Sejumlah peristiwa terjadi di wilayah Bandung Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi) dalam sepekan terakhir ini.
Mulai dari penipuan kode QRIS palsu yang dialami pedagang di sekitar Kampue Telkom University, demo santri di kediaman Ridwan Kamil hingga keracunan massal yang kembali terjadi di Bandung Barat.
Berikut rangkuman berita Bandung Raya pekan ini
1. Pedagang di Sekitar Kampus Tel-U Jadi Korban Penipuan QRIS Palsu
Kemajuan teknologi seharusnya memudahkan pelaku usaha dalam bertransaksi. Namun di sisi lain, perkembangan tersebut juga dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan.
Sejumlah pedagang di kawasan Pujasera depan Telkom University (Tel-U), Jalan Sukabirus, Desa Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, mengalami kerugian setelah kode QRIS palsu ditempel di warung mereka oleh orang tak dikenal.
Aksi tersebut sempat viral di media sosial Instagram. Para pedagang kemudian menyadari adanya kejanggalan setelah tidak menerima pendapatan meski warung sedang ramai pembeli.
"Awalnya enggak ketahuan, karena yang jaga itu pegawai. Tapi bosnya curiga, kok enggak ada transaksi masuk. Pas dicek, ternyata QRIS-nya ditempeli barcode lain," ujar Karna (37), salah satu pedagang, Senin (13/10/2025).
Setelah ditelusuri, stiker QRIS palsu itu ditemukan menempel di atas QRIS asli di beberapa warung. Para pedagang menduga penempelan dilakukan pada Selasa, 30 September 2025 lalu.
"Setelah dicek satu-satu, ternyata banyak juga yang kena. Mungkin belasan warung, sekitar 10 sampai 20 warung di area sini," kata Karna.
Akibatnya, sejumlah pedagang mengalami kerugian mulai dari Rp400.000 hingga Rp1.000.000 per warung. Beberapa di antaranya bahkan sempat kesulitan membeli bahan baku untuk berjualan keesokan harinya.
"Yang paling parah, besoknya ada yang enggak bisa belanja. Soalnya uangnya masuk ke orang lain. QRIS-nya atas nama 'Banana Food'," tambahnya.
Dugaan sementara, pelaku menempel QRIS palsu saat kondisi sekitar ramai. Karna mengaku rekaman CCTV di warungnya sempat hilang selama beberapa detik pada waktu kejadian.
"Iya, kayaknya siang pas ramai-ramainya. Saya lihat CCTV, ternyata ada potongan 30 detik yang hilang," ungkapnya.
Adanya QRIS tersebut para pedagang mengalami kerugian. Bahkan usai adanya kejadian itu terdapat beberapa pedagang yang kesulitan membeli bahan baku untuk berjualan.
"Jadi dengan adanya QRIS palsu itu merugikan banget. Jadi yang korban yang saya dengar itu besoknya enggak bisa belanja. Soalnya uangnya itu masuk ke orang lain namanya teh QRIS nya itu kalau enggak salah atas nama Banana Food," ungkapnya.
Kini, para pedagang telah mencopot seluruh QRIS dari etalase dan menyimpannya di dalam warung agar tidak mudah diganti. Mereka berharap sistem keamanan QRIS dapat diperketat.
"Soalnya buat kami pedagang kecil, 90 persen pemasukan itu lewat QRIS. Jadi penting banget biar aman," ujar Karna.
Sementara itu, Kapolsek Dayeuhkolot AKP Triyono mengatakan pihaknya tengah menelusuri kasus tersebut.
"Kami sudah melihat video viral itu dan sedang mengonfirmasi kejadian ke pemilik warung. Namun sejauh ini belum ada laporan resmi dari korban ke Polsek," ujar Triyono.
2. Puluhan Santri Geruduk Rumah Ridwan Kamil di Bandung, Ini Penyebabnya
Puluhan santri menggeruduk rumah mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di kawasan Cimbuleuit, Kota Bandung.
Kedatangan para santri ini merupakan buntut protes, atas ucapan Anggota Komisi VIII DPR RI Atalia Praratya yang merupakan istri Ridwan Kamil. Atalia meminta pemerintah mengkaji ulang terkait pembangunan ulang Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo menggunakan APBN.
Ucapppan itu mendapat reaksi dari sejumlah santri. Mereka bahkan mendatangi rumah Ridwan Kamil. Sejumlah santri datang sekitar pukul 15.25 WIB dengan menggunakan mobil dan longmarch menuju rumah mantan Gubernur Jabar tersebut.
Ada satu mobil komando datang ke lokasi kejadian. Massa aksi juga membawa spanduk dan poster tuntutan.
"Inallilahi Wainailaihi Rojiun," teriak massa aksi, Selasa (14/10/2025).
Sesampainya di depan rumah Ridwan Kamil, para santri langsung menyampaikan aspirasinya.
"Pernyataannya sensitif bagi pesantren dan para santri. Sejarah peradaban bangsa Indonesia merupakan peradaban yang dijalankan pesantren," teriak orator.
"Pesantren simbol peradaban yang menjaga moral dan etik. Beberapa waktu ke belakang ada salah satu pejabat negara dalam hal ini anggota DPR RI, penyampaian dan statmen terkait penggunaan APBN untuk perbaikan sarana pesantren, bagi beliau itu tidak bisa digunakan, padahal bahwa pesantren punya sumbangsih besar untuk negara," tambah orator.
Menurut orator, negara harus menjamin pendidikan bagi warganya.
"Negara harus menjamin masyarakat dan rakyatnya terjaga, tapi atas penyampaian Ibu Atalia menuai pertanyaan yang besar bagaiamana tanggungjawab terhadap rakyatnya, padahal sumbangsih santri dan pesantren sangat besar," terang orator.
Diberitakan sebelumnya, Atalia mendesak pemerintah mengkaji ulang penggunaan dana APBN untuk memperbaiki Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo. Atalia menilai mekanisme penggunaan APBN harus jelas dan adil.
"Usulan penggunaan APBN ini harus dikaji ulang dengan sangat serius, sambil memastikan proses hukum berjalan dan kebijakan ke depan lebih adil, lebih transparan, dan tidak menimbulkan kecemburuan sosial," kata Atalia kepada wartawan, Jumat (10/10) lalu.
3. Siswa SD-SMK di Cisarua Keracunan MBG Kini Jadi 345 Orang
Kasus keracunan yang menimpa siswa SD hingga SMK di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB) belum mereda. Jumlah korban terus bertambah di hari kedua kejadian.
Keracunan akibat menu Makan Bergizi Gratis (MBG) itu berawal pada Selasa (14/10/2025). Dimulai oleh puluhan siswa SMP Negeri 1 Cisarua, lalu disusul oleh siswa SD Negeri 1 Garuda dan SMK Negeri 1 Cisarua pada Rabu (15/10/2025).
"Sampai jam 11.15 tadi, data terakhir kami mencatat ada 345 korban," kata Kordinator Lapangan Posko Penanganan Keracunan SMPN 1 Cisarua, Aep Kunaefi saat ditemui, Rabu (15/10/2025).
Di hari kedua ini, korban keracunan didominasi oleh siswa SD dan SMK. Rata-rata mereka merasakan gejala keracunan pada hari kedua setelah mengonsumsi MBG di hari Selasa kemarin.
"Untuk korban keseluruhan itu ada dari SD, SMP, SMP. Tapi untuk saat ini, yang hari ini, itu hanya SD sama SMK. Kalau yang kemarin tuh terkonsentrasi di anak SMP," kata Aep.
Di SMPN 1 Cisarua sendiri, disiapkan sembilan ruangan untuk penanganan pasien yang terus berdatangan. Ambulans hilir mudik mengantarkan pasien ke beberapa tempat rujukan seperti RSUD Lembang, RSUD Cibabat, hingga RS Dustira.
"Sampai tadi malam, untuk kasus yang dialami siswa SMPN 1 Cisarua ada 182 orang. Tidak ada penambahan lagi, tapi masih ada beberapa yang dirawat di rumah sakit rujukan," kata Guru SMPN 1 Cisarua, Fakhmi Nurdiansyah.
Fakhmi mengatakan siswa SMP yang menjadi korban keracunan MBG tercatat sebanyak 182 orang berdasarkan data pada Selasa malam. Namun pada Rabu pagi, ada beberapa anak yang sudah sembuh namun datang lagi ke posko penanganan.
"Tadi pagi catatan kami ada 4 siswa yang sudah sembuh kemarin itu datang lagi, jadi mereka merasakan lagi gejala keracunan. Kita masih pantau kondisi siswa yang seperti itu," kata Fakhmi.
4. Polda Jabar Copot Police Line di Bandung Zoo+
Kapolda Jawa Barat Irjen Rudi Setiawan meminta agar Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo segera kembali dibuka untuk publik. Hal itu disampaikan Rudi usai melakukan kunjungan langsung ke kawasan wisata edukasi satwa tersebut, Rabu (15/10/2025).
Menurut Rudi, keberlangsungan pengelolaan satwa di dalam kebun binatang tidak boleh terganggu oleh persoalan di luar. "Yang berkonflik silahkan di luar, kebun binatang (Bandung Zoo) ini harus tetap bisa beroperasi karena banyak satwa yang ada di dalam sini," kata Irjen Rudi sebagaimana siaran resmi YMT dikutip detikJabar.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan menjelaskan, kunjungan Kapolda Jabar ke Bandung Zoo dilakukan untuk melakukan pencopotan garis polisi (police line) yang sebelumnya terpasang di area kebun binatang.
"Itu kebijakan Pak Kapolda terkait dengan pengamanan dan pembukaan police line, di mana persoalan secara hukumnya ditangani kepolisian," kata Hendra, Kamis (17/10/2025).
(bba/yum)