Polisi Tangkap Seorang Perusak Stadion GBLA yang Dicari KDM

Polisi Tangkap Seorang Perusak Stadion GBLA yang Dicari KDM

Rifat Alhamidi - detikJabar
Selasa, 27 Mei 2025 08:13 WIB
Suasana Stadion GBLA
Suasana Stadion GBLA di laga pamungkas Persib di musim 2024/2025 (Foto: Tim detikJabar)
Bandung -

Kasus pengrusakan Stadion GBLA langsung mendapatkan perhatian dari polisi. Terbaru, Polrestabes Bandung telah menangkap satu orang terduga pelaku yang disinyalir terlibat dalam aksi tersebut.

"Sudah diamankan satu orang," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Budi Sartono, Senin (26/5/2025) malam.

Kasus pengrusakan itu viral hingga mendapatkan berbagai reaksi di media sosial. Sejumlah oknum bobotoh nekat mencabut rumput stadion bahkan menggunting jala gawang setelah laga pamungkas Persib melawan Persis Solo, Sabtu (24/5) malam selesai digelar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi mengatakan, terduga pelaku itu saat ini masih dalam proses pemeriksaan. Polisi masih memburu pelaku lainnya yang diketahui ikut terlibat dalam aksi pengrusakan di GBLA.

"Masih diperiksa," singkatnya.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya diberitakan, Dedi Mulyadi mengaku sudah menelepon Kapolrestabes Bandung Kombes Budi Sartono untuk mengusut kerusakan di Stadion GBLA. Stadion itu diketahui mengalami kerusakan akibat ulah sejumlah oknum bobotoh.

"Saya sudah telepon Kapolrestabes-nya dan timnya sudah bergerak. Jadi nanti dilihat di profilnya, kalau di profilnya ada di KTP kan mudah. Tapi kalau tidak ada, tetap mau dicari," kata Dedi Mulyadi usai rapat paripurna di Gedung DPRD Jabar, Senin (25/5/2025).

Ia mengatakan, ulah sejumlah oknum bobotoh itu telah mencederai karakter dari sesama suporter Persib Bandung. Sebab menurutnya, bobotoh secara keseluruhan harusnya bisa menjaga citra bahwa mereka bukan suporter arogan.

"Karena itu mencederai karakter dari bobotoh. Para pendukung Persib itu kan pendukung cerdas, bukan pendukung emosional," ungkapnya.

"Dan paling utama dari saya adalah, Persib kan identik dengan Jawa Barat. Jawa Barat identik dengan orang Sunda. Jangan sampai terbangun citra bahwa para pendukung kita bukan pendukung yang berpendidikan, tapi pendukung yang arogan. Nah itu kan tindakan kriminal, jadi itu harus ditindak," pungkasnya.

(ral/yum)


Hide Ads