FIN Komodo, Kendaraan Segala Medan yang Bikin Ketua MPR Kepincut

FIN Komodo, Kendaraan Segala Medan yang Bikin Ketua MPR Kepincut

Whisnu Pradana - detikJabar
Rabu, 06 Apr 2022 13:40 WIB
Mobil FIN Komodo karya anak bangsa
Mobil FIN Komodo (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Cimahi -

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau yang karib disapa Bamsoet kepincut kendaraan buatan dalam negeri, yakni FIN Komodo yang dibeli saat mengunjungi Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2022 di JIExpo.

FIN Komodo sendiri merupakan kendaraan berjenis Utility Task Vehicle (UTV) yang diproduksi oleh Ibnu Susilo (60), pria asal Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi.

Fin Komodo murni dirancang, dirakit, hingga bisa digunakan seluruhnya melalui tangan-tangan kreatif anak bangsa. Kendaraan segala medan itu dibuat untuk menjelajah wilayah dari Sabang sampai Merauke dengan infratruktur yang masih buruk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hanya 4,7 persen infrastruktur di Indonesia yang sudah sangat bagus. Sisanya itu jalan desa, perkebunan, hutan, dan tambang. Aksesibilitasnya enggak memadai, akhirnya saya bikin kendaraan untuk medan-medan itu," ungkap Ibnu kepada detikJabar beberapa waktu lalu.

Perakitan kendaraan segala medan itu berawal di tahun 2004. Kala itu Ibnu masih bekerja di PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sebagai perancang pesawat. Namun ada keresahan dalam dirinya tatkala melihat Indonesia saat itu belum memiliki budaya teknologi. Ditambah Indonesia amat ketergantungan pada produk luar negeri.

ADVERTISEMENT

"Kalau kita tidak punya budaya teknologi kita tidak akan maju sampai kapanpun. Kita ingin punya produk sendiri, dan mendatangkan uang negara lain ke Indonesia. Akhirnya modal itu berputar di kita," tutur Ibnu.

Bina UMKM Atasi Produksi Suku Cadang

Dari situ Ibnu memutuskan untuk keluar dari PTDI. Di tahun 2005 ia melakukan riset pasar. Kemudian tahun 2006 Ibnu mulai membuat desain awal hingga akhirnya prototype Komodo dirancang tahun 2007. Komodo generasi pertama yang menandai keberhasilan Ibnu mewujudkan idealismenya lahir di tahun 2008.

"Mobil ini menjangkau dua visi saya tadi. Bentuknya yang seperti ini hemat dan mudah perawatan. Rancangannya persis seperti pesawat. Mobilnya ringan, lentur, lincah, dan power tidak terlalu besar," kata Ibnu.

Usai mobil Komodo seri pertama berhasil diciptakan, tahun-tahun berikutnya pria lulusan Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) itu menyempurnakan generasi kedua, ketiga, keempat, hingga generasi kelima. Sayangnya produksi mobil Komodo kala itu amat minim, hanya tiga unit dalam setahun.

"Saat itu, semua sparepart kita produksi sendiri bersama rekan-rekan sehingga memakan waktu dalam menyelesaikan setiap unitnya. Setahun itu hanya bisa tiga unit," tutur Ibnu.

Mobil FIN Komodo karya anak bangsaMobil FIN Komodo karya anak bangsa Foto: Whisnu Pradana/detikJabar

Tak mau takluk pada keadaan, Ibnu mulai membina pelaku UMKM di berbagai wilayah seperti Kota Cimahi, Purwakarta, dan Kota Bandung untuk membuat berbagai kebutuhan produksi Fin Komodo. Total ada 92 UMKM hasil binaan yang kini menjadi penyuplai tetap sparepart Komodo.

"Jadi semua komponennya lokal karena kita bina UMKM. Mulai dari yang bikin jok, stir, suspensi, dan sebagainya. Dengan adanya 92 UMKM, dari produksi tiga unit setahun, jadi satu unit setiap tiga hari. Berubah drastis kan karena konsep pembinaan UMKM ini," ujar Ibnu.

Pertama Ciptakan Seri KD 250X

Kendaraan Komodo pertama yang diciptakannya merupakan seri KD 250X. Mobilnya diujicoba di medan yang terjal. Saat itu pula ada seseorang dari Riau yang tak sengaja melihat aksi Komodo melibas jalur ujicoba. Kendaraan dengan suspensi Fully Independent Double Woshbone dengan Per Keong itu tetap stabil meski melalui medan yang terjal.

"Mobil pertama kita itu dibuatnya setahun, lalu kita ujicoba ternyata ada yang tertarik. Dia akhirnya pesan dan kita bikin yang baru dalam waktu setahun juga. Harganya waktu itu Rp 37 juta," ungkap Ibnu.

Mobil FIN Komodo karya anak bangsaMobil FIN Komodo karya anak bangsa Foto: Whisnu Pradana/detikJabar

Kini Ibnu beserta 7 insinyur dan 33 teknisi di pabrikan Fin Komodo terus berkembang dan lebih mapan. Mereka mampu memproduksi tiga jenis kendaraan Komodo dengan peruntukkan yang berbeda mulai dari Medevac khusus pengantar pasien atau korban bencana yang tidak bisa dijangkau kendaraan konvensional.

Kemudian Komodo Damkar yang merupakan varian dalam penanggulangan awal titik kecil api, hingga varian Patroli untuk memantau daerah terisolir tanpa bantuan kendaraan lainnya.

"Harganya sekarang Rp 110 juta per unit. Paling terjauh itu sudah terjual ke Afrika," tutur Ibnu.




(yum/bbn)


Hide Ads