampai memiliki subscriber jutaan," ucap Intan.
Tak Sebatas Ngonten
Ia mengungkapkan jika saat ini dia dan personel Putih Abu-abu tidak sebatas berkonten untuk mengisi luang, namun terus konsisten dan semangat membuat ragam konten. Sebab melalui konten di YouTube hingga media sosial lainnya, mereka bisa memiliki penghasilan sendiri di usia yang sangat muda.
"Kalau sekarang bukan hanya ngonten buat isi waktu luang, tapi sudah jadi rutinitas yang menghasilkan. Dari pendapatan itu juga yang membuat kita semakin semangat untuk terus berkreasi membuat konten," ucap dia.
Intan juga mengaku senang jika kesuksesan Putih Abu-abu sebagai konten kreator dapat menginspirasi banyak orang, terutama kawula muda baik di Cianjur atau di berbagai daerah di Indonesia.
"Tentunya senang jika banyak yang terinspirasi untuk ikut berkarya, karena ternyata di masa sekarang berkarya bisa melalui berbagai cara dan berbagai sarana. Yang penting konsisten, kita saja bisa, yang lain pun pasti bisa asal terus semangat dan tidak mudah menyerah," ucapnya.
"Momen Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober, diharapkan juga jadi pengingat dan penyemangat agar pemuda-pemudi bisa berkarya dan menjadi inspirasi melalui karya atau prestasinya," tambahnya.
![]() |
Berjalan Mengalir
Salah seorang Founder Putih Abu-abu Sidik Permana, mengungkapkan jika kanal YouTube Putih Abu-abu dibuat untuk menjadi wadah bagi siswanya mengisi waktu luang dengan berkarya.
Nama Putih Abu-abu sendiri diambil lantaran kala itu talentnya merupakan siswa SMA/SMK. Namun kini seragam sekolah dan nama tersebut sudah menjadi identitas yang melekat pada para personelnya.
"Putih Abu-abu memang dibuat untuk diseriusi, tapi juga berjalannya mengalir saja, dengan tujuan sebagai wadah siswa untuk berkarya. Sebagai sarana juga untuk para personel menggali potensi dalam diri. Dan pada akhirnya Putih Abu-abu bisa sebesar sekarang ini," kata Sidik.
Dia juga mengungkapkan jika Putih Abu-abu bisa menjadi contoh jika pada dasarnya setiap anak memiliki bakat yang jika bisa digali potensinya dan diasah. Maka anak yang sebelumnya dipandang tak berpotensi bisa berpretasi.
"Setiap anak itu punya potensi dan bakatnya, tergantung para pendidik jeli melihatnya. Ketika sudah bisa terlihat, segera kembangkan bakat itu sehingga bisa berkembang dan berprestasi. Seperti halnya Putih Abu-abu, mereka memiliki bakat di bidang vokal yang akhirnya kini membuahkan kesuksesan, bahkan mereka bisa dapat penghasilan sekarang," ucap Sidik.
"Tidak hanya vokal, kini juga mereka diasah di bidang seni lainnya, seperti komedi hingga seni peran. Ke depannya juga kita akan gali lagi potensi dalam diri mereka, sehingga generasi muda dari Cianjur ini bisa berkarya lebih dan berprestasi lebih lagi," pungkasnya.