Mahir gerakan seni bela diri tidak banyak dimiliki masyarakat. Aneka gerakan dan keterampilan fisik sangat dibutuhkan dalam belajar pencak silat. Salah satunya, Raihan Devkana, santri di Indramayu, Jawa Barat mampu menguasai sejumlah jurus dalam pencak silat, juga rajin menghafal Al-Qur'an.
Saat duduk di bangku kelas 3 MTS di Pondok Pesantren I'anatul Mubtadiin, Raihan akrab sapaan remaja asal Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu itu sukses mendulang emas di ajang Championship Indramayu Open Antar Pelajar se Jabar. Keberhasilannya tentu hasil dari latihan selama 1 tahun dengan bimbingan Perguruan Pencak Silat Silamba Wiqri kala itu.
Menginjak usia 15 tahun, putera ketiga dari pasangan Mustofa dan Kartini, tetap berlatih seni beladiri di Perguruan Muda Indonesia Namu di Ponpes Nahdlotul Mubtadiin Al-Islamy, Desa Pekandangan Jaya, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu. Sebab bagi Raihan, belajar pencak silat merupakan hobi yang sudah ia lakukan sejak kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pas kelas 2 MTs kayanya seneng lihat latihan pencak silat. Akhirnya ikut gabung, dan baru 1 tahun lebih, ikut kejuaraan. Nggak menyangka bisa dapat medali emas," kata Raihan Devkana, Jumat (21/10/2022).
Sebagai santri, Remaja kelahiran 26 September 2007 itu, juga tak pernah absen dari kegiatan rutin di ponpes. Bahkan, kini Raihan kembali belajar hafal Al-Qur'an seperti yang sebelumnya saat nyantri di Tanggerang waktu masih sekolah dasar.
"Setiap habis Subuh, setor hafalan ke ustaz, Alhamdulillah sudah hafal juz 30 dan sedang menghafal juz 1," ujar Raihan.
Orang tua sebagai salah satu alasan Raihan yang terus semangat belajar serta berlatih pencak silat. Bagi Raihan, seni beladiri bukan hanya soal adu fisik, tapi justru raihan berlatih agar mampu membantu ekonomi orang tua kelak.
"Cita-citanya ganti ganti aja, tapi sekarang sangat ingin menjadi pengusaha, agar bisa membantu orang tua yang hanya bekerja menjual ayam goreng crispy," kata Raihan.
Kesuksesan Raihan di bidang seni beladiri tidak membuat orang tua heran. Sebab, sejak kecil, Raihan dikenal bocah yang aktif dan gigih. Bahkan, sebagai anak laut di Eretan, Raihan hampir tidak pernah mengeluh.
"Alhamdulillah de Raihan bisa mendapat emas pencak silat kemarin. Dari kecil memang aktif anaknya. Sebagai orang tua, saya terus mendukung kreatifitas Raihan semampunya," kata Orang tua Raihan, Kartinih saat dihubungi detikJabar melalui sambungan telepon.
Prestasi Raihan, santri yang baru masuk di Ponpes Nahdlotul Mubtadiin Al-Islamy, belum banyak diketahui oleh pengawas pondok dan ustdz. Namun, secara keseharian Raihan sudah dinilai anak yang cukup baik.
"Secara umum, dari segi adab dan sopan santun, dia anak yang baik tapi secara prestasi memang belum terlihat karena baru masuk," kata pengawas pondok, Endang Haryanto.
Namun, potensi bakat yang dimiliki raihan bisa menjadi motivasi bagi teman-teman yang ada di Perguruan Satria Muda Indonesia Namu. Raihan akan beradaptasi dengan rekan santri lainnya.
Salah satunya, Naura Anastasya, santri kelas 2 SMP yang juga banyak mendulang medali di berbagai ajang kejuaraan tingkat Daerah.
"Di sini juga banyak santri yang sukses meraih medali di berbagai ajang kejuaraan pencak silat. Nah Raihan diharapkan bisa ikut belajar bersama," kata Endang.
(mso/mso)