Polisi Olah TKP Tambahan Ungkap Kematian Janggal Tati di Cimahi

Polisi Olah TKP Tambahan Ungkap Kematian Janggal Tati di Cimahi

Whisnu Pradana - detikJabar
Selasa, 21 Okt 2025 17:55 WIB
Polisi olah TKP tambahan di rumah Tati yang tewas bersimbah darah
Polisi olah TKP tambahan di rumah Tati yang tewas bersimbah darah. Foto: Whisnu Pradana
Cimahi -

Garis polisi masih membentang di teras rumah Tati Kurniati, wanita 55 tahun warga Kampung Lembur Sawah, RT 04/16, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.

Tati ditemukan tewas bersimbah darah di ruang tamu rumahnya pada Senin (20/10/2025) sekitar pukul 05.30 WIB. Sejumlah kejanggalan menyelimuti kematian ibu dua orang anak tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demi mengungkap kematian Tati, polisi melakukan lagi olah TKP pada Selasa (21/10/2025) sore. Olah TKP tambahan itu dilakukan Unit Inafis Sat Reskrim Polres Cimahi dibantu Unit Identifikasi Ditreskrimum Polda Jawa Barat.

Kasat Reskrim Polres Cimahi, AKP Teguh Kumara mengatakan olah TKP tambahan itu sebagai upaya mendapatkan bukti-bukti serta fakta lain dari tempat Tati ditemukan tewas.

ADVERTISEMENT

"Jadi ini olah TKP tambahan untuk menggali bukti dan fakta-fakta lain di lokasi kejadian yang bisa mengarahkan pada pengungkapan kematian yang bersangkutan," kata Teguh saat dikonfirmasi, Selasa (21/10/2025).

Berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan dokter forensik RS Sartika Asih, ada dua luka di tubuh Tati. Yakni luka akibat hantaman benda tumpul di bagian leher serta luka di bagian kepala yang menyebabkan darah mengucur.

"Cuma dari hasil autopsi ditemukan ada bekas tekanan benda tumpul di bagian leher dan luka dengan darah menggumpal di kepala," kata Teguh.

Sampai saat ini pihaknya belum bisa memastikan apakah ada unsur pidana dalam tewasnya Tati. Saat ini saksi yang sudah diperiksa sebanyak 11 orang termasuk pihak keluarga.

"Untuk unsur pidana belum bisa memastikan itu, itu yang sedang kami dalami sampai sekarang," kata Teguh.

Suara Hati Suami Tati

Saat Tati ditemukan tergeletak bersimbah darah dari bagian kepala oleh anak pertamanya, Triadi sedang dalam perjalanan pulang dari Indramayu menuju Bandung. Triadi sendiri berprofesi sebagai sopir travel.

"Jadi saya waktu itu arah pulang dari Indramayu ke Bandung, dapat kabar dari anak sekitar jam 6 pagi. Anak saya ngontak saya, minta ditelepon ibunya di rumah. Tapi waktu itu enggak aktif nomornya," kata Triadi saat ditemui, Selasa (21/10/2025).

Triadi lalu menghubungi lagi sang anak, yang kemudian mengecek keberadaan Tati. Tak lama, anak pertama Triadi dan Tati menghubunginya dan mengabarkan bahwa Tati sudah tergeletak dengan tubuh penuh darah.

"Waktu itu video call, tapi kata saya difoto saja karena saya lagi nyetir. Memang saya lihat enggak terlalu jelas, cuma sepenglihatan saya memang kepalanya seperti sudah hancur, berdarah. Waktu itu saya yakin istri saya sudah enggak ada," kata Triadi.

Ia terakhir bertemu dengan mendiang Tati sehari sebelumnya, tepatnya Minggu (19/10/2025). Saat itu ia meminta Tati menyusul ke daerah Pasteur, Kota Bandung untuk mengambil uang dan mengantarkan paket miliknya.

"Minggu jam 11.30 WIB itu masih ketemu, jadi saya kasih dia uang Rp2 jutaan buat disetorkan ke bank. Terus saya kasih dua buah, dia antarkan paket saya. Itu terakhir ketemu," ujar Triadi.

Polisi sempat menanyakan apakah ada barang berharga istrinya yang hilang. Triadi memastikan barang berharga yang hilang hanya uang tunai yang diperkirakan jumlahnya Rp5 jutaan.

"Polisi tanya ke saya, uang biasanya disimpan dimana. Saya tahu istri saya pasti bawa uang, di istri saya kalau enggak salah sekitar Rp5 jutaan. Itu uang setoran buat ke bank, uang dagangan, rental ps, usaha saya di rumah lah. Barang lain enggak ada yang hilang," kata Triadi.

Triadi menyebut sesampainya di rumah, ia sempat bertemu tetangga sebelah rumahnya. Tetangganya sempat mendengar ada suara jeritan dan tangisan di malam kejadian.

"Tetangga saya takut ditanya polisi, tapi dia bilang ke saya dengar jeritan sama tangisan. Dia takut, cuma saya bilang enggak apa-apa disampaikan ke polisi. Curiga ya ada, cuma saya enggak mau berpraduga. Sekarang saya juga bingung harus gimana, sedih sekali," kata Triadi.

Triadi kini masih dilanda kesedihan. Jasad mendiang istrinya sudah dikebumikan pada Senin malam. Ia meminta polisi segera menangkap pelaku yang bertanggungjawab atas kematian istrinya.

"Mudah-mudahan pelakunya segera tertangkap, karena saya enggak terima istri saya dibeginikan," ucap Triadi sembari menitikkan air mata.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads