Pehobi sepeda mungkin tak asing dengan nama 'Kreuz Bike'. Sepeda yang kerap dijuluki 'Brompton Made in Bandung' ini punya sederet kisah menarik hingga mulai berencana ekspansi ke luar negeri.
Sepeda Kreuz booming saat orang nomor satu di Indonesia Joko Widodo pernah memamerkan sepedanya di Istana Negara pada 2020 silam. Sepeda Jokowi dengan warna khas bendera merah putih, dirakit khusus pabrikan asal Bandung ini.
Owner Kreuz Bike, Yudi Yudiantara bercerita awal mula pabrikan sepeda yang identik dengan sepeda lipat ini muncul. Awal kemunculannya di 2018, Kreuz bukan memproduksi sepeda, melainkan aksesoris sepeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yudi menjelaskan nama Kreuz memiliki berbagai arti. Secara harfiah, Kreuz merupakan bahasa Jerman yang artinya melintas. Atau Kreuz bisa diartikan Bahasa Sunda 'Kareeus' yang artinya kebanggaan atau bisa 'Kreuz' itu kreasi orang Sunda.
"Kita membuat tas sepeda, veneee tas, terus kita 2019 mulai ikut event pameran di komunitas sepeda kayak di Federal, Cipanas, Sukabumi. Terus event outdoor, terakhir sebelum bikin sepeda, ikut event Indonesia Cycling Festival," ujar Yudi saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.
Dari situlah, tercetus ide membuat sepeda. Desember-Januari 2019, Yudi ngebut bikin prototype sepeda hingga akhirnya selesai pada akhir Januari. Test drive dilakukan di Solo hingga Purwokerto.
"Animonya lumayan (saat itu)," tutur Yudi.
![]() |
Pada awal-awal produksi sepeda, Kreuz Bike sudah mendapat pesanan dari konsumen. Akan tetapi, badai pandemi COVID-19 menerjang. Yudi menuturkan situasi pandemi sempat membuat usahanya kalang kabut.
"Wah kita kacau juga sih 2020 pandemi, karena banyak tukang bubut pada pulang semua. Akhirnya kira cari tukang bubut yang orang Bandung. Alhamdulillah," kata dia.
Situasi pandemi mulai bisa dipecahkan oleh Yudi. Hingga akhirnya, produksi kembali digeber. Bahkan, Yudi banjir pesanan saat sepeda menjadi hype masyarakat pada 2020 lalu.
"April bikin sepuluh (unit sepeda). Bulan Mei dan Juni 2020, mulai orang-orang di medsos mencium, moshing, mulai ramai. Banyak yang ingin sepeda, kita tampung. Pesanan kira sampai 2023," kata Yudi.
Usaha Yudi tercium Kemenperin. Saat itu, kementerian meminta agar sepeda Yudi bersertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI). Alhasil, di samping mengerjakan pesanan, Yudi juga ikut training SNI yang diselenggarakan Kemenperin.
"Di-training supaya mendapatkan SNI dan kita harus berlegal perusahaan. Kemudian mulai dipikirkan produksi massal, kita mulai join sama perusahaan otomotif. Akhirnya kita mulai percepatan produksi Oktober 2020 sampai November 2021. Yang pesanan sampai 2023, beres semua," ucapnya.
![]() |
Memproduksi sepeda bukanlah hal mudah bagi Yudi. Apalagi, banyak pabrikan lain yang sudah berpengalaman bertahun-tahun memproduksi kendaraan ramah lingkungan itu.
Akan tetapi, Yudi percaya produk buatannya mampu bersaing. Kualitas produk jadi salah satu hal yang diutamakan. Selain itu, produk lokal jadi salah satu yang diidamkan masyarakat.
"Karena saat itu kalau saya lihat ada keinginan orang rasa kalau saya bilang pada saat itu orang kangen produk lokal yang enggak ada. Saat itu ada kesempatan, kita melihatnya pabrikan di luar tutup karena lockdown, nah itu kesempatan. Kualitas juga itu sih. Nge-branding brand enggak gampang, dari segi harus kualitas, kita amanah menjaga titipan konsumen sampai 2023, kita bereskan di 2021 beres dari amanah, trust percaya, kita ingin usaha ini punya manfaat bagi orang lain," kata dia.
Jenis Produk
Baru beberapa tahun berdiri, Kreuz Bike sudah melahirkan beberapa produk. Namun, produk unggulan masih tetap sepeda lipat 'Brompton Made In Bandung'.
"Model kita sepeda lipet sih. Sepeda lipet internal gear ada, kita kembangkan external gear. Saat ini sepeda lipet (yang banyak diminati). Lumayan sih, ada tembus 1.000 unit lebih. Alhamdulillah," katanya
Selain sepeda lipat, Kreuz Bike juga melahirkan tipe lainnya berupa model race dan model e-bike atau sepeda listrik.
"Lalu kembangkan lagi model race dan sekarang e-bike. Untuk lipet tiga susah ada 4 tipe," tuturnya.
Untuk harga, Kreuz Bike dipatok harga bervariasi. Rata-rata harganya sekitaran Rp 15 juta untuk satu unit sepeda lipat.
![]() |
Diminati Jokowi
Kreuz Bike juga sampai ke istana negara. Presiden Jokowi memesan langsung sepeda buatan anak muda Bandung tersebut. Yudi bercerita awal mula Jokowi tertarik akan sepeda buatannya. Menurut Yudi, awalnya dia dihubungi ajudan Ibu Iriana Jokowi.
"Mulai instens (komunikasi). Saya pikir hoaks, siapa sih kita, enggak kepikiran. Malah saya dipikirnya ngendorse padahal enggak, Pak Jokowi beli," kata Yudi.
Sepeda yang dibeli Jokowi merupakan sepeda lipat limited edition. Sepeda itu dirancang khusus dengan tema kemerdekaan Indonesia. Apalagi, sepeda itu memiliki aksen warna merah putih.
Selain Jokowi, tokoh lain juga membeli sepeda buatan anak Bandung ini seperti Sri Sultan Hamengkubuwono, Sandiaga Uno dan teman-temannya yang bahkan memborong 80 unit.
Kemudian Airlangga Hartarto, Agus Gumiwang, almarhum Oded M Danial, Yana Mulyana, Bupati Cianjur, Bupati Pasuruan hingga gitaris Padi, Piyu.
Menurut Yudi, rata-rata mereka membuat custom sesuai dengan keinginannya. Seperti Sri Sultan Hamengkubuwono yang memesan dengan motif keraton hingga Sandiaga Uno yang memesan dengan motif batik.
"Hampir semua custom. Value-nya di sini custom painting, part jadi konsumen melihat Kreuz sesuai keinginan. Kalau yang lain sama," kata dia.
![]() |
Ekspansi ke Luar Negeri
Yudi punya cita-cita agar sepeda Kreuz ini bisa digunakan oleh masyarakat banyak. Sejauh ini, kata dia, baru pencinta sepeda yang mengenal Kreuz.
"Setelah kita evaluasi orang yang tahu tentang Kreuz banyaknya pecinta sepeda umum belum kita ingin ekspansi dalam negeri," tutur dia.
Selain dalam negeri, Yudi juga bersiap untuk menyeberangkan sepedanya ke luar negeri. Malaysia dan Singapura jadi target pasar Kreuz Bike.
"Kemarin Malaysia dan Singapura ingin punya. Cuma kendala kita di shipping. Untuk personal bisa sih. Kita ingin puasin luar. Target kita yang dekat Malaysia dan Singapura. Karena Malaysia peminat sepeda lumayan," kata dia.
(dir/ors)