Cerita Batu Purba di Tengah Mal yang Awalnya Dianggap Mengganggu

Kabar Internasional

Cerita Batu Purba di Tengah Mal yang Awalnya Dianggap Mengganggu

Sonia Basoni - detikJabar
Minggu, 20 Jul 2025 06:00 WIB
Penampakan Batu Besar Berusia Ribuan Tahun di Dalam Supermarket di Haabneeme, Estonia.
Penampakan Batu Besar Berusia Ribuan Tahun di Dalam Supermarket (Foto: Nordecon)
Bandung -

Sebuah supermarket di Haabneeme, Estonia mencuri perhatian publik lantaran memiliki batu besar yang berdiri megah di tengah area belanja. Batu ini bukan sekadar pajangan, melainkan formasi geologi purba yang telah ada jauh sebelum supermarket berdiri.

Batu raksasa tersebut terletak di Viimsi Shopping Centre dan berdampingan langsung dengan rak-rak berisi berbagai makanan dan produk kalengan. Ukurannya tidak main-main, dengan keliling sekitar 22 meter dengan tinggi mencapai 6 meter.

Melansir OddityCentral (17/07/2025), batu ini diperkirakan telah berada di lokasi tersebut sejak lebih dari 10.000 tahun lalu, tepatnya setelah berakhirnya zaman es terakhir. Keberadaannya baru diketahui ketika proses penggalian pondasi bangunan dimulai pada September 2014.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penampakan Batu Besar Berusia Ribuan Tahun di Dalam Supermarket di Haabneeme, Estonia.Penampakan Batu Besar Berusia Ribuan Tahun di Dalam Supermarket di Haabneeme, Estonia. Foto: Nordecon

Pada awalnya, batu ini direncanakan untuk dihancurkan guna memperlancar pembangunan. Namun, rencana tersebut langsung mendapat protes dari masyarakat sekitar yang menilai batu itu sebagai peninggalan berharga.

Setelah dilakukan kajian oleh para ahli geologi, batu tersebut diidentifikasi sebagai erratic boulder, batuan besar yang terbawa oleh gletser dari tempat asalnya dan tertinggal ketika gletser mencair. Karena kandungannya berbeda dengan batuan lokal, batu seperti ini dinilai sangat berharga bagi studi geologi dan kerap memenuhi syarat sebagai objek konservasi.

ADVERTISEMENT

Penolakan dari warga Haabneeme membuat pengembang proyek melakukan penyesuaian rencana. Opsi memindahkan supermarket dinilai tidak memungkinkan karena biaya yang sudah telanjur besar. Alhasil, struktur bangunan pun didesain untuk mengelilingi batu tersebut, menjadikannya bagian dari interior.

Saat Viimsi Shopping Center mulai beroperasi sekitar satu dekade lalu, kehadiran batu ini sempat dianggap merusak tampilan toko. Namun, seiring waktu, batu tersebut malah menjadi ikon yang justru disukai pengunjung. Pengelola supermarket bahkan memanfaatkannya sebagai ruang seni, lengkap dengan karya visual yang dipajang di sekitarnya.

Kini, batu purba tersebut tak hanya menjadi simbol dari pusat perbelanjaan, tetapi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi siapa saja yang ingin berbelanja sekaligus menikmati warisan alam yang unik di tengah ruang modern.

Artikel ini telah tayang di detikFood

(sob/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads