Kepergian Yosep yang Tak Terduga Disaksikan Sang Ayah

Round-Up

Kepergian Yosep yang Tak Terduga Disaksikan Sang Ayah

Tim detikJabar - detikJabar
Kamis, 21 Agu 2025 07:00 WIB
Suasana rumah korban Yosep di Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya.
Suasana rumah korban Yosep di Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya. (Foto: Faizal Amiruddin)
Tasikmalaya -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Pagi itu, Rabu (20/8/2025), langit di Kampung Gereba Girang, Desa Gresik, Kecamatan Jamanis, Kabupaten Tasikmalaya, mendung. Suasana hening mendadak pecah oleh teriakan Roni Romansyah (58) yang meminta tolong dari dalam rumahnya.

Di ruang tengah, pemandangan memilukan terbentang. Anak sulungnya, Yosep Reza Maulana (33), tergeletak bersimbah darah. Di tangannya, sebilah golok masih tergenggam. Luka sayatan menganga di lehernya. "Waktu itu saya sudah nggak kuat, nggak sempat memeriksa dia masih ada (hidup) atau nggak," kata Roni lirih.

Roni kemudian berjalan keluar rumah dan duduk di bangku teras. Di saat bersamaan, Holis, tetangga dekatnya, datang tergesa. "Waktu saya datang, Pak Roni menangis di teras. Pas saya ke dalam, Yosep sudah telungkup, nggak bergerak. Banyak sekali darah," kata Holis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa jam sebelum tragedi, tak ada yang aneh. Yosep sempat disuapi sarapan pagi oleh ayahnya. "Sekitar jam 7 pagi tadi, Yosep saya suapi. Dia belum makan, makannya susah. Dia terus melamun," kata Roni dengan bibir dan tangan gemetar.

ADVERTISEMENT

Setelahnya, Roni ke kamar mandi. Di rumah, hanya ada Yosep, Roni, dan sang istri yang sedang menyapu halaman. Keluar dari kamar mandi, Roni melihat pemandangan mengejutkan. Dari arah belakang, ia mendapati Yosep sudah memegang golok dan menyayat lehernya sendiri.

"Saya sempat mencegahnya, tapi golok sudah terlanjur melukai lehernya. Darah sudah keluar, dia langsung jatuh," ujarnya.

Roni menunjukkan luka gores di tangannya akibat berusaha menghentikan aksi nekat sang anak.

Yosep Mengalami Gangguan Jiwa

Sejak 2016, Yosep mengalami gangguan kejiwaan. Kondisinya naik turun. Kadang terlihat sehat, kadang kambuh. "Sempat dibawa berobat ke Puskesmas di sini, di Jakarta juga sempat diobati di Rumah Sakit Jiwa di Kebon Kopi Jakarta, tapi belum sembuh, masih kambuhan," kata Roni.

Sekitar setahun lalu, kondisi Yosep sempat membaik. Ia menikah, bekerja sebagai pedagang mainan anak keliling di sekitar Jamanis dan Ciawi, dan tinggal bersama istrinya. Namun, sebulan terakhir, penyakitnya kembali kambuh. Istrinya kewalahan.

"Kasihan ke menantu, dia baru melahirkan. Akhirnya Yosep saya bawa pulang ke rumah, saya rawat di sini," kata Roni.

Yosep kembali diasuh orang tuanya dengan penuh kasih. Roni sering menyuapi anaknya dan mencoba berbicara dari hati ke hati. Namun, Yosep jarang bercerita. "Kalau penyebab sakitnya saya nggak tahu, sering diajak ngobrol dari hati ke hati, tapi nggak pernah ngomong terbuka. Dia selalu diam," ujar Roni.

Keluarga sudah mengantisipasi risiko Yosep melukai diri. Semua perkakas tajam, termasuk golok, disembunyikan. "Pernah dia bilang ingin disunat lagi, makanya pisau, golok dan perkakas selalu saya sembunyikan," kata Roni.

Namun, pagi itu, Yosep berhasil mengambil golok yang disimpan di gudang. "Golok itu punya saya, biasa dibawa ke kebun. Disimpan di gowah (gudang). Rupanya waktu saya di WC dia mengambilnya," ujar Roni.

Polisi segera datang setelah laporan masuk. Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Herman Saputra, memimpin olah TKP. Menurutnya, peristiwa ini diduga kuat sebagai aksi bunuh diri.

"Menurut keterangan orang tuanya, dia melihat secara langsung si korban ini membawa golok sedang dipegang di gesekkan ke lehernya dan orang tuanya berusaha untuk mencegah. Tapi orang tuanya lari dan posisi golok sudah tertempel di leher dan jatuh korban ke lantai," kata Herman.

"Si korban ini punya penyakit dari tahun 2016, dia punya riwayat pernah dirawat di RSJ daerah Jakarta itu akhir 2016. Dan kurang lebih sekitar sebulan ke belakang bahwa penyakitnya itu kambuh," imbuhnya.

Jenazah Yosep kemudian dibawa ke RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya untuk memastikan penyebab kematiannya. "Kita lakukan dengan menginterogasi tetangga dan saki-saksi disini. Kemudian mayat kita bawa ke rumah sakit umum untuk mengetahui penyebab kematiannya seperti apa," kata Herman.

(sya/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads